Kawisari: Sedapnya Nasi Jagung Tompoh ala Perkebunan Kopi Blitar

Kawisari: Sedapnya Nasi Jagung Tompoh ala Perkebunan Kopi Blitar

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Rabu, 03 Agu 2022 12:00 WIB
Kawisari: Sedapnya Nasi Jagung Tompoh ala Perkebunan Kopi Blitar
Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Jakarta -

Kafe di Kebon Sirih, Jakarta Pusat ini menghadirkan cerita dari perkebunan kopi tertua di Blitar sejak 1870. Menunya mirip ketika masyarakat merayakan panen kopi. Ada nasi jagung tompoh hingga serabi pandan yang nikmat.

Di tengah gempuran tren makanan modern, makanan tradisional selalu punya tempat tersendiri di hati orang Indonesia. Beragam kafe dan restoran dengan menu tradisional pun tak pernah sepi.

Tak sedikit di antara kafe itu datang dengan cerita istimewa, seperti yang disuguhkan Kawisari Cafe & Eatery. Ketika masuk, tamu sudah dibuat penasaran dengan tulisan 'Sejak 1870' di bagian depan kafe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun tersebut rupanya merujuk pada kehadiran perkebunan kopi tertua di Blitar yang menjadi inspirasi Kawisari. Kafe di bawah naungan Tugu Group ini hadir membawa cerita dari perkebunan tersebut.

Begitu masuk, kamu bakal melihat pernak-pernik bernuansa kopi, termasuk lukisan besar yang menggambarkan suasana perkebunan di sana. Para pramusaji bahkan pakai seragam yang mirip petani kopi!

ADVERTISEMENT

Kawisari terdiri dari 2 lantai dengan area bersantap lebih banyak di bagian atas. Ada juga area outdoor di dekat pintu masuk dan area rooftop di lantai dua.

Perkebunan kopi sejak 1870 di Blitar

Kawisari: Sedapnya Nasi Jagung Tompoh ala Perkebunan Kopi BlitarSalah satu spot bersantap di lantai 1 Kawisari. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Kepada detikfood (27/7), Julie Nursanti selaku Duty Manager Kawisari Coffee menjelaskan, "Konsep Kawisari itu membawa semuanya dari perkebunan kopi ke ibu kota. Perkebunan kita ada di Blitar, Jawa Timur. Perkebunan ini merupakan perkebunan kopi yang tertua di Jawa Timur, dari tahun 1870."

Hasil utama perkebunan kopi tersebut adalah Robusta mengingat tempatnya tidak terlalu tinggi, sekitar 600-1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Mengenai luasnya mencapai 800 hingga 1.000 hektar.

Meski begitu ada juga kopi Arabica yang dihasilkan di sana. Kawisari lalu membuat premium blend dari Robusta dan Arabica tersebut yang kemudian dikreasikan jadi minuman kopi di kafe.

Kemunculan perkebunan kopi ini tak lepas dari sejarahnya yang menarik. Julie menceritakan, semua berawal dari Pangeran Djojodiningrat yang suka bertapa dan menggemari kopi.

Ia bertapa di antara Gunung Kawi (Malang) dan Gunung Kelud (Blitar). Ketika bertapa di Gunung Kelud itulah ia membawa bekal biji kopi dan menanamnya di Blitar pada tahun 1870.

"Lama-lama semakin banyak hingga jadi perkebunan kopi yang didominasi dengan Robusta," cerita Julie. Hingga kini perkebunan tersebut masih produktif menghasilkan hasil bumi dengan melibatkan para petani lokal.

Nasi Jagung Tompoh, makanan saat panen kopi

Kawisari: Sedapnya Nasi Jagung Tompoh ala Perkebunan Kopi BlitarNasi Jagung Tompoh disajikan dalam besek bambu, lengkap dengan lauk ayam goreng kremes hingga bakwan jagung. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Membicarakan menu Kawisari, tentu saja tak hanya kopi, di sini tersedia puluhan menu tradisional. Salah satu yang layak dicoba, Nasi Jagung Tompoh Kawisari (Rp 55.000).

Julie bilang menu ini istimewa karena kerap dijual masyarakat di perkebunan kopi saat masa panen. Nasi jagung ditempatkan dalam besek bambu beralas daun pisang yang bentuknya mirip keranjang.

Lauknya lengkap, ditaruh di atas nasi. Ada ayam goreng kremes, ikan asin bulu ayam, urap, sambal tempe, dan pendamping sayur lodeh.

Nasi jagungnya berwarna kuning cantik. Teksturnya empuk dan pulen meski berasal murni dari buliran jagung. Menyantapnya tak bikin seret!

Ayam goreng kremesnya mungil dengan rasa gurih cukup kuat. Bumbunya meresap sampai ke tulang. Taburan kremes yang renyah menyempurnakan cita rasanya.

Bakwan jagung yang disuguhkan juga mencuri perhatian kami karena teksturnya empuk, tapi masih terasa renyah di luar. Campuran bumbu halusnya menghadirkan rasa gurih yang enak.

Semangkuk kecil sayur lodeh hadir sebagai pelengkap. Kuah santannya agak encer dengan isian tempe, kacang panjang, dan cabe hijau. Rasa gurihnya tak terlalu kuat sehingga tak bikin 'enek'.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu keistimewaan menu lain di Kawisari.



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Restoran Indonesia di Berlin"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads