Beberapa orang mungkin suka makan nasi sisa atau nasi bekas. Jika iya, hal ini perlu diperhatikan kembali karena konsumsi nasi seperti itu disebut-sebut bisa sebabkan keracunan makanan.
Makanan sisa dianggap menjadi pilihan yang paling praktis karena seseorang tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membeli makanan atau bahan makanan baru.
Beberapa makanan mungkin aman dimakan kembali meskipun sudah sisaan kemarin atau beberapa hari sebelumnya. Rasanya pun bisa jadi masih enak dan nyaman.
Namun, bagaimana dengan nasi? Apakah nasi sisa atau bekas masih aman dikonsumsi atau justru berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut, seperti dilansir dari allrecipes.com pada (26/4/2023).
1. Nasi sisa bisa berbahaya
Tidak seperti beberapa makanan sisa lainnya yang awet dan aman dikonsumsi kembali, nasi justru berbahaya. Mengonsumsi nasi sisa dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan, tepatnya usus.
Nasi sisa atau bekas bisa saja terkena kontaminasi bakteri. Sekalipun nasi dimasak dalam suhu tinggi atau disimpan di rice cooker, belum tentu aman. Pasalnya beberapa spora bakteri juga akan tetap hidup dalam suhu tinggi.
2. Alasan nasi sisa bisa menyebabkan keracunan makanan
Nasi secara umum mengandung spora Bacillus Cereus, bakteri yang dikenal menyebabkan keracunan makanan. Spora tersebut cenderung bertahan hidup bahkan setelah nasi matang.
Jadi, ketika nasi didiamkan pada suhu ruangan sekitar 4 sampai 60 derajat Celsius, nasi berada dalam zona bahaya. Dalam kondisi tersebut Bacillus cereus akan berkembang biak dan bertumbuh subur. Mereka akan berkembang biak dengan sangat cepat, lalu menghasilkan racun yang membuat seseorang jatuh sakit.
Bacillus Cereus ini adalah spora yang berasal dari tanah, tetapi tetap bisa hidup di perairan, tumbuhan, bahkan usus beberapa hewan. Spora tersebut juga bisa tumbuh di bahan makanan berbahan dasar biji-bijian seperti nasi, pasta, hingga mie. Dengan kemampuan bakteri tersebut untuk tumbuh, maka nasi sisa sebaiknya dihindari.
Simak Video "Video: Kepala BGN Setop SPPG di Bogor Buntut Kasus Keracunan Massal MBG"
(aqr/adr)