Berawal dari Bekal Buruh, Nasi Jamblang Jadi Makanan Khas Cirebon

Berawal dari Bekal Buruh, Nasi Jamblang Jadi Makanan Khas Cirebon

Tim detikJabar - detikFood
Kamis, 07 Jul 2022 12:45 WIB
Nasi Jamblang Pelabuhan
Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel
Bandung -

Nasi jamblang identik sebagai makanan khas Cirebon. Hidangan nasi plus ragam lauk ini punya sejarah menarik. Berawal dari bekal nasi gratis yang diberikan pengusaha asal Jamblang pada para buruh.

Nasi jamblang tak ubahnya nasi rames atau nasi campur tradisional Indonesia dengan tambahan lauk pauk. Ciri khasnya, nasi jamblang dibungkus daun jati.

Nasi jamblang kini mudah ditemukan di Cirebon. Biasanya rumah makan bakal menawarkan pilihan lauknya secara prasmanan. Semua bisa dipilih sendiri oleh pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menu populernya antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru, semur hati atau daging, perkedel, dan sate kentang. Ada juga pilihan telur dadar, telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu, dan tempe.

Baca Juga: 5 Nasi Rames Nusantara Ini Identik Sebagai Makanan Rakyat Kecil

ADVERTISEMENT

Nasi Jamblang PelabuhanNasi jamblang rupanya memiliki sejarah panjang Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

Nasijamblang rupanya memiliki sejarah panjang. Konon sudah ada sejak era kolonial Belanda.

Dahulu Belanda mendirikan tiga pabrik di kawasan Cirebon. Pabrik gula di wilayah Gempol Palimanan dan Plumbon, serta Pabrik Spiritus di Palimanan.

Pabrik ini menyerap banyak tenaga kerja dari wilayah sekitar dan wilayah lain. Beberapa buruh pabrik berasal dari wilayah yang cukup jauh seperti Sindangjaya, Cisaat, Cimara, Cidahu, Cinaru, Bobos, dan Lokong.

Mereka harus berangkat pagi buta dengan berjalan kaki untuk menuju pabrik. Saat itu mereka kesulitan cari sarapan karena belum ada warung-warung nasi.

Kenapa tidak ada? Masyarakat zaman dulu menganggap menjual nasi merupakan suatu hal yang dilarang atau pamali. Ini dapat dimaklumi karena peredaran uang kala itu masih sedikit.

Iba dengan para buruh, seorang pengusaha pribumi asal kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon yang bernama H. Abdul Latief meminta istrinya Tan Piauw Lun atau akrab disapa Nyonya Pulung untuk menyediakan sedekah makanan.

Nasi Jamblang PelabuhanBentuknya berupa nasi bungkus dan lauk pauk secukupnya Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

Bentuknya berupa nasi bungkus dan lauk pauk secukupnya. Nasi itu dibalut daun jati dan diberikan kepada buruh pabrik.

Berita pemberian sedekah dari Nyonya Pulung rupanya menyebar dengan cepat. Permintaan sarapan bagi buruh pun semakin bertambah banyak.

Baca Juga: Resep Nasi Lengko Khas Cirebon untuk Sarapan Sederhana yang Enak

Para buruh lantas menyadari apa yang mereka makan merupakan sesuatu yang harus dibeli. Untuk mengganti apa yang dimakan, para buruh bersepakat memberikan uang alakadarnya kepada Nyonya Pulung.

Kegiatan itu menjadi cikal bakal usaha warung nasi jamblang Nyonya Pulung. Pada saat itu, lauk pauk nasi jamblang yang diperuntukkan bagi para buruh hanya ada tujuh macam, yakni dendeng laos, kebuk goreng (paru), sambel goreng, tempe goreng, tahu goreng, sayur tahu, dan ikan asin panjelan (cucut).

Nasi Jamblang Ibu NurNasi Jamblang selalu dikemas menggunakan daun jati Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

Saat ini warung Nasi Jamblang Nyonya Pulung berganti nama menjadi Nasi Jamblang Tulen. Kini bisnis turun temurun ini tetap dikelola dan berdiri dengan kesederhanaan dari generasi ke generasi dan menyebar ke seluruh Kota Kabupaten Cirebon.

Mengenai pemilihan daun jati sebagai bungkus nasi jamblang, Nyonya Pulung punya alasan. Selain dari sisi teknis, ada juga pertimbangan dari sisi kesehatan.

Seperti apa fungsi daun jati sebagai pembungkus nasi jamblang? Baca artikel selengkapnya di sini.

Baca Juga: Asal-usul Nasi Jamblang, Kuliner Khas Asal Cirebon




(raf/odi)

Hide Ads