LPPOM MUI: Tidak Terdeteksi DNA Babi pada Sampel Bumbu Solaria

LPPOM MUI: Tidak Terdeteksi DNA Babi pada Sampel Bumbu Solaria

Maya Safira - detikFood
Jumat, 27 Nov 2015 16:12 WIB
Foto: detikFood
Jakarta -

Bumbu perendam restoran Solaria di Plaza Balikpapan sempat diduga mengandung babi. Setelah LPPOM MUI Pusat melakukan pemeriksaan dengan metode lebih lanjut, tidak ditemukan adanya bahan non halal.

Pada Jumat (27/11), LPPOM MUI Pusat melakukan klarifikasi terhadap isu restoran Solaria di Plaza Balikpapan. Berdasarkan hasil uji tes DNA melalui uji PCR, ternyata tidak terdeteksi DNA babi. Karena itu status kehalalan restoran Solaria masih sama dengan Fatwa MUI sebelumnya.

Dr. Ir. Lukmanul Hakim, M.Si selaku Direktur LPPOM MUI, menerangkan sidak di Balikpapan dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Balikpapan. Bukan LPPOM MUI Kalimantan Timur yang ketika itu hanya hadir menyaksikan hasil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Saat sidak, pengujian dilakukan melalui rapid test (tes cepat). Tes ini untuk menguji protein babi secara cepat. Biasa dipakai sebagai pemeriksaan awal, bukan hasil akhir. Sebab validasi dengan tes cepat hanya dalam waktu 15 menit.

Menurut Lukmanul, hasil tes cepat itu bisa memicu adanya kemungkinan terjadi kesalahan positif (positive false).

"Jika ditemukan hasil positif dengan uji cepat, perlu meningkat ke metode lain yang lebih tinggi," ungkap Lukmanul Hakim di hadapan media.

LPPOM MUI pun melakukan uji lanjutan dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk tes DNA babi. PCR dipakai sebagai hasil akhir untuk produk bahan makanan, tambah Lukmanul.



Kemudian LPPOM MUI mengambil sampel dari berbagai outlet restoran Solaria. Baik di Jabodetabek maupun Kalimantan Timur untuk diuji dengan metode PCR. Metode ini memakan waktu paling cepat 7 jam. Karena itu perlu waktu 2-3 hari bagi LPPOM MUI mengumumkan hasil. Ternyata hasilnya semua sampel negatif, tidak terdeteksi DNA babi.

"Jangan langsung diambil keputusan bahan makanan ada babi atau tidak walau hasilnya positif pada tes cepat. Harus diuji lagi agar tidak ada kesalahan," tegas Lukmanul Hakim.

Ia juga menambahkan validasi dengan tes cepat biasa untuk daging misalnya daging mentah, bukan bumbu (seasoning).



"Berkali-kali coba tes cepat dengan seasoning bisa jadi hasilnya tetap positif, tapi belum tentu ada babi. Perlu dilihat DNAnya," ujar Lukmanul.

Pada kesempatan ini, pihak LPPOM MUI juga memperlihatkan pengujian tes cepat dengan sampel Solaria. Pemakaian bahan baku sama bisa menghasilkan perbedaan, ujar Prof. Purwanti Ningsih selaku Kabid Research & Development LPPOM MUI.

Ini bergantung pada konsentrasi pekat atau encer yang digunakan. Konsentrasi encer menunjukkan hasil 1 strip (negatif), sedangkan pada konsentrasi pekat hasilnya 2 strip (positif).



(adr/odi)

Hide Ads