4. Seberapa Efektif Pengguna Influencer?
![]() |
Dalam penggunaan Media Sosial banyak pelaku usaha kuliner yang mengandalkan influencer. Namun, seberapa efektifkah penggunaan influencer dalam mempromosikan brand?
Arti Biantoro menjelaskan bahwa penggunaan influencer bisa jadi menguntungkan pada tahap-tahap awal untuk pengenalan produk. Namun, kembali lagi bahwa semua tergantung pada produk yang ditawarkan.
"Influencer di sini kan cuma sebagai bintang iklan dari produk tersebut. Nah, tantangannya adalah gimana proses itu terus berjalan. Kadang kita cuma berhenti di influencer," ujar Arto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Arto menegaskan bahwa pelaku usaha kuliner harus mampu mandiri. Bahkan menjadikan brandnya sebagai influencernya sendiri. Dan hal ini juga menjadi tantangan tersendiri.
5. Kecilkan Pasar
![]() |
Ada kesalahan yang tidak disadari kerap dilakukan oleh pelaku usaha kuliner. Kesalahan tersebut adalah memperbesar pasar untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
"Kalau kita punya satu produk, tapi produk kita dikenal di kecamatan kita, berarti bran kita tuh nomor satu di kecamatan itu. Nanti pelan-pelan ke kecamatan yang lain hingga dikenal satu provinsi misalnya," ujar Arto Biantoro.
Namun, kebanyakan pelaku usaha kuliner langsung membangun pasar luas. Padahal tidak mudah untuk mengelola pasar yang luas. Hal tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Baca Juga : Tanpa Sadar Kebiasaan Makan Bisa Dipengaruhi Media Sosial
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)