Sluurp! Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali

Sluurp! Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali

Ragil Ajiyanto - detikFood
Senin, 15 Feb 2021 08:00 WIB
Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali
Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Boyolali -

Banyak varian menu kopi. Para barista pun menciptakan menu baru untuk memanjakan pecinta dan penikmat minuman dari biji kopi ini.

Di Boyolali ada sebuah kedai kopi yang tak hanya sekedar menjual minuman kopi. Tapi di sini juga ada racikan kopi lokal yang merupakan kopi khas daerah setempat.

Kedai itu berada di tengah kampung di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali. Kedai ini dikelola oleh Kelompok Tani Ternak (KTT) Ngudi Utomo, dibawah binaan BUMDes Banyuanyar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas BoyolaliUnik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Ada yang unik dari kedai kopi milik Kelompok Tani tersebut, mereka meracik kopi nangka. Kopi nangka ini juga merupakan kopi andalan kedai yang diberi nama Omah Kopi Ngemplak (Om Koplak) Desa Banyuanyar.

Pengelola Omah Kopi Ngemplak, Eko Budi Suroso, mengatakan kopi nangka ini merupakan kopi unggulan di Desa Banyuanyar. Karena jenis kopi itu saat ini sudah langka, namun masih dibudidayakan masyarakat Desa di kaki Gunung Merbabu tersebut.

ADVERTISEMENT

"Keunikan dari kopi nangka ini adalah dari rasanya. Rasanya ada asamnya, ada manisnya, ada pahitnya dan aromanya itu yang bikin unik, aroma nangka yang khas banget," kata Eko Budi Suroso, di kedai Om Koplak, Desa Banyuanyar, Sabtu (13/2/2021).

Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas BoyolaliUnik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Tak hanya mengandalkan kopi nangka, Budi bersama kelompoknya juga menciptakan menu baru untuk sajian minuman kopi. Dari mengulik menu baru itulah, mereka menemukan kopi dengan rasa dan aroma bir yang kemudian diberi nama kopi bir.

"Awalnya kita ketemu dengan teman-teman, ngulik gimana caranya kita bikin menu kopi baru. Karena kita sudah terjun di kopi, jadi harus bikin menu yang baru di sini. Jadi beda dengan kedai-kedai kopi yang lain," ujar Budi.

Diapun menjelaskan racikan membuat kopi bir tersebut.
"Itu bahannya dari kopi nangka yang dibikin wine dan bunga kopi yang dibikin fermentasi. Biang birnya itu dari dari bunga kopi yang difermentasi untuk menjadi pemanis dari kopi bir ini," jelasnya.

Tak ada campuran minuman bir di kopi bir ini. Namun, ada aroma dan rasa bir. Juga ada busa layaknya bir.

"Yang bikin busanya itu dari es batu dan wine kopi nangka. Jadi keunikan kopi bir ini menghangatkan badan dan juga rasa, taste-nya itu persis mirip bir," imbuh Budi.

Tak hanya itu, pihaknya juga membuat menu dengan memanfaatkan potensi lokal yang diberi nama kopi susu koplak.

"Kopi susu koplak ini SKM-nya (susu kental manis) kita tidak beli, tetapi bikin sendiri dari susu murni dari peternak sapi perah di sini," ungkapnya.

Penikmat kopi sekaligus pegiat pariwisata, Kusworo Rahardian, mengatakan kopi bir di kedai Om Koplak ini memiliki aroma dan cita rasa bir.

"Bagi teman-teman penikmat kopi sekaligus penikmat bir, ini pas. Karena aroma birnya masuk, cita rasa birnya masuk dan pokoknya adalah kopi. Ini layak untuk diangkat menjadi lokal brand yang mendunia," kata Kusworo, saat ngopi di kedai Om Koplak.

Kopi bir ini juga dinilai unik karena benar-benar dari produk olahan pengembangan dari kopi itu sendiri.
"Jadi kreatifitasnya ada dan juga ternyata ya bagus, enak, pas," imbuhnya.

Unik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas BoyolaliUnik dan Semerbak Kopi Nangka dan Kopi Bir Khas Boyolali Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Sementara itu Kepala Desa Banyuanyar, Komarudin, menjelaskan kopi nangka di Desa Banyuanyar ini merupakan kopi yang sudah langka. Ini merupakan kopi peninggalan jaman belanda sejak tahun 1880.

"Ini benar-benar kita budidayakan kepada masyarakat. Selain dalam rangka untuk menuju desa wisata perkebunan khususnya kampung kopi, disisi lain yang paling urgen dalam rangka meningkatkan harga bahan baku kopi masyarakat Banyuanyar," kata Komarudin.

Menurutnya sebelumnya biji kopi dijual langsung ke pasar. Namun sejak dikelola oleh kelompok tani dan dibina BUMDes, harganya juga naik.

"Dulu di pasar itu harganya Rp 19.000 - Rp 20.000 per kilogram, oleh BUMDes dan kelompok tani, kita sudah berani membeli Rp 24.000 - Rp 25.000 per kilogram," tutupnya.




(dvs/odi)

Hide Ads