×
Ad

Minum Kopi Campur Kayu Manis Bikin Perut Rata? Ini Faktanya!

Atiqa Rana - detikFood
Sabtu, 08 Nov 2025 07:00 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/nerudol
Jakarta -

Campuran kopi dengan sesendok bubuk kayu manis disebut-sebut efektif membakar lemak di perut dan bikin perut rata. Lantas, apakah benar klaim manfaat minuman kopi rempah tersebut?

Minum kopi terkenal menyehatkan karena dapat mencegah penyakit serius, menjaga kesehatan hati, mendorong energi, hingga meningkatkan konsentrasi. Efek tersebut bisa didapat dari konsumsi kopi hitam polos, tanpa tambahan pemanis.

Namun, bagaimana jika kopi ditambahkan rempah kayu manis? Pada tahun 2024 sempat viral tren di TikTok yang mengklaim minum kopi 1 minggu dengan tambahan 1 sendok teh (sdt) kayu manis terbilang efektif membakar lemak di perut.

Apakah klaim tersebut benar? Melansir theconversation.com (10/10/2024), berikut penjelasannya.

Penelitian kayu manis dan efeknya terhadap lingkar pinggang

Menurut penelitian yang disebut The Conversation, tinjauan terhadap 35 penelitian melihat apakah kayu manis dapat memengaruhi lingkar pinggang?

Ditemukan kalau dosis konsumsi kayu manis di bawah 1,5 gram per hari (sekitar setengah sendok teh) dapat mengurangi lingkar pinggang hingga 1,68 cm. Namun, mengonsumsi lebih dari 1,5 gram per hari tidak memiliki efek signifikan.

Sebuah meta-analisis dari 21 uji klinis dengan total 1,480 peserta menemukan kalau konsumsi kayu manis juga mengurangi indeks massa tubuh sebesar 0,40 kg/meter persegi dan berat badan sebesar 0,92 kg. Namun, ini tidak mengubah komposisi lemak atau massa otot bebas lemak peserta.

Tinjauan menyeluruh lainnya yang mencakup semua meta-analisis menemukan sedikit efek kayu manis pada penurunan berat badan.

Para peserta kehilangan berat badan rata-rata sebesar 0,67 kilogram, dan massa indeks nya sebesar 0,45 kilogram.

Secara keseluruhan penurunan berat badan yang terlihat di penelitian ini sangat kecil, berkisar antara dua hingga enam bulan dan sebagian besar tidak mengalami perubahan dalam komposisi tubuh.

Penelitian tersebut juga melibatkan orang-orang dengan berbagai penyakit, sehingga belum bisa dipastikan bagaimana efeknya pada orang-orang dengan profil kesehatan lain.




(adr/adr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork