Meski begitu ada beberapa hidangan yang sangat populer dan terkenal di Kanton. Selain kwetiau sapi, berikut 4 sajian Kanton klasik yang dikenal kelezatannya seperti disebutkan oleh Chef Arvin Ai dari Hilton Chengdu.
1. Ba Gie Ji
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ba Gie Ji terbuat dari daging ayam. Daging ayamnya direbus dengan kuah kaldu. Sehingga rasanya jadi empuk dan juicy. Kemudian disandingkan denga nasi gurih. Menurut Chef Arvin Ai, orang China memang kerap memberi nama hidangan yang ada dengan daerah asal mereka. Hainan sendiri merupakan salah satu propinsi di China.
"Kalau di Kanton, namanya ba gie jie (ayam kukus) bukan Hainan chicken rice. Rasanya hampir mirip. Kalau Hainan itu ayamnya lebih asin," jelasnya.
2. Sheng Jin Shao E
![]() |
"Sheng jin shao e diambil dari cara masaknya. Biasanya Dipanggang dalam wadah atau batu," jelasnya.
3. Gan Chao Niu He
![]() |
Kelezatan sajian khas Kanton ini sepertinya mudah diterima di lidah banyak orang. Kwetiau yang terbuat dari tepung berasnya mulur dan dipadu dengan irisan daging sapi yang lembut.
4. Chao Sao Fan
![]() |
Cha siu secara harfiah berarti "garpu panggang" (siu sedang dipanggan dan cha artinya garpu. Hidangan ini terbuat dari potongan panjang daging babi tanpa tulang yang ditusuk dengan garpu panjang dan ditempatkan di panggangan tertutup.
Char siu terbuat dari madu, lima rempah khas China, pasta fermentasi kacang merah, soy sauce hingga hoisin sauce. Sehingga menghasilkan warna daging pangggangan yang cokelat kemerahan menggoda.
5. Kao Ru Zhu
![]() |
Babi kecil utuh dipanggang dengan rempah-rempah khas China dengan api rendah. Ini digunakan untuk menjaga kelembutan kulit. Karena kulit luar daging babi kecil akan rusak bila dipanggang dengan api atau suhu yang cukup tinggi. Dilansir Eat Your World, Kao Ru Zhu merupakan sajian khas Kanton yang kerap dijadikan sajian persembahan paling berharga di Guangzhou.
Meski memiliki nama sajian yang berbeda, seluruh sajian khas Kanton memiliki citrasa yang mirip dengan sajian di beberapa wilayah di China. Ini karena tiap wilayah di China kerap menamai sajian yang ada dengan menyertakan nama wilayahnya.
"Di China biasanya ambil nama (masakan) dari nama daerah lokal aja," pungkas Chef
Tonton juga 'Sejarah Masuknya Kuliner China ke Indonesia':
(dwa/odi)