Di Pasar Modern BSD, ada kuliner nasi gudeg dan liwet khas Solo yang sayang dilewatkan. Sudah dijual 23 tahun, rumah makan kha Jawa ini masih mempertahankan rasa dan kualitasnya.
Pasar Modern BSD bisa dibilang sebagai pasar, sekaligus surganya kuliner. Beragam kuliner menarik bisa ditemui di sini, mulai dari jajanan pasar, jajanan kekinian, bahkan makanan tradisional.
Setelah belanja bahan makanan mentah, kamu bisa menyambangi salah satu tempat makanan tradisional Jawa, Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo. Di sini tersedia hidangan gudeg, nasi liwet, nasi langgi, bahkan selat khas Solo, Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah berjualan lebih dari 20 tahun, warung makan Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo ini pun dikenal masih mempertahankan rasa dan kualitas autentik Solo.
DetikFood berkesempatan menyambangi warung makan ini untuk mencicipi langsung sejumlah kuliner Jawa Tengah yang autentik. Kami juga berbincang dengan salah satu pegawai di sana terkait kondisi bisnis kuliner ini yang sudah berjualan lama.
Detail Informasi (Nama Tempat Makan) | |
Nama Tempat Makan | Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo |
Alamat | Pasar Modern BSD, No. K33A, Jl. Letnan Sutopo, BSD, Serpong, Tangerang Selatan |
No Telp / instagram | 085100615557 / @gudeg_cahsolobsd |
Jam Operasional | Senin-Minggu 06.00 - 14.30 WIB |
Estimasi Harga | Rp 18.000 - 35.000 |
Tipe Kuliner | Kuliner tradisional Jawa |
Fasilitas |
|
Sudah berjualan selama 23 tahun
![]() |
Warung makan Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo menempati bagian dalam Pasar Modern BSD. Meskipun lokasinya agak di dalam, tetapi warung makan mereka masih memikat perhatian banyak pengunjung.
Saat detikFood datang pada pukul 09.45 pagi, memang warungnya masih agak sepi. Namun, tidak lama kemudian, warung makan mereka dipadati oleh pengunjung ibu-ibu beserta rombongannya.
Tampaknya warung makan yang menawarkan kuliner khas Solo ini menjadi salah satu spot makan yang banyak digandrungi. Terlebih bagi mereka yang rindu dengan masakan Jawa.
Salah satu pegawainya mengungkap, Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo telah berdiri selama kurang lebih 23 tahun. Awalnya mereka tidak berjualan di Pasar Modern BSD, tetapi di sebuah terminal.
Sampai akhirnya Pasar Modern BSD buka, Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo pun ikut pindah ke sini pada tahun 2005.
"Kalau dihitung sejak awal sih kurang lebih sekitar 23 tahun. Awalnya kan di terminal dulu, abis itu baru pindah ke Pasar Modern BSD sekitar tahun 2005 lah" ujar Sarno, salah satu pegawai.
Kuliner khas Solo bisa ludes 300 porsi sehari
![]() |
Nasi Gudeg & Liwet Cah Solo menawarkan menu makanan khas Solo yang bisa dibilang cukup komplet. Pegawainya, Sarno juga mengungkap mereka memang asli Solo dan semua hidangan yang ditawarkan dibuat dengan resep autentik.
Jika dilihat dari daftar menu, kurang lebih ada 19 menu utama yang bisa dicoba. Pilihan menu utamanya mulai dari aneka nasi gudeg dengan lauk pilihan, nasi liwet, nasi bogana, nasi langgi, nasi soto ayam, nasi pecel empal, lontong sayur, lontong empal, nasi ayam goreng, nasi krecek, bahkan ada selat solo juga.
Diantara banyaknya menu yang ditawarkan, Sarno mengungkap salah satu yang paling favorit yaitu nasi gudeg dan nasi langgi.
Menjadi salah satu spot tempat makan menarik di Pasar Modern BSD, warung makan ini pun mampu menjual total 300 porsi per hari, termasuk nasi gudeg dan nasi langgi.
Sarno berbicara kepada detikFood (01/11), "Ya kurang lebih 300 porsi lah. Orang-orang seringnya beli nasi gudeg, ya nasi langgi juga."
