Kawasan Cipete, Jakarta Selatan identik dengan kafe dan tempat makan kekinian. Ternyata ada kedai teh dengan racikan unik yang menarik untuk dicoba.
Kawasan Jakarta Selatan seolah memanjakan para penduduk dan pengunjungnya dengan tempat-tempat kekinian untuk hangout. Misalnya di kawasan Cipete yang kini dipenuhi oleh kafe hingga restoran populer.
Ternyata masih di kawasan yang sama, ada sebuah kedai teh dengan gaya yang berbeda dari kafe-kafe lainnya. Jika kafe lebih banyak menawarkan racikan es kopi susu atau dessert, di sini kamu bisa menikmati racikan teh Nusantara yang hangat dan menyegarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya lagi, teh yang dihadirkan tak hanya jenis teh single origin saja. Ada infused teh hingga teh artisan yang berasal dari perpaduan bahan-bahan lokal terbaik.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | Tanagaia |
Alamat | Jalan Asem Dua, Cipete Selatan, Cipete, Jaarta Selatan |
Instagram | tanagaia.id |
Jam Operasional | Setiap hari, 10.00 - 22.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 30.000 - Rp 65.000 |
Tipe Kuliner | Kedai teh |
Fasilitas |
|
Konsep Tea Bar yang Nyaman
Berbeda dengan kedai teh lainnya, Tanagaia menempati salah satu sisi dari sebuah restoran bergaya Aceh di kawasan Cipete. Namun ruang yang tak terlalu besar itu berhasil disulap menjadi tea bar yang nyaman juga menenangkan.
Jika memilih duduk di meja bar, terdapat 6 kursi tinggi di mana pemandangan yang disuguhkan adalah deretan kemasan-kemasan teh yang warna-warni. Tanagaia sendiri mengenalkan produknya sebagai heritage tea spesialis yang artinya memiliki menu-menu teh pusaka sebagai andalannya.
Dengan duduk di bagian barnya para pengunjung tak hanya dapat melihat langsung proses penyeduhan. Ada tea brewer yang siap diajak berbincang hingga menjawab semua pertanyaan atas rasa penasaran terhadap teh yang disajikan.
Saat ini ada 10 jenis teh yang dapat dipesan para pengunjung Tanagaia. Agar tak salah pilih, para pengunjung juga boleh mengendus atau sniffing aroma teh untuk mengenali rasa yang akan dinikmati.
![]() |
Metode Penyeduhan yang Efektif
Tanagaia memiliki metode penyeduhan yang berbeda dari cara menyeduh teh di kedai-kedai teh lainnya. Tanagaia tidak menggunakan teko yang merendam daun teh bersamaan dengan air seduhannya.
Setelah pengunjung menentukan jenis teh yang diinginkan, tea brewer akan mengambil 3 gram teh untuk dimasukkan ke dalam cangkir transparan. Kemudian air panas dengan suhu yang sudah disesuaikan oleh jenis tehnya dituangkan sebanyak 250 mililiter.
Ternyata penggunaan cangkir seduh daripada teko seduh dimaksudkan untuk mengekstrak teh lebih efektif. Cangkir seduh memiliki ruang yang lebih besar untuk teh mengembang sehingga rasa dan aroma yang dikeluarkan akan lebih maksimal, dibandingkan dengan teko seduh.
Setelah diseduh selama 4-10 menit teh kemudian akan disaring ke dalam teko saji. Untuk menikmati aromanya terlebih dahulu, pengunjung bisa menutup bagian atas teh dengan cangkir kecil untuk mengumpulkan uapnya. Dari uap tersebut aroma asli teh setelah diseduh dapat dinikmati dengan maksimal.
![]() |
Teh Murni dari Produsen Lokal
Tanagaia tampaknya menyadari kekayaan alam Indonesia terutama dari para penghasil eh dan rempah-rempah. Semua menu yang tertulis pada buku menunya dijelaskan asal daerah bahan-bahan yang digunakan.
Mayoritas teh yang digunakan berasal dari Jawa Barat. Selain daun teh, ada juga beberapa rempah yang digunakan untuk meracik teh yang diambil dari daerah asli rempah-rempah tersebut.
