Penjual kue kering di pasar tradisional punya banyak pilihan nastar. Harganya juga bervariasi. Seperti apa rasa nastar jualan mereka?
Walau masih ada waktu sekitar dua minggu kurang untuk menyiapkan kue-kue Lebaran. Banyak orang yang sudah sibuk mencari aneka kue kering untuk jadi suguhan atau hantaran saat Hari Raya Idul Fitri.
Dari beragam kue kering populer seperti putri salju, kastengel, hingga lidah kucing. Nastar masih merajai juara pertama, sebagai kue terfavorit di hari Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi yang punya budget terbatas, tapi masih ingin ngemil nastar yang enak. Solusinya bisa membeli kue nastar yang berada di dalam toko-toko kue di pasar tradisional. Seperti Pasar Mayestik di Jakarta Selatan.
Penasaran dengan rasa dan kualitas nastar curah dari pasar. Tim detikFood langsung menguji cita rasa tiga kue nastar, yang dibeli di 3 toko kue berbeda di Pasar Mayestik. Dengan kisaran harga Rp 40.000 - Rp 50.000 per stoples.
1. Setiap Toko Punya Nastar Andalan
![]() |
Masuk ke dalam Pasar Mayestik, hamparan toko kue kering dan snack berjejer rapih. Setiap toko tentunya punya produsen kue nastar yang berbeda. Dari segi tampilan pun sudah terlihat jelas perbedaannya.
Kami membeli tiga nastar dengan harga Rp 50.000 per toples, dari tiga toko yang berbeda. Di toko pertama, kami mampir ke Toko Kita letaknya Lantai Semi Basement nomor 36.
Di sini harga satu toples kue nastar (C) dibanderol Rp 40.000. Tampilannya rapih, warnanya kuning keemasan, dan nastarnya kokoh tidak mudah hancur.
Kemudian kami mampir ke Toko P&D Melati, di lantai basement No. 105. Satu toples nastar (A) di sini nastar harganya Rp 50.000. Warnanya lebih pucat, ukurannya sedikit lebih kecil tapi jumlahnya lebih banyak dari nastar toko pertama.
Ketiga kami mampir ke Toko Anugrah Snack, Lantai Semibasement. Nastar (B) yang tersedia jenis curah, dengan kisaran harga Rp 160.000 per kg. Tapi bisa dibeli 250 gram, jadi harganya tetap Rp 50.000. Dibungkus di dalam plastik, teksturnya lebih rapuh.
2. Uji Rasa Nastar
![]() |
Kali ini Ayunda dan Dinda berkesempatan untuk menguji dan menilai rasa nastar murah dari Pasar Mayestik. Keduanya tidak mengetahui toko kue hingga harga nastar yang mereka cicip.
Menurut Ayunda dari segi penampilan, kue nastar dengan kode B yang paling tidak menarik perhatian. Karena menggunakan kemasan plastik, dan bagian kuenya sedikit hancur.
"Tapi kita tidak boleh menilai dari penampilannya ya. Karena biasanya, penampilan biasa itu malah rasa kuenya yang paling enak," tutur Ayunda.
Sementara menurut Dinda, penampilan kue nastar yang paling menarik ada di nastar kode C.
"Warnanya keemasan, pakai kertas kue juga, terus dari teksturnya kayanya gak mudah hancur ya. Cuma gak tahu gimana rasanya," jelas Dinda.
![]() |
Ayunda langsung mencoba nastar pertama dengan kode A. Menurutnya kue nastar ini punya rasa yang cukup enak, kuenya gurih, selai nanasnya tidak terlalu manis.
"Jujur gue bukan penggemar kue nastar. Tapi menurut gue ini tuh rasa nastarnya enak, selai nanasnya berasa pas digigit. Enak pokoknya," ungkap Ayunda.
Hal serupa juga dituturkan Dinda, sebagai penggemar kue kering yang tak suka rasa manis. Nastar A ini cocok sekali di lidahnya, perpaduan rasa legit dari adonan dan selai nanas yang manis samar, membuat Dinda tak bisa berhenti ngunyah.
4. Nastar dengan Selai Nanas Juara
![]() |
Beralih ke nastar kedua dengan kode B. Ayunda dan Dinda sempat pesimis melihat bungkus plastik yang mengemas nastar tersebut. Karena di antara ketiga nastar ini, hanya nastar B lah yang menggunakan plastik biasa.
Tapi semua rasa pesimis itu langsung berubah menjadi pujian.
"Wow gak nyangka banget. Dari penampilan, nastar B ini paling terlihat tidak meyakinkan. Padahal rasa kue nastar ini enak banget. Selai nanasnya ini aku suka, rasanya pas dan manis cocok di lidah. Nastarnya juga creamy manis," puji Ayunda.
"Sama seperti Ayunda, ternyata rasa selai nanas dari nastar B ini enak banget. Meski ada sedikit lengket di tenggorokan, tapi ini rasa nastarnya beneran enak," sambung Dinda.
![]() |
"Sekarang kita mau coba nastar C, atau nastar terakhir. Kalau dilihat dari penampilan dan stoplesnya, ini kayanya yang paling mahal dan mewah ya. Soalnya warnanya itu paling mencolok gitu kuningnya, terus rapih dan tidak hancur nastarnya," tutur Ayunda.
Penasaran dengan rasa nastar yang dianggap harganya paling mahal ini. Ayunda dan Dinda langsung mencicipinya secara bersamaan.
"Menurut gue nastar ketiga ini rasanya cukup unik ya. Karena di dalam selainya itu ada sedikit jejak rasa cengkeh atau kayumanis, seperti rempah gitu," komen Ayunda.
Sementara kalau Dinda malah menyebutkan bahwa nastar C ini lebih dominan rasa adonannya.
"Rasa adonan nastarnya enak, sayangnya rasa selai nanasnya kurang terasa. Jadi rasanya itu seperti pelengkap saja, berda seperti dua nastar yang sebelumnya," pungkas Dinda.
6. Juara Nastar Pasar Terenak
![]() |
Sempat bingung menentukan juara mereka, karena semua nastar yang dicoba enak. Akhirnya pilihan Dinda dan Ayunda jatuh di dua nastar yang berbeda.
"Kalau aku lebih suka nastar A, nastar yang pertama. Itu cocok banget untuk orang-orang yang gak terlalu suka rasa manis, tapi tetap ingin makan nastar yang enak," lanjut Dinda.
Sementara Ayunda tetap jatuh hati dengan nastar B, nastar yang awalnya tidak menarik perhatiannya sama sekali.
"Dari ketiganya aku paling suka nastar B ini. Gak nyangka aja gitu, meski cuma pakai plastik ternyata rasanya yang paling enak dari semuanya," pungkas Ayunda.
Jadi bisa disimpulkan bahwa meski harganya murah dan dibeli di pasar. Tapi kue-kue nastar ini punya kualitas dan rasa yang tidak main-main, bahkan mampu bersaing dengan kue nastar dari toko kue hingga bakery modern.
Pantau terus artikel-artikel kue kering menarik, hingga rekomendasi kue kering murah dari detikFood untuk persiapan Lebaran ya!
Baca Juga: Lebaran Makin Spesial dengan Kue-kue Buatan Sendiri
Simak Video "Bazar Kue Kering di Blok M Square, Nastar Masih Jadi Favorit"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)