Thole Kitchen: Setengah Jam Antre Nasi dan Mi Goreng Warna-warni!

Thole Kitchen: Setengah Jam Antre Nasi dan Mi Goreng Warna-warni!

Fitria Rahmadianti - detikFood
Kamis, 22 Mei 2014 17:28 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta -

Di Jalan Panglima Polim ada macam-macam restoran berkonsep casual dining. Namun, antrean panjang justru terlihat di pinggir jalan. Ternyata, orang-orang sedang menunggui nasi goreng tek-tek! Apa istimewanya?

Tepat di seberang restoran Loobie Lobster dan Holygyu, ada gerobak bertuliskan 'Thole Kitchen'. Seorang pria tampak sibuk mengaduk nasi dan menambahkan bumbu, sedangkan seorang pria lain melayani pembayaran dan mengantarkan pesanan kepada tamu.

Ternyata, nasi goreng tek-tek ini memang berbeda dari yang lain. Di kaca gerobaknya tertempel 'daftar menu'. Ada nasi goreng hitam, merah, dan hijau, bihun goreng hitam, serta mi goreng hitam dan hijau. Wah, nasi, bihun, dan mi goreng warna-warni!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamipun memesan mi goreng hijau tak pedas. Ternyata, pelanggan juga bisa memesan semua campuran warna dalam satu piring meski harus menunggu lebih lama. Akhirnya sepiring nasi goreng warna-warni yang bikin penasaranpun masuk daftar tunggu.

Kebanyakan pelanggan adalah anak-anak muda yang datang bersama kekasih atau teman. Tak sedikit yang bergaya trendi dan membawa mobil pribadi. Tanpa gengsi, mereka asyik menghabiskan pesanan masing-masing meski hanya duduk di bangku plastik tanpa atap, di trotoar depan sebuah rumah.

Rupanya 'Thole' bukan nama sang 'koki' sekaligus pemilik usaha ini. "Thole itu nama anak saya. Nama saya sendiri Mujianto," terang pria asal Jember ini sambil mengaduk butir-butir nasi pera di wajan agar tercampur rata dengan bumbunya.

Warna-warni yang dihasilkan memang tampak mencolok. Namun, tak perlu khawatir. Mujianto tak menggunakan pewarna tekstil, melainkan pewarna alami yang berasal dari kombinasi sawi dan cabai hijau (hijau), bit (merah), serta tinta sotong dan keluak (hitam). Semuanya diolah menjadi pasta encer yang bisa langsung ditambahkan ke nasi di wajan.

Kecap asin, kecap manis, saus tiram, dan garam dituangkan dengan takaran di luar kepala. Sesekali Mujianto mencampurkan sesendok sambal bagi mereka yang memesan hidangan pedas. Potongan sosis, bakso, dan sawipun ikut dioseng sebelum semuanya dipindahkan ke piring-piring dan ditambahi telur dadar di atasnya.

Karena tak ada nomor antrean atau sistem pemesanan yang jelas, sebaiknya jangan berada jauh-jauh dari gerobak. Ingatkan Mujianto akan pesanan Anda, atau Anda bisa disalip orang lain bahkan pesanan Anda lupa dibuatkan.

Setelah sekitar setengah jam menunggu, pesanan kami sampai. Nasi gorengnya tampak meriah: warna merah, hijau, dan hitam yang tak berbaur disertai selingan irisan sosis dan bakso. Sebagai pelengkapnya ada kerupuk bawang dan telur dadar serta taburan teri goreng.

Setiap warna mewakili rasa yang berbeda. Nasi merahnya terasa sedikit manis, sementara nasi hijaunya tak begitu kentara rasa sawi dan cabai hijau. Aroma dan rasa paling kuat terdeteksi dari nasi hitamnya yang sedikit amis.

Mi hijaunya berpelengkap sama dengan nasi goreng, hanya saja sosis dan baksonya diganti potongan caisim. Mi telurnya terasa lumayan lembut dengan rasa cabai hijau yang samar-samar. Namun, kedua hidangan yang saya pesan terlalu asin. Mungkin Mujianto mulai tak konsentrasi menghadapi sedemikian banyak pelanggan.

Rupanya, Mujianto pernah bekerja di Williams Sandwich and Grill, restoran milik pakar kuliner William Wongso di Kemang yang kini tutup. "Resep nasi goreng ini asli dari restoran itu, yang bikin orang Bali. Saya nggak ngubah resepnya," kata Mujianto.

Total ia bekerja untuk William Wongso adalah 17 tahun, yakni enam tahun di kitchen dan katering, serta 11 tahun di Vineth Bakery, sebelum memutuskan berwirausaha dengan mendirikan Thole Kitchen pada 2011.

Dari satu wajan, ia bisa membuat 100 porsi nasi, bihun, dan mi goreng dalam semalam. Kalau hidangan satu warna dihargai Rp 13.000 per piring sementara sajian dengan kombinasi warna Rp 15.000 per piring, silakan hitung sendiri omzetnya dalam sehari.

Thole Kitchen
Jalan Panglima Polim V (seberang restoran Loobie Lobster dan Holygyu)
Jakarta Selatan
Jam buka: setiap hari, 18:00-23:00

(fit/odi)

Hide Ads