Unik! Ada Bakso Daging Tupai di Bali yang Diyakini Kaya Khasiat

Unik! Ada Bakso Daging Tupai di Bali yang Diyakini Kaya Khasiat

Chairul Amri Simabur - detikFood
Senin, 17 Okt 2022 15:00 WIB
Sajian komplit lawar dan bakso tupai (semal) ala warung DUma, Tabanan.
Foto: Chairul Amri Simabur
Jakarta -

Kuliner unik bisa kamu temukan di Warung D'Uma di Tabanan, Bali. Dua menu andalannya, lawar dan bakso berbahan daging tupai. Menu ini diyakini sebagian orang bagus untuk atasi asma dan diabetes.

Menu lawar dan bakso daging tupai ini diperkenalkan pemilik Warung D'Uma, I Komang Adi Saputra (29). Di Bali sendiri, tupai dikenal dengan sebutan semal. Karenanya banyak orang juga menyebut menu ini lawar semal atau calon (bakso) semal.

"Di sini, menu utamanya nasi lawar dan calon semal. Lawarnya pakai daging semal. Calonnya atau baksonya pakai daging semalnya juga," tutur Adi Saputra, Sabtu (15/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk baksonya, Adi Saputra menuturkan, adonannya murni daging. Tidak ada campuran tepung kanji atau terigu di dalamnya.

"Daging semua. Tidak ada campuran tepungnya. Setelah dicincang halus dicampur bumbu dan disimpan semalaman sebelum direbus pada kuahnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: 10 Makanan Khas Bali yang Halal, Ayam Betutu hingga Nasi Campur Enak!

Komang Adi Saputra mengolah lawar semal pada dapur yang ada di warung D'Uma, Tabanan.Kuliner bakso dan lawar unik ini dibuat dari daging tupai. Foto: Chairul Amri Simabur

Untuk rasa, sambungnya, tidak jauh beda dengan lawar pada umumnya. Begitu juga dengan baksonya yang ditemani kuah soto bening.

"Hampir sama seperti daging kelinci. Daging panas. Jadi untuk yang tensian tidak cocok. Tapi banyak juga yang cari," ujarnya.

Meski begitu, menurut Adi Saputra, menu khas yang ia sajikan di warungnya itu banyak juga dicari sebagian orang. Katanya, untuk dipakai obat asma atau diabetes.

"Ini termasuk masakan yang jarang. Tapi ada beberapa orang yang percaya bagus buat asma atau diabetes. Tapi saya belum bisa pastikan. Karena saya bukan peneliti," imbuhnya.

Harga seporsi lawar dan bakso semal ala warung D'Uma yakni Rp 18 ribu. Paket komplit itu terdiri dari sepiring lawar, semangkuk bakso, dan sepiring nasi.

"Tapi kalau ada yang mau beli lawarnya saja bisa. Saya jual Rp 5 ribuan seporsi. Kalau baksonya saja Rp 10 ribuan," imbuhnya.

Baca Juga: Jaen! Ini 5 Nasi Campur Paling Enak di Bali yang Wajib Dicoba

Penampakan Warung D'Uma yang terletak di jalur utama menuju Desa Gadungan dan Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur.Setiap harinya, Warung D'Uma rata-rata menghabiskan 20 ekor daging tupai. Foto: Chairul Amri Simabur

Sehari bisa habiskan 20 ekor tupai

Adi Saputra mengatakan sehari rata-rata ia memerlukan 20 ekor daging tupai. Tapi bila di akhir pekan, ia bisa memerlukan daging hingga 30 ekor.

"Daging semal itu tidak banyak. Daging semal itu ukurannya per ekor. Tiga puluh ekornya itu bisa untuk 50 porsi. Kalau hari biasa saya perlu daging 20 ekor. Kalau Sabtu dan Minggu bisa sampai 30 ekor," bebernya.

Daging tupai itu ia peroleh dengan cara membeli teman-temannya yang suka berburu. Dalam sehari atau dua hari, biasanya akan ada temannya yang membawakan tupai hasil buruan.

"Kadang ada yang bawa sepuluh ekor. Ada saja (pemburu) yang bawa ke sini. Sehari itu bisa beli 60 ekor. Lebihnya saya stok. Sekali beli untuk 30 ekor harganya Rp 150 ribuan," bebernya.

Tertarik mencoba? Lokasi dan jam buka warung D'Uma bisa dilihat selengkapnya di artikel INI.

Baca Juga: Nikmatnya Lawar dan Bakso Tupai, Dipercaya Jadi Obat Asma-Diabetes




(dfl/adr)

Hide Ads