Selain penilaian tertinggi, pada aplikasi ojek online (ojol) ada juga penilaian kurang baik. Kami mencicipi ayam dan bebek goreng dari restoran rating terburuk, ternyata begini rasa makanannya.
Penilaian orang lain atau pelanggan yang sudah mencoba makanan di suatu restoran menjadi satu dari sekian alasan orang akan menentukan untuk ikut mencoba makanan di restoran tersebut atau tidak. Ulasan pelanggan yang lain akan sangat membantu terutama bagi mereka yang belum pernah mencobanya.
Tidak hanya untuk makan langsung di restoran, pertimbangan rating atau penilaian pada restoran aplikasi online juga memiliki pengaruh yang sama. Restoran dengan rating tertinggi akan dengan mudah meyakinkan pelanggan untuk memesan dan restoran rating rendah akan membuat pelanggan ragu-ragu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini di Indonesia sendiri memesan makanan secara online bisa dilakukan melalui empat jenis aplikasi yang berbeda. Ada Gojek dengan GoFood, Grab dengan GrabFood, Shopee dengan Shopee Food hingga Traveloka dengan Traveloka Eats Delivery.
Kali ini detikfood penasaran untuk mencoba menu dari restoran dengan rating rendah. Banyak pertimbangan yang kami lakukan, mulai dari rating yang paling rendah antara keempat aplikasi hingga memilih menu dengan penilaian terburuk. Seperti apa ya rasanya?
![]() |
Sistem Rating Aplikasi Online
Mencoba membandingkan keempat aplikasi pesan makanan online, kami mempertimbangkan aplikasi yang mampu memberikan rating serendah mungkin. Antara GoFood, GrabFood, Shopee Food dan Traveloka Eats Delivery rating restoran terendah didapatkan pada GrabFood.
Setelah memutuskan untuk memesan makanan melalui GrabFood kami juga melihat rentang penilaian antara restoran dengan rating tertinggi dan rating terendah. Pada aplikasi tersebut rating tertinggi untuk sebuah restoran berada pada penilaian 5,0 dan rating terendahnya 3,7.
Sedangkan untuk restoran-restoran dengan rating yang lebih rendah dari 3,7 penilaiannya tidak akan ditampilkan pada aplikasi. Bahkan fitur untuk melihat komentar dari pelanggan yang sudah mencobanya juga disembunyikan.
Setelah mencari selama sekitar 20 - 30 menit, kami menemukan sebuah restoran online yang menyajikan cukup banyak menu. Restoran yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini menyajikan ayam penyet, ayam goreng, soto hingga bebek dengan rating pada aplikasi 3,7.
Penampilan makanan
![]() |
Membutuhkan waktu sekitar 30 - 40 menit bagi kami untuk menerima makanan yang dipesan dari restoran dengan rating rendah itu. Melihat komentar dari para pelanggannya ada dua menu dengan komentar terburuk yang kami pesan dari restoran tersebut.
Menu ini adalah ayam goreng dan bebek goreng yang juga dilengkapi dengan bumbu hitam. Saat diterima, kemasannya menggunakan styrofoam dan belum ada sesuatu yang mencurigakan.
Penampakannya dari luar masih seperti makanan dari tempat makan lainnya dan sama sekali tidak berbeda. Hanya saja ketika melihat bagian dalamnya kami cukup terkejut dengan kondisi makanannya.
Pada paket makanan pertama, terlihat sepotong ayam, nasi yang ditaburi serundeng serta bahan pelengkap seperti bumbu hitam dan sambal merah yang sudah berantakan. Nasinya bahkan terlihat hancur dan sudah bergeser ke salah satu sudut styrofoam.
Hal ini juga terjadi pada paket makanan kedua yang berisi bebek goreng. Selain disebabkan oleh perjalanan dari restoran, kami juga kondisi nasi yang tidak dipadatkan atau dikemas dengan kertas pembungkus membuatnya akan mudah terurai.
Penjelasan rasa dari menu yang mendapatkan ulasan terburuk ada di halaman berikutnya.
