Makanan satu ini hanya ada di bulan Ramadhan. Persisnya di kawasan Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kayak apa rasanya?
Makanan tradisional yang dibuat secara turun temurun ini memakai bahan utama ketela (singkong) dan beras ketan. Salah satu pembuat jemunak bisa ditemui di Kampung Karaharjan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan.
Adapun proses membuatnya, pertama, singkong diparut, kemudian beras ketan dikukus sampai setengah matang. Berikutnya, parutan singkong dikukus hingga setengah matang, lalu dicampur dengan beras ketan dan dikukus hingga matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah matang, selagi hangat ditumbuk secara tradisional hingga halus dan lembut. Kemudian dibungkus dengan daun pisang, diberi kelapa parut dan dikucuri saus gula Jawa. Rasa jemunak saat digigit, kenyal, gurih dan manis.
Makanan tradisional ini disajikan untuk berbuka puasa Ramadhan atau untuk camilan. Adapun harga jual per bungkus jemunak Rp 2.500.
"Kami membeli jemunak karena makanan tradisional dan adanya cuma pada saat puasa Ramadhan, jadi unik," kata Sigit Hendriyono (52), salah satu pembeli jemunak saat ditemui di lokasi, Kamis (15/4/2021).
![]() |
Adapun jemunak tersebut, terbuat dari ketela (singkong) dengan beras ketan sehingga rasanya kenyal-kenyal gurih. Jemunak yang dibeli akan dinikmati untuk menu buka puasa.
"Terbuatnya dari ketela dengan beras ketan jadi rasanya kenyal-kenyal enak. Mau buka puasa, 'biasanya makan jemunak yang mani'. Biasanya makan (jemunak) dengan teh hangat," tuturnya.
Jemunak yang dibuat secara turun temurun dilakukan keluarga Mbah Mujilah. Untuk saat ini dilakukan Kasmurah, Ponisih dan dibantu Heru Wiyanta, yang bertugas menumbuk. Ia pun membantu membuat jemunak tersebut sejak tahun 2000.
![]() |
"Saya mulai membuat jemunak sekitar tahun 2000-an menggantikan kakek. Ini sudah turun temurun," kata Heru.
Heru menyebutkan, jemunak berasal dari Bahasa Jawa yakni nemu enak.
"Jemunak artinya nemu enak, jadi bahasa orang dulu bahannya sederhana. Cuma ketela dan dicampur dengan ketan terus dikasih gula Jawa biar rasanya kenyal-kenyal manis," pungkasnya.
(sob/odi)