Sudah berjualan dari tahun 1982 gultik Pak Agus Budi selalu diserbu anak-anak muda. Silih berganti mereka mengisi perut di sana hingga lintas generasi.
Gulai tikungan atau Gultik sudah menjadi makanan ikonik di Jakarta Selatan. Makanan yang berasal dari Jawa Tengah ini, jadi kuliner kaki lima ternama di perempatan Mahakam, Blok M, Bulungan dan sekitarnya.
Ciri khas Gultik, semua pedagang menjajakan jualannya menggunakan pikulan sederhana. Lengkap dengan kursi-kursi plastik untuk pembeli makan di tempat. Beberapa sering makan di mobil. Harganya murah sekitar Rp 10 ribu saja dengan porsi yang minimalis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terhitung lebih dari 30 penjual gultik yang tersebar di daerah Blok M ini. Hal ini makin mengukuhnya istilah 'tikungan'. Salah satu nya yang paling laris adalah Gulai Tikungan Pak Agus Budi.
Gultik yang satu ini sudah berjualan sejak tahun 1982, berarti sudah berdiri sejak awal penjual Gultik di Blok M masih sepi dan belum seramai sekarang.
Apa keistimewaan Gultik Agus Budi ini?
Baca Juga: Meski di Tikungan, Gule Enak Ini Masih Eksis Hingga Kini" selengkapnya
1. Gultik Legendaris dari Tahun 1982
![]() |
Ada puluhan penjual gultik dengan tampilan yang sama, nyaris tidak ada bedanya. Tapi dari sekian banyak yang berjualan gultik di daerah Blok M, salah satu yang paling laris bisa dibilang Gultik Pak Agus Budi.
Gultik Pak Agus Budi ini memiliki rating nyaris sempurna di Google Reviews. Dengan ulasan sudah mencapai 2,4 ribu. Patokannya, Gultik Pak Agus Budi berjualan persis depan perempatan Blok M Plaza, di bawah lambang Matahari.
Pak Ade dan Pak Dedi selaku karyawan di Gultik Pak Agus Budi, menjelaskan bahwa Pak Agus Budi yang sudah tua, sekarang hanya mengawasi proses masak gultik di rumah. Namun yang berjualan adalah karyawannya.
"Kalau bahas sejarahnya, penjual gultik ini mulai banyak di Blok M sejak tahun 1980an. Karena di era itu, Blok M dan sekitarnya ini jadi pusat tongkrongan anak-anak muda pada masanya. Dulu kan masih jarang kafe-kafe seperti sekarang. Selain itu daerah sini, dikelilingi oleh banyak sekolah. Jadi makanan gultik ini dijadikan lah makanan kaki lima, yang terjangkau, enak dan pas buat jadi tempat nongkrong," tutur Pak Ade ke detikFood dengan ramah (15/07).
2.Cita Rasa Gultik Pak Agus Budi
![]() |
"Di sini yang jualan gultik itu puluhan, dan letaknya itu berdekatan alias berjejer. Jadi kita sebagai penjual harus aktif menawarkan dagangan kita ke calon pembeli yang lagi bingung mau makan gultik di mana," jelas Pak Ade.
Menurut Pak Ade, selain keterampilan marketing 'jemput bola' yang menawari calon pembeli langsung. Pak Ade juga menjamin bahwa rasa Gultik Pak Agus Budi ini berbeda dari yang lainnya.
"Ini gultik sudah ada dari tahun 1982. Pelanggannya pun banyak dari anak-anak muda sampai yang sudah tua. Menurut testimoni mereka, rasa Gultik di sini itu beda dengan Gultik lainnya, rempah dan bumbunya itu lebih terasa, lebih 'ngikat' gitu bahasanya," ungkap Pak Ade yang sudah menjadi karyawan Pak Agus Budi sejak 4 tahun yang lalu.
3. Menu yang Ditawarkan
![]() |
Kalau di Gultik Pak Agus Budi, potongan daging yang digunakan adalah bagian has dalam, yang tanpa lemak. Tapi mereka juga pakai potongan daging berlemak atau sandung lamur, untuk pembeli yang suka daging berlemak.
"Kalau dari segi resep kita di sini pakai aneka rempah. Terus santannya juga dipilih yang kualitas kelapanya bagus. Salah satu rempah wajib itu ada kunyit, lengkuas, sereh, pakai daun salam juga. Terus proses masak gulai ini sampai 3 jam. Jadi kita masak jam 1 siang, buat dibawa jualan jam 4 sore, jadi memang gulainya itu masih fresh," tutut Pak Dedi, yang bertugas meracik pesanan pembeli.
![]() |
Untuk menu nasi gulai campur, harganya Rp 10.000. Sudah dapat 6-7 potong daging sapi. Sementara untuk menu nasi gulai yang dipisah, harganya lebih mahal sekitar Rp 20.000 tapi dari segi porsi nasi dan potongan daging gulai jauh lebih banyak.
4. Rasa Enak Gultik Pak Agus Budi
![]() |
Rasa yang ditawarkan Gultik Pak Agus Budi memang lebih pekat bumbu gulenya. Rasa kuah gultiknya memang tidak terlalu asin, tapi lebih dominan ke paduan bumbu gule Jawa, santan dan kaldu sapi yang legit jadi satu.
Potongan dagingnya cukup unik, karena teksturnya ini lebih ke garing karena irisannya tipis dan sudah direbus berjam-jam dengan kuah gulai. Tapi di situ lah ciri khasnya.
Selain menu gultik, hampir setiap penjual menyediakan menu sate-satean seharga Rp 5 ribu per tusuk. Termasuk di Gultik Pak Agus Budi, semua sate di sini dibuat sendiri. Ada sate kulit ayam, usus ayam, ati ampela, bakso hingga telur puyuh.
5. Buka Setiap Hari
![]() |
Menurut Pak Dedi dan Pak Ade, setiap harinya mereka bisa menjual lebih dari 200 porsi gultik. Mereka buka dari jam 4 sore hingga jam 3 pagi. Tapi biasanya jam 12 malam pun semua dagangan sudah ludes terjual.
"Paling ramai itu akhir pekan, biasanya jam 7 malam anak-anak muda sudah datang silih berganti. Kita buka setiap hari tidak ada liburnya," pungkas Pak Dedi, yang menyebut bahwa pikulan gultik ini sering disewa untuk berbagai acara di Mabes Polri.
Bagi yang minat untuk mencicipi gultik Pak Agus Budi, lokasinya berada tepat di depan Blok M Plaza. Tak jauh dari plang JL. Bulungan. Siapkan uang tunai, karena belum tersedia pembayaran digital di sini.
Baca Juga: Lamak Bana! Gulai Ikan Kakap dan Rendang di Dekat Halte Pasar Muara Karang" selengkapnya
Gultik Blok M Plaza Pak Agus Budi
JL. Bulungan No. 40.
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Jam Buka: 16.00 - 03.00.
Telepon: 085712600901
Simak Video "Video: Blok M Ramai di Hari Kedua Lebaran, Antrean Kuliner Mengular"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)