Selain kastengels, nastar merupakan kue kering yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Kue klasik dengan isian selai nanas ini memang selalu menjadi favorit semua orang.
Maka tak heran jika nastar menjadi suguhan wajib di setiap rumah saat Lebaran tiba. Tak hanya berbentuk bulat, kue nastar juga bisa dikreasikan menjadi lebih kekinian, dengan aneka bentuk mulai dari nastar gulung, bentuk buah, hingga nastar bentuk karakter binatang.
Proses pembuatan nastar bisa dibilang gampang-gampang susah, karena perlu trik dan ketelitian yang tinggi. Jika salah, maka permukaan nastar bisa retak dan hasilnya tidak mulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi kamu yang nggak ingin repot membuatnya sendiri bisa membeli nastar secara online. Salah satunya yaitu Omahmakan. Toko milik Tata Prista Fitrinia melayani pemesanan nastar dengan sistem pre order. Kamu sudah bisa memesannya mulai Rabu 27 April lewat laman Instagram @omahmakan.
Tata mengatakan dalam membuat nastar ia menggunakan bahan premium serta butter wijsman. Teksturnya pun lumer dan lembut di mulut, ditambah isian selai nastarnya juga banyak. Untuk 1 toples nastar dengan berat 500 gr dihargai Rp 170 ribu. Sementara untuk toples berukuran 350 gr harganya Rp 100 ribu.
Selain nastar, tersedia pula aneka kue kering lainnya, mulai dari sagu keju, putri salju, dan kastengels. Tata juga menyediakan paket hampers kue kering, dengan tambahan biaya Rp 30 ribu saja. Jadi, kamu bisa berkirim bingkisan Lebaran untuk keluarga, teman, maupun sanak saudara.
Dikatakan Tata, dirinya hanya membuka pemesanan kue kering pada perayaan tertentu saja, seperti Idul Fitri serta perayaan Imlek.
"(Untuk) kue kering yang hingga saat ini hanya diproduksi 2-3 kali setahun," ujarnya kepada detikcom.
![]() |
Lebih lanjut, ia menjelaskan bisnis kulinernya telah berdiri sejak tahun 2011. Kala itu produk utama yang diproduksi hanya sebatas dimsum dan salad buah.
"Berawal di tahun 2011 membagikan dimsum dan salad buah ke beberapa teman, setelah itu mereka meminta untuk dibuatkan lagi & menjualnya ke mereka. Dari teman, meluas ke tetangga dan temannya teman, namun hanya ada 1-2 pembeli dr masyarakat umum (belum dikenal umum)," paparnya.
Ia menilai pandemi sempat menghambat kelangsungan usahanya. Hal ini karena adanya pembatasan yang membuatnya sulit mendapatkan bahan baku.
"Penjualan menurun dan proses membeli bahan baku pun sulit karena serba terbatas," tuturnya.
Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas membuatnya menyerah. Tata terus berupaya mendorong kemajuan bisnis Omahmakan, misalnya dengan mengikuti program pengembangan usaha 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' persembahan detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.
Tujuannya tidak lain untuk belajar ilmu seputar bisnis kuliner agar usahanya bisa semakin maju dan berkembang, serta meningkatkan pendapatan.
"Menyenangkan karena bisa mendapatkan ilmu baru. (Semoga ke depan saya) dapat menerapkan poin-poin yang di-share di program dengan harapan dapat meningkatkan revenue," tandasnya.
(akd/ega)