Penelitian terbaru menyatakan peningkatan kekhawatiran terhadap biaya hidup menyebabkan orang beralih ke junk food. Studi yang dilakukan oleh The Weight Watchers menunjukkan tiga perempat masyarakat Inggris cenderung tidak memperhatikan saran diet dan mengonsumsi camilan tidak sehat yang dipercaya bisa menurunkan stres.
Hasilnya, laporan tersebut menyatakan 18,3 juta orang mengalami kenaikan berat badan karena situasi finansial yang dialami. Penelitian tersebut juga menemukan 8 dari 10 orang Inggris yang kekurangan uang mengakui lebih memilih makanan murah daripada makanan sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat partisipan diberikan pesan positif seperti “Live for today”, mereka mengonsumsi 40 % makanan lebih banyak. Tapi, saat mereka diberikan pesan tentang situasi buruk yang sedang melanda ditambah dengan pemberitahuan makanan yang disajikan rendah kalori, mereka malah mengonsumsi 24 % makanan lebih sedikit.
“Hal ini sangat jelas dari studi ini bahwa rasa bukanlah penyebab reaksi ini, tapi keinginan untuk menikmati kalori di dalamnya,” tutur Juliano Laran, selaku kepala peneliti dari University of Miami.
Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh University College London menyatakan mengonsumsi makanan tinggi kalori saat stres malah memperburuk stres. Studi tersebut menyatakan konsumsi diet kaya makanan olahan bisa meningkat depresi, sebaliknya orang yang mengonsumsi banyak sayuran, buah, dan ikan bisa menurunkan risiko depresi.
(flo/odi)