Ayam gorengnya yang ternyata enak
![]() |
Pertama-tama, kami memiliki alasan tersendiri sebelum memutuskan untuk memesan menu ayam gorengnya (Rp 28.500,-). Ada salah satu komentar pelanggannya yang menyebutkan bahwa ayam goreng di sini berkualitas cukup buruk.
"Ayamnya bau busuk masih berair, mencium bau ayamnya saja sudah bikin muntah. Padahal kita beli dan nggak minta!! Parah banget sih, baunya menyengat. Kacau!" tulis salah satu pelanggannya.
Ternyata setelah mencoba membelah ayamnya, kami justru menemukan ayam goreng dengan tekstur yang juicy, empuk dan bau serta rasanya juga masih sangat segar. Hanya saja ditemukan beberapa titik bagian ayam yang dilengkapi dengan serpihan kulit cabai hijau. Padahal kami tidak memesan ayam cabe ijo yang ada di salah satu menunya.
Kulit cabai hijau tersebut terlihat sudah mengering seolah ikut digoreng bersama ayamnya. Tidak diketahui dari mana serpihan kulit cabai hijau itu bisa menempel pada potongan ayam.
Tetapi untuk rasanya, bumbu dari ayamnya cukup meresap. Rasanya mirip seperti ayam goreng rumahan tetapi dengan versi yang dibuat lebih gurih. Mendapat ayam bagian paha atas, tekstur bagian luar ayamnya garing dan cukup renyah dengan daging yang lembut juicy.
Kami juga mendapatkan tambahan seperti bumbu hitam dan sambal merah. Untuk bumbu hitamnya sangat berminyak dengan rasa asin yang berlebihan. Sedangkan sambal merahnya sangat pedas untuk kami tanpa ada rasa lain seperti gurih atau sekadar sedikit asin.
Daging bebek goreng yang agak alot
![]() |
Menu lain yang kami pesan adalah bebek goreng dengan bumbu Madura (Rp 28.500,-). Setelah merasa aman mencicipi ayam gorengnya, ternyata kesan berbeda kami dapatkan dari menu bebek gorengnya.
Saat pertama kali dibuka pada potongan daging bebeknya terlihat sehelai rambut yang cukup panjang menempel bahkan terselip di antara daging bebeknya. Untuk penampilannya sendiri tidak mengecewakan dan tampak seperti bebek goreng di tempat lain.
Seperti bebek kebanyakan, belum lengkap rasanya jika tidak menuangkan bumbu hitam khas Madura. Sayangnya bumbu hitam di sini warnanya tidak terlalu hitam pekat dengan rasa gurih yang pas, lebih asin dan sedikit kurang pekat rempahnya.
Menu ini juga mendapatkan komentar yang jelek dari pelanggannya. Ada yang mengatakan mereka memang seharusnya memperbaiki rasa dari bumbu hitamnya.
"Perbaiki lagi bumbu nasi bebeknya ya. Bumbunya berbeda dengan nasi bebek di tempat lain," tulis salah satu pelanggannya yang terdahulu.
Tekstur dari daging bebeknya juga agak alot saat dimakan. Daging bebeknya tidak keras hanya saja sedikit lebih alot dibandingkan bebek goreng yang pernah kami coba sebelumnya. Bumbu dari bebeknya juga tidak terasa hingga ke bagian dalamnya sehingga daging bebeknya lebih hambar.
Mirip dengan ayam gorengnya, untuk menu bebek goreng di sini juga dilengkapi dengan sambal merah yang sangat pedas. Perpaduan bumbu hitam yang cenderung asin, sambalnya yang terlalu pedas dengan daging bebeknya yang agak hambar ternyata lebih enak jika dinikmati bersamaan dalam satu suapan.
Jika dibandingkan dengan komentar pelanggannya yang lain, kami tidak mengalami kejadian seburuk yang dituliskan pada kolom ulasan. Secara keseluruhan rasa makanan dari restoran rating terburuk ini tidak terlalu jelek. Hanya saja ada caranya sendiri untuk menyantapnya sehingga rasanya bisa lebih seimbang.
Ingin produk atau tempat makan Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.