Di Kudus, Jawa Tengah ada banyak kuliner yang lekat dengan tradisi. Salah satunya nasi pindang yang menggambarkan ajaran toleransi dari Sunan Kudus.
Nasi pindang khas Kudus ini hampir sama dengan nasi rawon yang dikenal di Jawa Timur. Berupa hidangan nasi berkuah dengan campuran daging sapi. Namun nasi pindang khas Kudus ini memakai daging kerbau sebagai bahan utamanya.
Untuk menemukan nasi pindang khas Kudus ini tidak susah. Salah satunya dijual di Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana yang letaknya di kawasan Simpang Tujuh Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Taman Bojana, begitu nama tempat ini dikenal masyarakat luas, pencinta kuliner bisa mencicipi makanan khas Kota Kretek salah satunya nasi pindang.
![]() |
Salah satu pedagang nasi pindang khas Kudus, Sumarni mengatakan selain menjual soto Kudus, dia juga menjual nasi pindang. Menurutnya nasi pindang merupakan kuliner khas Kudus yang menggunakan campuran daging kerbau.
"Nasi pindang kerbau itu kan makanan khas Kudus ya. Lha bumbunya simpel, kalau bukan orang Kudus asli memang rasanya lain," kata Mbak Mur begitu sapaannya kepada wartawan saat ditemui di warungnya, Jumat (27/8/2021).
"Nasi pindang ini pakainya daging kerbau," lanjutnya.
![]() |
Mbak Mar yang sudah jualan nasi pindang sejak tahun 1985 ini mengatakan ada nilai tradisi terkait dengan sejarah nasi pindang khas Kudus. Menurutnya penggunaan daging kerbau pada nasi pindang terkait ajaran Sunan Kudus untuk menghormati umat Hindu yang tidak menyembelih hewan sapi.
"Dalam tradisi Sunan Kudus, dia bukan mendewakan sapi ya. Tapi istilahnya sebelum masuknya Islam kan masuk agama Hindu dulu. Kita menghormati orang Hindu tidak sakit hati supaya masuk agama Islam, kita tidak menyembelih sapi melainkan kerbau," terang Mbak Mar.
Dia mengaku selain itu juga ada sugesti jika menyembelih daging sapi akan bangkrut. Namun hal tersebut menurutnya hanyalah sugesti belaka.
![]() |
"Ada orang yang sugesti memakai daging kerbau dagangannya bisa lancar terus, kalau sapi langsung bangkrut itu hanya sugesti sebenarnya sih tidak. Itu tinggal kita," jelas Mbak Mar.
"Kalau saya memang pakainya daging kerbau, soto, pindang ya pakainya kerbau," ungkapnya.
Menurutnya nasi pindang buatannya hampir mirip dengan nasi rawon yang menggunakan daging sapi. Namun menurutnya nasi pindang khas Kudus memakai campuran santan pada kuahnya.
"Kalau di Kudus pindang kerbau, di Jatim rawon namanya. Pindang kerbau ini pakai santan, kalau rawon tidak pakai. Penyajiannya juga lain, pindang pakai daun pisang. Bumbunya sama dengan lainnya ya," ungkapnya.
Mbak Mar mengatakan harga satu porsi nasi pindang dipatok harga Rp 15 ribu. Sedangkan saat ini setelah ada kelonggaran, sehari ada 40 sampai 50 pembeli nasi pindang.
"Mulai PPKM dilonggarkan dibuka kemarin. Setelah itu agak lumayan, cuma belum ada pembeli luar kota. Seperti kemarin belum bisa. Ini syukur alhamdulillah, kemarin nganggur satu setengah bulan," jelasnya.
(sob/adr)