Tak hanya di restoran bintang lima, makanan Jepang juga tersedia di warung tenda kaki lima. Seperti di Jejepangan yang menawarkan chicken katsu ukuran jumbo.
Jepang tak pernah salah soal kuliner. Kepopuleran kuliner khas Jepang bahkan sampai mendunia. Di Indonesia pun banyak tempat-tempat kuliner yang menawarkan aneka makanan khas Jepang.
Mulai dari restoran bintang lima hingga warung tenda kaki lima. Seperti yang sedang populer di kalangan foodies, warung makan Jepang kaki lima bernama Jejepangan di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warung tenda Jejepangan tersebut merupakan milik dua pria yang merupakan mantan Abang None Jakarta. Mereka adalah Reviansyah dan Nugroho Ramadhan.
Berawal dari kecintaannya pada kuliner Jepang, kini mereka sukses mendirikan warung tenda Jejepangan yang sering diantre pembeli. DetikFood pun tak mau ketinggalan untuk mencicipi menu makanannya.
1. Didirikan oleh Mantan Abang None
![]() |
Jejepangan ini berdiri pada bulan April 2021. Kepada detikcom Reviansyah selaku pemilik Jejepangan mengatakan kalau bisnis kulinernya tersebut dijalankan berdua bersama rekannya yang bernama Nugroho Ramadhan.
Mereka berdua merupakan kawan saat masih menjadi Abang None Jakarta Selatan pada 2019 lalu. Setelah menjadi Abang None, Reviansyah sempat bekerja di perkantoran.
Sementara Nugroho atau yang akrab disapa Nugi melanjutkan pendidikan di sekolah pilot. Pada Januari 2021 lalu, mereka kemudian memutuskan untuk membuka bisnis kuliner yang diberi nama Jejepangan ini.
![]() |
"Jadi partner aku lulusan pilot, tapi kan sekarang kan lagi pandemi, jadi penerbangan mati. Akhirnya survive lah dengan membuka Jejepangan," ujar Revinsyah pada detikcom (18/08).
Baca Juga: 5 Warung Tenda Ini Punya Donburi dan Teriyaki Enak
2. Terinspirasi dari Makanan Favorit
![]() |
Butuh waktu untuk mereka bisa mendirikan bisnis kuliner berupa warung tenda. Reviansyah menuturkan bahwa persiapan yang dilakukan untuk bisnis kulinernya ini menghabiskan waktu selama 4 bulan.
Lebih lanjut, Reviansyah juga menceritakan bahwa alasan dirinya dan rekannya menawarkan makanan Jepang pada bisnis kulinernya karena mereka berdua merupakan penggemar makanan Jepang.
"Kita tuh sama-sama suka makanan Jepang baik yang ada di restoran atau di kaki lima. Jepang tuh unik soal culturenya dan semuanya," tutur Reviansyah.
Warung tenda Jejepangan ini juga didesain dengan gaya Jepang yang kental. Berupa gerobakan yang dihiasi dengan lampion-lampion berwarna merah seperti di Jepang.
3. Resep Belajar dari Chef Kapal Pesiar
![]() |
Meskipun tidak memiliki background memasak, tetapi Reviansyah dan Nugi berhasil membuktikan kesuksesannya dalam menjalani bisnis kuliner. Untuk menu yang ditawarkan,Revi dan Nugi sendiri yang menentukan.
Sementara untuk resep masakannya, Revi menyebut kalau dirinya belajar banyak dari omnya yang merupakan seorang chef di kapal pesiar yang mengarah dari Malaysia hingga ke Jepang.
"Jadi resep diajarin sama om, dia chef di kapal pesiar. Nah, tapi dari situ aku sama Nugi kulik lagi dan kita sesuaikan dengan kearifan lokal," tutur Revi.
Misalnya seperti saus teriyaki yang dibuat lebih manis dari yang ada Jepang. Mengingat kebanyakan orang Indonesia menyukai makanan yang manis.
Semua menu dan bumbu-bumbu yang digunakan di Jejepangan adalah homemade. Berbeda dengan restoran-restoran yang justru menggunakan bumbu instan.
"Seperti mayonaise, kita bikin sendiri. Untuk membuatnya itu butuh waktu 2 sampai 3 jam," ujar Revi.
4. Chicken Katsu Jumbo jadi Menu Andalan
![]() |
Ada banyak menu yang yang ditawarkan oleh Jejepangan. Salah satu yang menjadi andalan adalah menu Chicken Katsu (Rp 37.000). Chicken di sini berbeda dengan tempat lainnya karena ukurannya yang jumbo.
Saking jumbonya bahkan sampai penuh menutupi permukaan piring. Chicken katsu tersebut kemudian dipotong kecil-kecil. Kemudian disajikan dengan salad yang terbuat dari irisan kol, wortel, selada dan mayonnaise.
Tekstur chicken katsunya renyah di bagian kulit luar, dan juicy pada daging ayam di dalamnya. Daging ayamnya juga tebal bahkan lebih tebal dari kulit luarnya.
Selain itu, kamu juga mencicipi menu Chicken Teppanyaki (Rp 37.000). Daging ayamnya digoreng dengan adonan tepung, tetapi bukan tepung panir. Bagian dalam daging ayamnya juicy dan sausnya terasa pas gurih manisnya.
![]() |
Satu porsi Chicken Teppanyaki disajikan dengan salad dan yasaiitame atautumisan taoge khas Jepang. Di dalam tumisan taogenya juga ada daging ayam yang tebal.
Untuk menu pendamping kami memesan Ebi Tempura (Rp 32.000). Satu porsinya berisi 5 ebi tempura, lalu disajikan dengan salad mayonnaise dan saus teriyaki.
Ebi tempuranya benar-benar panjang dan daging udangnya terasa segar. Sementara rasa saus teriyakinya terasa manis legit madu yang pas jadi cocolan ebi tempura.
Selama masih dalam masak PPKM ini, warung Jejepangan tetap buka setiap hari. Jam bukanya mulai dari 17.30 hingga 00.00 WIB. Hanya saja, batas waktu untuk bisa dine in sampai pukul 20.00 WIB.
Selebihnya, warung tetap bisa untuk melayani pemesanan take away, online atau pelanggan yang ingin makan di mobil. Selain itu, pelanggan juga bisa makan di taman depan warung tenda Jejepangan.
Jejepangan
Jalan Gandaria Tengah II No.1
Kramat Pela, Jakarta Selatan
Telepon: +62 813-9379-3799
Jam buka: 17.30 - 00.00
Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Jepang yang Paling Disukai Orang Asing
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)