Lotek Kalipah Apo 42 beroperasi sejak 1953. Awalnya, seorang ibu meracik dan mengulek bumbu dengan tangan, memakai cobek raksasa untuk menjaga kualitas rasa. Lotek ini selalu diantre pembeli. Setelah turun ke generasi berikutnya, agaknya rasa tak banyak berubah.
Rumah bangunan kolonialnya tak banyak berubah. Meski tak punya tempat parkir, kendaraan terus berjejer di tepi Jalan Kalipah Apo menjelang siang. Tak mau kehabisan, kami datang sebelum tempat makan ini buka. Ternyata kini bagian dalamnya luas dan kelihatan bersih karena lantai dan dindingnya berkeramik putih.
Kalau dulu pembeli bisa melihat langsung lotek diracik dan bumbu diulek, kini rumah makan ditata seperti resto cepat saji. Pembeli membawa nampan, memesan kepada pelayan, lalu membayarnya di kasir. Makanan akan diantar ke meja.
Selain lotek, ada gado-gado, asinan sayuran, asinan buah, rujak buah, dan rujak banci. Pastinya seporsi lotek (Rp 16.000) kami pesan dulu. Disajikan dalam piring putih, hidangan ini tampak seperti gundukan sayur yang lekat dengan balutan bumbu kacang yang pekat plus kerupuk udang.
Alamak... Aroma gurih legit kacangnya menggelitik hidung. Sayuran berupa kol, tauge, kacang panjang, bayam, kangkung, dan nangka muda serta tempe dan lontong benar-benar lengket satu sama lain. Bumbunya terasa manis dan gurih kacang dengan aroma kencur yang lamat-lamat.
Tekstur bumbu kacangnya sangat halus seperti saus kental, nyaris tanpa butiran kasar kacang. Bahkan tak terlacak butiran kacang yang gosong. Ini karena sejak dulu kacang tanahnya dipilih yang benar-benar bagus. Dikunyah bersama kerupuk yang renyah, loteknya jadi makin sedap!
Jejeran bahan-bahan rujak dan asinan, es campur, serta bubur manis yang siap diracik membuat kami kalap ingin mencoba semuanya. Karena di tempat lain tak ada yang jual, maka kamipun memesan rujak banci (Rp 13.500).
Hidangan ini dinamai rujak banci karena merupakan perpaduan rujak buah dan asinan sayur. Dengan cekatan, si pelayan mengambil potongan nanas, pepaya muda, jambu air, bengkuang, kedondong, mentimun, ubi kuning, dan mangga muda lalu menaruhnya di piring. Ia juga menambahkan irisan kol dan tauge.
Setelah itu, bumbu cuka asinan yang berwarna oranye dan encer dituangkan ke atas buah dan sayur, disusul dengan saus gula merah yang kental. Terakhir, gerusan kacang tanah ditaburkan di atasnya.
Wah, ternyata kombinasi rujak buah dan asinan sayur bisa jadi pencuci mulut yang segar! Buah dan sayurnya terasa renyah dan dingin. Perpaduan asam kuah cuka dan manis saus gula merah menghasilkan kuah cokelat-oranye yang encer dengan selingan butiran kacang tanah gerus. Butiran kacang gerusnya nyaris halus, kuning kecokelatan merata, dan renyah gurih.
Bubur manisnya juga jempolan. Anda bisa membeli satu jenis saja atau mencampur maksimal lima macam dengan harga sama, yakni Rp 14.000 seporsi. Di sini ada kolak pisang, candil, bubur sagu rangi, bubur jali, bubur lemu, bubur pacar cina, bubur caca, bubur kacang hijau, dan bubur ketan hitam. Setelah diracik, campuran bubur ini dituangi santan.
Kami mesan kombinasi sagu rangi, bubur jali, dan bubur lemu. Teksturnya benar-benar memanjakan lidah. Bubur sagu rangi yang berbutir-butir sangat mungil lembut, sedangkan dua potong lemu yang lembut gurih terasa sedikit asin.
Sedangkan bubur jalinya berupa biji jali yang direbus bersama ubi yang dipotong dadu kecil. Sangat terasa santan segar yang gurih sedikit legit. Sementara itu, gula aren dan daun pandan dalam bubur menebar aroma wangi yang enak. Karena tak terlalu manis menggigit, bubur inipun tandas!
Kalau tak ingat perut kenyang, deretan lauk yang dipajang di etalase di sisi kanan pasti sudah kami pesan. Ada ayam goreng yang berbalut bumbu hangat mengepul, semur jengkol, oseng tempe, bakmi goreng, kering tempe, empal, oseng pare, dll. Lauk ini bisa dipesan terpisah atau dimakan dengan nasi hangat. Sambal dan beragam kerupuk pasti jadi pelengkap yang asyik.
Lotek Kalipah Apo 42
Jl. Kalipah Apo No. 42
Bandung
Telepon: 022-4205983
Jam buka: Rabu-Senin, 09:00-16:30, Selasa tutup
Jl. Batang Hari No. 21
Jakarta Pusat
Telepon: 021-3866139, 34832185
(fit/odi)