Ada beberapa bakery asal Bali yang buka di Jakarta kini populer menyajikan croissant enak. Mencicipi croissant dari tiga tempat berbeda, ternyata ini juaranya!
Croissant kini menjadi sajian pastry yang tengah populer dan banyak digemari. Ternyata dibalik renyahnya croissant aja sejarah dan perjalanan panjang hingga membuatnya melanglang buana ke seluruh penjuru dunia.
Mengutip Smithsonian Magazine, croissant rupanya terinspirasi dari kipfel yaitu suatu hidangan pastry asal Austria yang berbentuk bulan sabit. Awaknya kipfel ini dibuat dengan banyak mentega atau lemak babi serta ditambahkan gula dan almond.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya croissant dengan cara pembuatan yang berbeda dikembangkan di Perancis dengan menggunakan puffed pastry. Croissant kini populer di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia.
Tak hanya bakery dan pastry yang berasal dari luar negeri saja, ada beberapa bakery dan pastry lokal yang populer dengan sajian croissantnya. Kami mencicipi tiga croissant plain dan almond croissant dari tempat yang berbeda, mana ya yang lebih enak?
Perbedaan bentuk croissant
Memilih tiga bakery populer, detikfood menyambangi Braud, Butterman dan Monsieur Spoon. Pada ketiga bakery ini kami memesan menu yang sama untuk dibandingkan yaitu plain croissant dan almond croissant.
Ketiganya memiliki tekstur yang sangat berbeda antara satu dan yang lainnya. Seolah memiliki ciri khasnya masing-masing, ada yang berbentuk lebih mirip dengan keong hingga yang berbentuk bulan sabit dengan sempurna.
Pada croissant yang kami cicipi di Braud, Jalan Senopati No.36, Jakarta Selatan. Bentuk croissant plain yang disajikan lebih lurus dan tidak menyerupai bulan sabit dengan lipatan yang simetris.
Sedangkan pada bakery bernama Butterman di Jalan Cikatomas 1, Senopati, Jakarta Selatan bentuknya hampir mirip dengan croissant di Braud hanya saja lebih tinggi pada lipatan di bagian tengah. Ukuran croissant pada Butterman lebih menggembung ke atas dan tidak memanjang.
Pada bakery lainnya yaitu Monsieur Spoon yang kami kunjungi di Mall Kota Kasablanka, bentuk croissantnya berbeda dari dua tempat sebelumnya. Croissant yang disajikan oleh Monsieur Spoon bentuknya mirip bulan sabit dengan dua ekor kecil yang menekuk ke bagian dalam.
![]() |
Warna dan tekstur
Secara warna, ketiga croissant ini tidak jauh berbeda. Braud memiliki warna kecokelatan yang lebih merata bahkan bagia bagian lipatannya sekalipun.
Braud memiliki tekstur yang renyah, flaky dan tidak terlalu kering. Teksturnya yang flaky ini membuat croissant yang disajikan Braud mudah hancur ketika dipotong sehingga harus dipotong perlahan jika ingin hasilnya sempurna.
Berbeda dengan Butterman yang warna kecokelatannya tidak merata. Pada sisi-sisi yang lebih menonjol, warna croissant Butterman lebih cokelat gelap dan cokelat muda pada bagian yang terlipat ke dalam.
Selain warnanya yang cokelat tak merata, Butterman memiliki tekstur yang kering dan sangat flaky. Croissantnya sangat rentan saat dipotong dan akan dengan mudahnya hancur walaupun dipotong secara perlahan.
Perbandingan croissant yang ketiga ada pada Monsieur Spoon yang warnanya cokelat muda dan merata. Tekstur croissant Monsieur Spoon renyah dan flaky tetapi lebih kokoh dan tidak mudah hancur saat diberi tekanan ketika dipotong.
Rongga dan rasa croissant plain
Sewajarnya croissant tanpa isian, pada croissant yang plain seharusnya terasa buttery atau rasa mentega yang kuat. Pada ketiga croissant yang kami cicipi, semua memiliki ciri khas rasanya masing-masing.
Untuk croissant buatan Braud rasanya sedikit manis tetapi tetap ada rasa buttery pada adonannya. Croissant ini cocok untuk penggemar makanan yang tak ingin terlalu hambar dan tetap ingin ada sentuhan manis.
Rongga menyerupai sarang lebah pada Braud tampak mengembang dengan sempurna dengan ukuran rongga yang cukup besar. Adonan bagian dalamnya juga tetap terasa legit.
Pada croissant buatan Butterman rasanya lebih manis manis dan tipis rasa butterynya. Bagian luarnya croissantnya terasa seperti karamel dan akan lebih cocok untuk penggemar makanan dengan rasa manis.
Rongga pada croissant Butterman juga mengembang sempurna, hanya saja bentuk rongganya lebih memanjang tidak bulat seperti sarang lebah. Selain menghasilkan rongga yang berbeda bentuknya, teksturnya juga lebih legit hingga mendekati lapisan luarnya.
Selanjutnya ada croissant dari Monsieur Spoon yang memiliki rongga dengan ukuran besar. Bagian tengahnya seolah benar-benar mengembang dan hanya meninggalkan lapisan adonan yang sangat tipis di tengahnya.
Rasa croissant Monsieur Spoon ini sangat buttery dan hanya sedikit rasa manis pada bagian luarnya saja. Croissant yang satu ini lebih cocok untuk orang-orang yang tak terlalu suka manis.
![]() |
Perbedaan croissant almond
Selain menu croissant plainnya, ketiga tempat ini juga terkenal dengan croissant almond yang manis legit. Tentunya tetap ada perbedaan antara croissant yang disajikan di tiga tempat ini.
Braud memiliki almond croissant yang lebih pipih dengan topping potongan almond yang melimpah dan taburan gula halus yang banyak. Isian krim almondnya juga melimpah dan memadati croissant dengan rasa manis yang berada pada level tengah-tengah.
Sedangkan untuk Butterman, topping potongan almond dan taburan gulanya benar-benar melimpah dan menutupi seluruh bagian croissant. Isian krim almondnya sangat padat dengan rasanya yang manis sehingga akan cepat mengenyangkan.
Berbeda dengan ketiganya, almond croissant milik Monsieur Spoon hanya diberi topping potongan almond di bagian tengahnya saja. Isian krim almondnya tak terlalu banyak di dalam tetapi cukup untuk memberikan rasa krim almond yang merata.
Ketiga croissant dari tempat yang berbeda ini memiliki ciri khas yang unik dan bisa dipilih sesuai dengan selera masing-masing. Jadi, kamu pilih croissant yang mana?
(dfl/odi)