Penelitian ini dilakukan oleh University of Wurzburg di Jerman. Kepala peneliti, Petra Platte merekrut partisipan untuk mencoba sampel minuman berkrim dengan tingkat kandungan lemak yang bervariasi. Pada awal studi, partisipan diberikan tes Beck Depression Inventory, kuisioner berisi 21 pertanyaan yang mengukur tingkat emosional dan depresi. Hasil menunjukkan seluruh partisipan sedang dalam kondisi gelisah dan sedikit stres.
Setelah itu, mereka diminta untuk menonton beberapa cuplikan video yang dibuat untuk memicu respon emosional partisipan. Video bahagia menampilkan seorang pria membawa bunga untuk wanita dan video sedih menampilkan anak yang melihat ayahnya meninggal. Sebagai tambahannya, ada video ketiga berisi cuplikan pelatihan kerja yang tidak menetralkan emosi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ternyata penemuan ini sesuai dengan anggapan bahwa orang yang mengalami depresi ringan dan berat badan naik mempunyai kepekaan lebih rendah terhadap lemak,” tutur Paul Breslin selaku co-author dari Department of Nutritional Sciences di Rutgers University.
Hasil yang diterbitkan di Jurnal PLOS One ini menunjukkan saat seseorang tidak mengetahui bahan makanan yang dikonsumsi mengandung lemak, akan lebih cenderung untuk mengonsumsi lebih banyak lemak.
(flo/odi)