Masyarakat Bugis-Makassar punya banyak makanan tradisional khas. Salah satunya kue yang wajib ada dalam acara syukuran. Namanya onde-onde yang bentuknya serupa klepon khas Jawa.
Onde-onde, kue tradisional khas Bugis-Makassar ini, juga disebut umba-umba oleh masyarakat lokal. Onde-onde punya sejarah panjang. Konon sudah ada sejak abad ke-13 hingga 14.
Onde-onde disukai karena rasanya yang nikmat. Adonan bola-bola yang kenyal ini dibuat dari tepung beras, kemudian diisi serutan gula merah yang lumer. Penyempurnanya adalah parutan kelapa yang memberi rasa gurih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena rasanya yang nikmat, onde-onde juga kerap hadir pada acara ritual syukuran masyarakat Bugis-Makassar karena ada filosofinya. Tersimpan berbagai harapan dan doa melalui kue onde-onde ini.
![]() |
Budayawan Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Firman Saleh mengatakan, "Jadi kue itu bukan dihadirkan saja di dalam sebuah ritual atau acara adat, tapi ada harapan dan doa," ungkap Firman kepada detikSulsel pada Selasa (10/5/2022).
Firman menjelaskan, onde-onde terbuat dari tiga bahan dasar yakni gula merah, tepung beras dan kelapa. Masing-masing bahan tersebut menjadi simbol-simbol tertentu bagi masyarakat Bugis Makassar.
Gula merah disimbolkan sebagai kesukaan, tepung beras simbol dari kekuatan, dan kelapa sebagai simbol kenikmatan. Tiga bahan ini dianggap oleh masyarakat Bugis-Makassar sebagai bahan pokok dalam pembuatan makanan Bugis-Makassar.
"Berbicara simbol atau kesepakatan, bahwa gula itu simbol suka, Tepung beras, beras kan adalah salah satu makanan pokok. Dan dia menjadi simbol kekuatan. Kelapa itu simbol kenikmatan," jelasnya.
Doa dan Harapan di Balik Kenikmatan Onde-onde
![]() |
Kehadiran onde-onde dalam sajian ritual syukuran maupun acara adat di masyarakat Bugis-Makassar menyimpan berbagai doa dan harapan. Di dalam manis dan legitnya onde-onde, tersimpan harapan akan kekuatan, kenikmatan, dan disukai oleh orang lain.
"Onde-onde ini harus ada supaya yang membuat hajatan atau yang melaksanakan ritual atau tradisi maupun pesta adat, dengan adanya itu (Onde-onde) orang akan menyukainya, kemudian selalu ada kekuatan di dalamnya, kemudian selalu merasakan kenikmatan," jelas Firman.
Selain harapan yang tersimpan di dalam bahan-bahan yang digunakan, bentuk onde-onde yang bulat juga menyimpan harapan tersendiri. Bentuk ini menjadi simbol persatuan.
"Kenapa dia bulat, bukan segitiga atau segi empat, karena dia menjadi simbol persatuan. Jadi semuanya menyatu," tambah Firman.
Tidak hanya itu, Firman menambahkan bahwa sebutan lain dari onde-onde, yakni Umba-umba, juga memiliki makna doa. Pada nama tersebut, tersimpan doa meminta kehidupan yang lebih meningkat.
"Onde-onde itu juga disebut juga Umba-umba, artinya muncul atau naik atau meningkat. Harapan atau doa supaya rezekinya bertambah, stratanya dapat ditingkatkan, atau jabatannya lebih meningkat bagi yang melaksanakan hajatan," tutur Firman.
Onde-onde Masuk dalam Deppa Pitu Rupa Sejarah Bugis-Makassar
![]() |
Firman menjelaskan keberadaan onde-onde di tengah masyarakat Bugis-Makassar jauh sebelum Islam masuk, atau sejak abad ke-13 dan 14. Kue tradisional Bugis-Makassar ini bahkan masuk Deppa Pitu atau kue tujuh rupa dalam naskah sejarah Bugis-Makassar.
"Sebelum Islam masuk, masih Animisme, onde-onde itu sudah hadir. Karena diceritakan dalam naskah sejarah dia termasuk dalam deppa pitu," jelas Firman.
Sejarah kuliner masyarakat Bugis-Makassar dalam melakukan ritual menyajikan kue tujuh rupa. Hal itu terbawa pada ritual syukuran hingga saat ini. Kue-kue tersebut berbahan dasar yang hampir sama, yakni gula, tepung beras atau beras ketan, dan kelapa.
Firman mengatakan, awalnya, onde-onde khas Bugis-Makassar ini berwarna putih. Namun, seiring berjalannya waktu banyak varian warna yang bermunculan. Warna hijau cukup populer saat ini.
"Awalnya itu putih karena itu bahan-bahan dari alam. Variannya itu ada warna hijau, merah. Tapi yang lazim itu warna hijau," pungkasnya.
Baca Juga: Filosofi Onde-onde, Kue Wajib Ritual Syukuran Bugis-Makassar Sejak Abad 13-14
Simak Video "Mengenal Chef Agung dan Klepon Butter Cake yang Viral"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)