Sekilas memang agak sulit membedakan es campur Sinar Garut yang asli dan yang bukan. Tapi sang penemu alias H. Ucu membeberkan sejarah dan ciri khas es campur Sinar Garut yang ia rintis sejak tahun 1968 ini.
Pemilik nama lengkap H. Ucu Samsul Arifin ini mengawali usaha es campurnya pada tahun 1968. Sebelumnya, ia membantu sang kakak yang juga berjualan es campur. Namun usaha es campur kakaknya ini tidak memiliki nama.
Setelah merasa menguasai ilmu meracik es campur, H.Ucu mulai membuat usaha es campur sendiri. H. Ucu berjualan di sekitar Jalan Pintu Besi. Usaha ini berjalan lancar dan banyak pembeli yang menyukai es campur buatan H. Ucu.
Setahun berjualan, akhirnya H. Ucu harus pindah lokasi. Ia kembali berjualan di kawasan Jalan Krekot Jaya Molek, Jakarta. Saat itu juga usaha ini belum memiliki nama. Merek Es Campur Sinar Garut baru disisipkan tahun 1970.
"Dulu nggak ada namanya. Pas pindah itu banyak orang cari-cari dan bingung karena belum ada nama. Akhirnya saya kasih nama Sinar Garut. Inspirasinya karena lihat restoran namanya Sinar Medan. Karena saya orang Garut jadi saja Sinar Garut," beber H. Ucu yang masih sangat ingat sejarah usahanya.
Semakin ramai
Foto: Devi S. Lestari/detikFood
|
Semakin ramai
Sejak memiliki nama, es campur racikan H. Ucu semakin ramai. Dalam sehari ia bisa menjual hingga ratusan porsi es campur. Hal inilah yang kemudian dilirik orang untuk ikut berjualan es campur.
Putra H. Ucu, Mang Cecep menceritakan sejak banyaknya yang ikut berjualan dengan nama Sinar Garut akhirnya namanya dibuat jadi Sinar Garut Insan Putra (SGIP). "Mulai banyak yang ikut jualan pakai nama Sinar Garut. Karena banyak yang ikutan akhirnya bapak tambahin nama jadi Sinar Garut Insan Putra."
Baca juga : Es Campur dan Es Teler Sinar Garut Racikan Haji Ucu yang Legendaris
Pindah ke Pecenongan
Foto: Devi S. Lestari/detikFood
|
Pindah ke Pecenongan
H. Ucu memang tak pernah mengalami kejar-kerjaran dengan Satpol PP tapi ia beberapa kali pindah lokasi karena terkena gusuran. Setelah dari kawasan Jaya Molek, H. Ucu pindah lagi ke kawasan Pecenongan.
Di sini usaha es campur ini semakin ramai. Puluhan orang rela antre untuk membeli es campur racikan H. Ucu. Di masa jayanya, dalam sehari H. Ucu bisa menjual ribuan porsi es campur dan es teler.
"Paling dicari itu es campur, orang bilangnya es Garut. Dulu tempat kita lebih besar, sehari bisa habis ribuan porsi, nggak kehitung. Es balok gede itu bisa habis 5-6 balok besar. Yang layanin aja sampai 8 orang, ramai" beber H. Ucu.
Ciri khas es campur Sinar Garut Insan Putra
Foto: Devi S. Lestari/detikFood
|
Ciri khas es campur Sinar Garut Insan Putra
Sekilas es campur ini tak berbeda dengan es campur biasa. Isiannya ada kelapa muda, alpukat, kelapa kopyor, buah atep (kolang-kaling), tape dan cincau.
Sementara pelengkapnya ada sirup gula, susu kental manis dan sirup merah rasa pisang ambon. Menurut H. Ucu, rahasia kelezatan es campur buatannya ini ada pada sirup gula.
"Sirup gulanya itu beda. Pakai gula pasir biasa tapi beda rasanya, susah diungkapkan, itu yang bikin enak. Harus dicoba, pasti beda," beber Mang Cecep, anak dari H. Ucu.
Artis dan pejabat suka es campur
Foto: Devi S. Lestari/detikFood
|
Artis dan pejabat suka es campur
Dari ribuan orang yang mencicip es campur Sinar Garut H. Ucu, banyak juga dari kalangan artis dan pejabat. Beberapa kali kedai sederhananya ini didatangi artis.
"Ayu Azhari itu langganan. Dia dari dulu seneng makan es campur, hampir tiap minggu. Presiden SBY juga senang makan es campur saya. Dulu SBY datang langsung buat beli. Sekarang kadang anak buahnya yang datang, beli dibungkus," beber H. Ucu.
Baca juga : Manis Segar Es Campur yang Masih Eksis dan Disukai Milenial
Usaha dilanjutkan anak
Foto: Devi S. Lestari/detikFood
|
Usaha dilanjutkan anak
Meski masih sehat dan bugar, H. Ucu sudah terbilang berumur. Ia kini menyerahkan usahanya untuk diurus anak-anaknya.
Bapak 12 anak ini menyerahkan usahanya pada anak-anak yang mengurus 6 cabang es campur miliknya. Sekarang H. Ucu dan istri menetap di Garut dan sibuk mengurus pondok pesantrennya.
Kendati demikian, H. Ucu masih sesekali datang ke Jakarta untuk berkunjung ke tempat anaknya. Bahkan pria asli Garut ini masih senang makan es campur.