Cita rasa nasi gudeg dan nasi liwetnya bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
Nasi gudeg Solo dengan sambal krecek yang pedas nagih
![]() |
Penasaran dengan kelezatan makanan di warung Jawa ini, detikFood mencoba menu favorit Nasi Gudeg Komplet (Rp 35.000).
Nasi gudeg ini disajikan di atas piring beralaskan daun pisang. Seporsi nasi sudah dilengkapi lauk gudeg, telur pindang, tahu, ayam opor, dan sambal kreceknya. Dari segi tampilan memang nasi gudegnya terlihat lebih kering dibandingkan nasi gudeg khas Jogja.
Sarno juga menjelaskan, racikan gudeg Solo memang lebih kering. Sedangkan gudeg Jogja lebih basah. Perbedaanya kering dan basahnya terletak pada kuah opor.
"Kalau Jogja basah ada kuahnya. Solo juga ada kuah opornya, tapi gak terlalu banyak kayak Jogja," jelas Sarno.
Cita rasa gudegnya juga cukup berbeda dari Jogja. Gudeg di tempat ini teksturnya lebih kering dan rasanya tidak begitu manis.
Ayam opornya dimasak sampai empuk, dengan kuah yang rasanya cenderung manis hambar dibandingkan gurih. Telur dan tahu nya dimasak dengan bumbu yang serupa dengan opor, rasanya pun tidak begitu manis.
Komponen lauk yang cenderung manis gurih dilengkapi dengan sambal krecek yang pedasnya nagih. Meskipun cukup pedas, tetapi masih tercap rasa manisnya. Kreceknya pun lembut dan tidak ada aroma bau menyengat.
Kalau suka pedas, kamu bisa mencampurkan semua lauk dengan tambahan sambal yang rasanya lebih pedas dari krecek tetapi juga tercap rasa manis yang seimbang.
Setiap komponen gudegnya disajikan dalam porsi yang pas. Namun, untuk sarapan tampaknya seporsi nasi gudeg ini porsinya terlalu banyak.
Nasi liwet dan sate-satean yang tak kalah menarik
![]() |
Selai gudeg, kami juga mencicipi nasi liwet (Rp 24.000). Nasi liwetnya tidak seperti nasi liwet khas Sunda yang berasnya dimasak dengan bumbu tambahan, seperti bawang, daun salam, serai, dan garam.
Nasi liwet khas Solo berupa nasi putih biasa, yang disajikan dengan beberapa lauk. Lauknya lebih sederhana dari gudeg, hanya terdiri dari telur pindang suwiran ayam, sayur labu, dan siraman kuah opor.
Lauk yang lebih sederhana ini membuat cita rasa keseluruhannya menjadi tidak begitu kompleks. Rasanya didominasi dengan gurih dan manis. Tidak ada rasa pedasnya sama sekali.
Uniknya, nasi liwet ini dilengkapi juga dengan putih telur yang sudah dikocok sehingga teksturnya mirip dengan busa. Putih telurnya pun tidak begitu mempengaruhi cita rasa nasi liwet. Rasa putih telurnya hambar saja.
"Nasi Liwet sebenarnya nasinya sih sama. Cuma dia berkuah dari sayur labunya itu. Ada telur pindangnya juga," jelas Sarno kepada detikFood (01/11).
![]() |
Agar cita rasa nasi liwet menjadi lebih kompleks, disarankan untuk memakannya dengan tambahan sate-satean. Mereka punya beberapa jenis sate mulai dari sate paru, sate sayap ayam, hingga ceker ayam.
DetikFood mencoba sate paru (Rp 12.000) dan sate sayap ayamnya (Rp 6.000). Potongan parunya besar dengan bumbu minimalis yang rasanya gurih. Parunya digoreng basah dengan tekstur kenyal dan mudah dikunyah.
Untuk sate saya ayamnya, satu tusuk terdiri dari dua sayap ayam berukuran sedang. Sayap ayamnya diberi bumbu bacem tetapi tidak begitu manis seperti bacem pada umumnya. Manisnya ringan dan daging ayamnya lembut.
(aqr/adr)