Misalnya pada menu teh artisan Bandapala, ada penambahan kembang pala di dalam tehnya. Mengingat kembang pala terbaik tumbuh di Pulau Banda, Maluku, maka sumber dari kembang pala yang digunakan pun sengaja didatangkan langsung dari Maluku.
Ada infused tea hingga teh artisan yang unik di halaman selanjutnya.
![]() |
Teh Putih yang Pekat Rasanya
Untuk mencicipi kualitas teh murni yang disajikan, kami memesan teh putih bernama Pucuk Perak Tanah Jawa yang didatangkan dari Jawa Barat. Segelas teh putih atau white tea yang kami pesan harga Rp 65.000 dan dapat diisi ulang sebanyak 2 kali dengan seduhan 250 mililiter air panas setiap seduhannya.
Teh putih yang juga dikenal sebagai silver needle punya karakteristik yang unik ketika diseduh sebagai penanda kualitas tehnya. Ciri teh putih dengan kualitas yang baik adalah daun tehnya akan berdiri tegak seperti jarum ketika diseduh.
Biasanya rasa teh putih cenderung lebih ringan. Tetapi kami mencicipi teh putih yang lebih kuat rasanya, dengan sentuhan manis mirip buah leci, dan selintas aroma melati saat disesap pertama kali. Perpaduan aroma dan rasanya cocok untuk diminum saat sore hari untuk menenangkan pikiran.
Infused Tea dengan Bunga Cempaka
![]() |
Selain tehnya yang murni tanpa campuran, Tanagaia juga menawarkan menu teh yang telah diinfusi bahan-bahan tertentu. Menu bernama Champaca menarik perhatian karena menggunakan teh hitam asal Cianjur dan memasukkan aroma serta rasa bunga cempaka ke dalam racikannya.
Segelas teh Champaca ini dibanderol dengan harga Rp 38.000. Sesaat setelah diseduh dan disajikan oleh tea brewer aroma perpaduan teh hitam dengan bunga cempaka yang lembut akan masuk ke hidung.
Ketika disesap pertama kali ada rasa manis alami yang datang dari nektar bunga cempaka. Karena dipadukan dengan teh hitam sehingga rasa tehnya akan lebih pekat dan tidak kalah dengan sentuhan aroma dan rasa bunga cempaka yang ditambahkan.
Racikan Teh Artisan Berempah yang Unik
![]() |
Salah satu menu teh yang paling unik yang dimiliki oleh Tanagaian bernama Tobaliman. Jika biasa andaliman dari Sumatera Utara lebih awam digunakan sebagai racikan makanan berupa sambal, di sini andaliman diseduh bersamaan dengan teh.
Tobaliman sendiri dibanderol seharga Rp 45.000 per gelasnya. Bahan dasarnya menggunakan teh hitam dari Sumatera Utara dan andaliman yang didatangkan dari Toba.
Pada teh artisan ini bahan yang digunakan juga lebih banyak sehingga hasil rasa dan aromanya lebih kaya. Ada andaliman, kecombrang, jeruk shantang, cengkeh, hingga bunga lawang. Ketika diendus kamu akan mendapatkan aroma hangat berempah dari teh ini.
Saat menyesap andaliman pertama-tama lidah akan dibuat kebingungan terlebih dahulu. Setelah tehnya menyebar ke seluruh rongga mulut baru terasa sentuhan kecombrang, cengkeh, hingga andalimannya.
Sensasi hangat yang didatangkan dari andaliman berbeda jauh dengan ketika minum jahe. Hangatnya lebih lembut dan tidak meninggalkan kesan pahit pada pangkal tenggorokan.
Teh ini cocok untuk dinikmati saat pagi atau sore hari. Agar lebih komplet ada juga camilan yang dapat dipesan untuk menemani waktu minum teh.
Kami mencoba memesan pisang goreng kaya seharga Rp 25.000. Pisang kepok yang manis dan matang sempurna memberikan tekstur yang manis lembut di dalam tetapi renyah di luar. Menu ini salah satu yang cocok untuk memberikan rasa manis alami saat menikmati teh artisan yang disajikan tanpa gula.
Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.
(dfl/odi)