Orang-orang menjulukinya 'gado-gado atau pecel orang Sunda'. Lotek memang memiliki tampilan, bahan, dan rasa yang hampir sama dengan gado-gado atau pecel. Namun, hidangan sayur berpadu bumbu kacang ini memiliki keunikan tersendiri.
Sayuran yang umum digunakan dalam lotek adalah kol, tauge, kacang panjang, kangkung, dan bayam yang direbus. Namun, bumbu kacangnya unik karena ditambahi kencur dan kentang yang dihaluskan. Jadi, bumbunya kental dengan aroma kencur yang samar-samar.
Mumpung di Bandung, kami mencicipi tiga macam lotek legendaris yang terkenal kelezatannya. Kami ingin mencari yang paling enak dari yang terenak di antara Lotek Kalipah Apo 42, Lotek Tjihapit, dan Lotek Jalan Alkateri.
Lotek Kalipah Apo 42
Di banding dua rivalnya, Lotek Kalipah Apo 42 berdiri paling lama, yakni sejak tahun 1953. Rumah makannya bersih, nyaman, dan cukup luas dengan pelayanan yang cukup cepat.
Sepiring loteknya dijual dengan harga Rp 16.000 atau Rp 20.000 jika dengan lontong. Selain lotek, ada lontong kari, aneka es, bubur manis, serta nasi dengan beragam lauk.
Kol, tauge, kacang panjang, bayam, kangkung, nangka muda, dan tempe diletakkan di cobek berisi bumbu kacang berwarna cokelat cerah. Setelah diaduk rata, lotek ditempatkan di piring dan disajikan bersama kerupuk udang.
Karena bumbunya sangat kental dan royal, sayurannya melekat membentuk gundukan. Kacang tanahnya digiling sangat halus sehingga bumbunya jadi mirip saus kental, nyaris tanpa butiran kasar kacang. Rasanya manis legit dan nutty tanpa aroma kencur yang mencolok.
Lotek Tjihapit
Tempat kedua yang kami datangi adalah Lotek Tjihapit. Berdiri sejak tahun 1970, warung makannya yang mungil dan sederhana terletak di gang masjid menuju Pasar Cihapit. Yuyu yang kini digantikan Nunung mengulek pesanan satu per satu, makanya pesanan datang lama jika banyak yang mengantre.
Selain lotek, ada juga nasi dengan macam-macam lauk. Loteknya sendiri dijual dengan harga Rp 13.000 seporsi, baik dengan lontong maupun tanpa lontong. Tauge, kol, bayam, dan kangkung diaduk dengan bumbu kacang, lalu disajikan dengan potongan besar tahu kuning goreng, taburan bawang merah goreng yang renyah, serta beberapa buah kerupuk berwarna putih.
Sayurnya tampak lebih menonjol karena bumbu kacangnya tak diberikan berlebihan. Karena baru diulek, butiran kacangnya terasa ketika lotek disantap. Rasa bumbunya agak manis dan lumayan kental dengan aroma kencur yang juga tak menonjok.
Lotek Jalan Alkateri
Di Jalan Alkateri yang macet dan dipenuhi bangunan bergaya kuno, banyak gerobak penjual makanan lain seperti es cendol, soto Bandung, dan sebagainya. Pembelinya makan di kursi-kursi plastik yang tak banyak dan tanpa atap pula.
Di sana ada seorang penjual lotek pinggir jalan yang terkenal sejak tahun 1988. Di bawah atap terpal seadanya, O'om tak henti mengulek di sebuah cobek besar. Setengah cobeknya berisi bumbu kacang yang sudah dipadatkan.
Kalau ada yang memesan, O'om tinggal mengaduknya dengan sayuran dan kerupuk, menambahkan kecap manis, lalu menyajikannya. Makanya, meski antre, lotek bisa jadi dengan cepat. Uniknya, ia juga menambahkan daun pepaya atau pare jika ada yang memesan 'lotek pahit'.
Lotek satu ini disajikan di kertas nasi berlapis sedikit daun pisang yang dibentuk seperti cone, bukan di piring. Memakannya dengan sendok plastik. Kerupuk pink keriting berbentuk persegi panjangpun menjadi ciri khas lotek ini. Harga per porsinya Rp 7.500 atau Rp 9.000 jika ditambah lontong.
O'om tampaknya sengaja membuat bumbunya agak kering dan tak terlalu banyak agar tak merembes di kertas. Karenanya setelah dibungkus, sayuran dan lontong lekat jadi satu dan garing. Aroma bawang putih dan kencur terasa pada bumbunya. Karena bumbunya tak mendominasi, kol, kacang panjang, labu siam, tauge, dan kangkungnya yang cukup renyah jadi lebih terasa.
Potongan kerupuk yang dicampur dalam lotek dan disajikan lagi utuh di atasnya membuat lotek ini jadi terasa makin renyah. Secara keseluruhan, lotek ini jadi seperti camilan untuk dibawa-bawa daripada hidangan yang mengenyangkan.
Mana yang paling enak?
Setelah mencoba ketiganya, jujur, kami tak bisa memutuskan mana yang paling lezat. Pasalnya semuanya enak dan memiliki keunggulan masing-masing.
Lotek Kalipah Apo 42, contohnya, cocok bagi penyuka lotek dengan bumbu royal yang manis dan sangat kental. Harganya yang paling mahal setara dengan tempatnya yang paling nyaman dibanding yang lain.
Sementara itu, Lotek Jalan Alkateri bisa Anda datangi jika tak keberatan berjalan kaki di daerah padat dan panas dan makan di pinggir jalan. Sebagai ganjarannya, lotek unik yang renyah dengan proporsi sayuran lebih banyak daripada bumbunya bisa Anda nikmati. Harganyapun paling murah.
Di antara Lotek Kalipah Apo 42 dan Lotek Jalan Alkateri, ada Lotek Tjihapit. Kenyamanan tempat, umur bisnisnya, harga, serta kekentalan dan rasa manis bumbunya sedang jika dibanding kedua lotek tadi. Lotek di sini cocok untuk Anda yang menyukai bumbu kacang yang baru diulek dan bertekstur agak chunky.
Kalau Anda, paling suka yang mana?
Lotek Kalipah Apo 42
Jl. Kalipah Apo No. 42
Bandung
Telepon: 022-4205983
Jam buka: Rabu-Senin, 09:00-16:30, Selasa tutup
Jl. Batang Hari No. 21
Jakarta Pusat
Telepon: 021-3866139, 34832185
Lotek Tjihapit
Jl. Cihapit No. 8A (Gang Masjid Istiqomah)
Bandung
Telepon: 087841022800, 081809200979
Lotek Jalan Alkateri
Jl. Alkateri (dekat perempatan Jl. ABC)
Bandung
(fit/odi)