Tahu Bisa Jadi Sumber Protein Nabati, Ini Manfaat Sehatnya

Tahu Bisa Jadi Sumber Protein Nabati, Ini Manfaat Sehatnya

Yenny Mustika Sari - detikFood
Rabu, 26 Feb 2025 08:00 WIB
perkedel tahu kornet
Foto: detikfood/iStock
Jakarta -

Tahu bisa menjadi asupan protein nabati yang lezat. Terbuat dari kacang kedelai, tahu juga menyimpan beragam manfaat. Jadi, apakah benar baik untuk kesehatan?

Tahu menjadi makanan yang umum dikonsumsi oleh orang Indonesia. Jenisnya juga beragam, ada tahu putih, tahu kuning, hingga tahu goreng.

Dilansir dari Delish (22/2), tahu diketahui menjadi asupan protein nabati yang lezat. Banyak kandungan nutrisi di dalam tahu yang membuat sajian ini sebagai pilihan sehat terutama untuk vegetarian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahu Sumber Protein Nabati

Resep Tumis Tahu Saus Tiram Wijentahu Foto: Getty Images

Lauren Manaker, selaku ahli diet mengatakan, "Tahu merupakan sumber protein baik yang menyediakan sembilan asam amino esensial."

Selain itu tahu juga menyimpan sumber nutrisi, seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. Serta rendah lemak jenuh dan bebas kolesterol.

ADVERTISEMENT

Untuk kandungan proteinnya, dalam 100 gram tahu mengandung sekitar 8 gram protein, seperti dikutip dari USDA. Kandungan protein pada tahu ini takarannya mirip dengan sajian yogurt Yunani atau keju cottage.

Manfaat Sehat Tahu

Tahu juga diketahui merupakan sumber vitamin A, C, D, E, K, dan B yang baik. Selain itu, menurut Theresa Gentile, tahu juga menyediakan asupan zat besi dan asam lemak omega-3 harian.

Manfaat dari mengonsumsi tahu juga terkait dengan isoflavon yang merupakan senyawa untuk mendukung kepadatan tulang, mengurangi risiko kanker, menurunkan kolesterol jahat, hingga melawan stres oksidatif.

Sebagai sumber protein nabati, banyak orang yang mengonsumsi tahu sebagai menu diet. Kandungan kalorinya juga rendah, sekitar 76 kcal per 100 gram tahu, seperti dikutip dari USDA.

Penjelasan mengenai tahu sehat bagi tubuh ada di halaman selanjutnya...

Olahan Tahu yang Sehat

Seorang ahli diet kardiologi preventif, Michelle Routhenstein menyarankan untuk mengolah tahu menjadi berbagai jenis sajian. Biasanya ia memanggang atau menumis tahu dengan tambahan sayuran dan biji-bijian utuh agar kaya nutrisi.

"Untuk menambah rasa, saya suka merendam tahu dalam campuran rempah, seperti oregano, basil, dan bubuk bawang putih. Lalu, sering juga disantap dengan tambahan saus chimichurri, minyak zaitun, peterseli, dan lainnya," ujar Routhenstein.

Routhenstein juga menyarankan untuk menghindari menggoreng tahu dengan suhu yang tinggi. Ini dilakukan untuk menghentikan pembentukan glikasi lanjut yang justru dapat menyebabkan peradangan.

Tahu Juga Berefek Buruk

Namun, tahu juga dianggap buruk bagi kesehatan karena mengaitkan konsumsinya dapat menyebabkan kanker payudara. Hal ini terjadi setelah adanya penelitian pada tikus yang dirancang dengan buruk.

Routhenstein juga menjelaskan bahwa fakta tersebut sudah dibantah dalam studi klinik manusia yang berbasis bukti dan menunjukkan bahwa kacang kedelai dapat mengurangi risiko kanker terkait hormon tertentu. Seperti penelitian meta-analisis tahun 2022 yang menemukan konsumsi isoflavon dapat mengurangi risiko kanker payudara pada wanita pra dan pasca-menopause.

Namun, tentu saja tak semua orang aman mengonsumsi tahu. Mereka yang alergi terhadap kacang-kacangan harus menghindari asupan tahu. Selain itu, orang dengan masalah tiroid, khususnya hipotiroidisme juga perlu mengurangi asupan kacang kedelai.

Penderita batu ginjal dan batu empedu juga dianjurkan untuk menghindari konsumsi tahu. Ini karena adanya kandungan oksalat yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Menikmati Rujak Tahu Kuah Lekoh di Majalengka"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/odi)

Hide Ads