Direbus 2 jam dan dicuci 3 kali
![]() |
Untuk mengolah kikil dan uritan, pertama direbus sampai 2 jam. Ibu Ana memilih merebusnya dengan kayu bakar agar lebih hemat sekaligus lebih cepat. Panas dari api kayu bakar juga dinilai lebih konsisten ketimbang dari kompor.
"Pertama direbus dulu, terus dicuci, dipilihin, dirajang, terus digoreng. Dicuci lagi. Cucinya 3 kali. Nggak ada bau atau rasa amis sama sekali," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses masaknya pun lama, bisa sampai berjam-jam. Ibu Ana memilih pakai api kecil supaya tidak gosong.
Dalam sehari, ia menuturkan bisa menghabiskan 15-20 kilogram kikil dan uritan. Sementara cabenya sekitar 7 kilogram, 5 kilogram cabe rawit dan 2 kilogram cabe merah.
Proses masak dilakukan setiap pagi. Setelah Warung Mbok Rip tutup pukul 3 dini hari, ibu Ana dan pegawainya kembali masak pada pagi hari. Mereka mendahulukan uritan dan kikil yang proses pengolahannya panjang.
Ayam goreng serundeng dan sate bakso yang sedap
![]() |
Selain sego kikil dan uritan, detikfood juga sempat mencoba ayam goreng serundeng disini. Cita rasanya ternyata tak kalah nikmat dengan bumbu gurih meresap sampai ke daging.
Tekstur ayam gorengnya pun puaskan selera dimana bagian luarnya cukup garing, sementara dalamnya empuk. Tambahan serundeng yang gurih menyempurnakan rasanya.
Untuk sate-satean seperti di angkringan, Warung Mbok Rip menawarkannya seharga Rp 4.000 hingga Rp 6.000. Kami mencicipi sate telur puyuh dan sate bakso yang berbalut sambal.
Huahh! Rasa pedasnya ternyata juga kuat dengan sentuhan sedikit gurih manis yang memanjakan selera. Pencinta pedas layak mencoba menu-menu di sini karena dijamin bisa bikin semangat makan bertambah dan keringat bercucuran!
Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com
(adr/odi)