Tak ada salahnya buka puasa dengan sajian sate maranggi dan es campur segar. Di G Town Square, kamu bisa mencicipi sate maranggi unik hingga es campur legendaris ini.
Ngabuburit di pusat kuliner G Town Square, Gading Serpong, kamu bisa menemukan banyak pilihan kuliner. Jika bosan buka puasa dengan makanan yang itu-itu saja, coba cicip sate maranggi yang unik dari gerai Sate Maranggi 77.
Sebelum makan sate maranggi dengan daging yang lembut, kamu bisa membatalkan puasa terlebih dahulu dengan minum es campur yang manis segar racikan Es Campur Sinar Garut Putra Pak Hj.Ucu yang legendaris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sate Maranggi unik dengan pilihan daging Saikoro
![]() |
Menu buka puasa yang bisa menjadi pilihan di G Town Square, Sate Maranggi Mang Ujang 77. Dijajakan di gerobak, sate maranggi di sini istimewa.
Ciri khasnya ada pada pemilihan daging dan bumbu. Berbicara dengan detikFood (09/03), pemiliknya yang bernama Budi mengungkap jika mereka memilih daging dengan kualitas empuk.
"Pertama dari dagingnya. Kita emang pilih daging yang bener-bener berkualitas dan full. Karena beberapa kali saya makan, masalahnya adalah kalau mau makan daging itu alot dan suka nyelip-nyelip. Kalau yang kita pakai yang bener bener empuk," ujarnya.
Di sini sate maranggi tersedia dalam pilihan daging saikoro yang terkenal lembut. Budi mengungkap jika mereka memilih bagian saikoro premium dengan potongan yang full daging sehingga tidak akan hancur ketika dibakar.
"Kita juga pake daging yang gak biasa dipake kayak saikoro. Kalau saikoro kan kita tahu kalau itu cutting yang pake daging premium yang pasti empuk dan gak mengandung lemak atau urat. Bedanya dengan saikoro supermarket, kalau kita cutting sendiri. Kita cutting full daging jadi gak akan hancur. Saikoro disini juga lebih gede," jelas Budi kepada detikFood.
Untuk sate maranggi dengan daging biasa, mereka memilih jenis daging khas dalam. Sementara ayamnya juga diambil bagian yang paling empuk.
"Terus ayam kita ambil bagian yang paling oke. Kalau daging sapi pake has dalam. Sapinya juga dipilih jangan terlalu tua," lanjutnya.
Tak hanya soal kualitas daging, pembedanya juga bisa ditemukan dari bumbu. Warung sate ini menggunakan 7 jenis rempah rahasia dan tambahan gula Jawa. Namun menurut Budi, gula Jawa yang dipakai harus punya karakter tertentu agar bisa menyatu rasanya dengan daging.
"Bumbunya jelas pake rempah Indonesia yang banyak. Ada 7 jenis rempah terus pake gula Jawa, tapi gak bisa sembarangan. Ada karakter tertentu supaya menyatu dengan satenya," ucap Budi.
detikFood mencicipi menu sate maranggi sate saikoro dan sate maranggi daging biasa. Seporsinya terdiri dari 10 tusuk sate dengan potongan daging cukup tebal.
Sate Maranggi Saikoro memang punya tekstur empuk. Namun ketika digigit, dagingnya tidak langsung hancur dan lumer di mulut. Sementara sate maranggi biasa juga punya daging yang tak kalah empuk.
Keduanya pundimarinasi 24 jam sehingga memang bumbu rempah-rempahnya meresap sampai ke bagian dalam daging. Rasasatenya tidak begitu pedas, dengan dominan rasa rempah yang gurih.
Sehari bisa habiskan 700 sampai 1200 tusuk
![]() |
Meskipun pilihan menu dagingnya ada yang premium, namun pemiliknya ingin orang-orang mengenal Sate Maranggi Mang Ujang 77 sebagai kuliner tradisional dengan rasa otentik.
"Kita emang mau branding ini makanan otentik indonesia yang sudah lama dan pasti enak. Semacam heritage gitulah. Terus konsep gerobakan emang sengaja karena kalau sate emang dijual gerobakan. Kita mau konsepnya gerobak Indonesia. Kita branding pengen orang liat sate heritage dari jaman dulu," lanjut Budi.
Dengan mengusung konsep kuliner legendaris zaman dulu namun tetap menghadirkan inovasi menu berbeda, membuat gerai sate ini menarik perhatian pelanggan. Minat pelanggan membuat gerai sate ini bisa menjual 700 sampai 1200 tusuk sate per harinya.
Budi mengungkap, "Kalau tusuknya bisa sampai 1000 kalau weekend. Weekdays biasanya di atas 600 sampai 700. Paling banyak pas weekend sih 1200 an tusuk."
Harga menu satenya beragam, mulai dari Rp 30 ribuan sampai Rp 70 ribuan. Untuk menu termurah yaitu sate maranggi ayam yang dibanderol Rp 35 ribu. Sementara menu termahal sate maranggi saikoro dengan harga Rp 75 ribu per porsinya.
Di halaman selanjutnya ada informasi es campur legendaris di G Town Square untuk buka puasa.
Es teler legendaris dari tahun 1958
![]() |
Sebelum melahap makanan berat, bisa menghilangkan dahaga dengan minum es teler atau es campur di gerai Es Campur Sinar Garut Putra Pak Hj.Ucu yang sudah buka sejak 1958.
Pilihan minuman esnya beragam, mulai dari es campur dan es teler biasa, spesial, es kelapa muda jeruk, hingga es kopyor. Namun menu andalan di sini, es campur dan es teler spesial.
Bedanya dengan es teler atau es campur biasa yaitu dari kelapa yang digunakan. Keistimewaan es campur dan es teler spesial karena pakai kelapa kopyor dengan rasa manis yang enak. Sementara yang biasa hanya menggunakan kelapa muda saja.
Jesi selaku karyawan di tempat ini menjelaskan, "Kalau yang paling favorit es teler sama es campur sih dua-duanya besaing."
Meskipun perbedaannya hanya dari penggunaan jenis kelapa, namun hal tersebut memengaruhi harga satu porsinya. Seporsi es campur dan es teler spesial dihargai Rp 30 sampai Rp 35 ribuan. Untuk menu es campur dan es teler biasa hanya dibanderol sekitar Rp 18 sampai Rp 20 ribuan.
"Iya harganya beda karena spesialnya itu ada kopyornya. Kelapa yang langka dan susah, biasanya ada di Lampung. Jadinya lebih mahal. Pembedanya itu aja sih. Kalau yang biasa pake kelapa muda aja," ucap Jesi.
![]() |
Sayangnya saat detikFood datang ke gerai ini, menu es campur dan es teler mereka sudah tidak tersedia karena kopyornya habis. Akhirnya kami mencoba menu es campur dan es teler biasa beserta es alpukat kopyor.
Dalam semangkuk es teler, isiannya mulai dari alpukat, nangka, kelapa muda, tambahan gula dan susu. Sedangkan es campur punya isian lebih banyak seperti kelapa muda, tape, kolang kaling, cincau dan alpukat.
Keduanya sama-sama menyegarkan dan sangat cocok diseruput saat berbuka puasa. Racikan es di tempat ini punya rasa manis yang pas. Namun jika kamu lebih suka rasa susu yang manis, sepertinya lebih cocok dengan menu es teler dibandingkan es campur.
Sementara untuk menu es alpukat kelapa, alpukatnya manis dengan tekstur buah yang creamy. Es ini semakin nikmat karena dipadukan dengan kelapa muda yang segar. Rasanya pun tidak begitu manis.