Tingkat konsumsi ikan orang Jepang menurun sejak sekitar 20 tahun terakhir. Mereka kini lebih banyak makan daging karena beberapa alasan.
Ikan merupakan salah satu komoditas pangan populer di Jepang. Kondisi geografis Jepang yang dekat dengan laut membuat ikan mudah didapat di sana. Harganya pun relatif terjangkau dengan jenis yang beragam.
Sushi, makanan ikonik Jepang, bahkan menjadi gambaran betapa ikan sangat dekat dengan budaya kuliner mereka. Tingkat konsumsi ikan orang Jepang pun terbilang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ternyata itu dulu. Sebab kini orang Jepang tak lagi begitu menggemari ikan. Mengutip Sora News 24 (19/2/2025), laporan Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang mengungkap penurunan tingkat konsumsi ikan orang Jepang.
Dulunya tahun 2001, rata-rata setiap orang Jepang mampu mengonsumsi 40,2 kilogram (kg) ikan per tahun. Setahun setelahnya yaitu tahun 2002, jumlah tersebut menurun jadi 22 kg saja. Artinya turun 45% dari tingkat konsumsi tertinggi yang pernah tercatat dan merupakan tingkat terendah selama dicatatnya data ini oleh Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang sejak tahun 1960.
![]() |
Sementara itu, tingkat konsumsi daging orang Jepang melampaui ikan pada 2011. Tahun 2022, tingkat konsumsi daging orang Jepang mencapai 33,5 kg per tahun. Jumlah ini berarti orang Jepang, secara kolektif, mengonsumsi sekitar 1,5 kali lebih banyak daging daripada ikan.
Alasan pergeseran pola konsumsi orang Jepang dari ikan menjadi daging pun dibahas majalah berita JB Press. Kolumnis di media itu berspekulasi salah satu penyebabnya adalah Jepang memiliki lebih sedikit toko penjual ikan khusus dibandingkan sebelumnya.
Jumlahnya dari sekitar 50.000 bisnis toko ikan pada tahun 1980, menjadi hanya sekitar 10.000 saat ini. Namun berkurangnya angka ini bukan karena orang Jepang mulai tidak suka ikan, tapi mereka lebih nyaman beli ikan di supermarket.
Dari pihak Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang mengungkap ikan memang masih dianggap orang Jepang sebagai makanan sehat dan enak. Namun konsumen zaman modern juga menganggap ikan mahal dan sulit diolah. Beberapa dari mereka bahkan tidak tahu cara mengolah ikan sama sekali.
Di sisi lain, daging juga bukan merupakan makanan mahal di Jepang. Terkadang, daging bahkan menjadi pilihan lebih ekonomis di supermarket dibanding ikan.
Selain itu, di restoran, olahan daging, seperti beef bowl, hamburger, dan karaage terbilang lebih populer dibanding olahan ikan. Karenanya orang Jepang berakhir mengonsumsi lebih banyak olahan daging ketimbang ikan.
![]() |
Faktor lain yang bikin daging kini lebih disukai dibanding ikan adalah cara masaknya yang lebih mudah dan simpel. Begitu pun cara makannya. Orang Jepang tak perlu repot buang kepala, ekor, atau duri ketika makan daging.
Faktor penting lain yang dicatat oleh pihak kementerian dan JB Press adalah perubahan jumlah orang dalam rumah tangga di Jepang dan pola kerja mereka.
Saat ini lebih banyak orang dewasa tinggal sendiri tanpa orang tua mereka. Biasanya mereka pilih apartemen kecil atau tipe studio. Segala hal yang praktis pun dibutuhkan ketika tinggal di apartemen.
Mereka cenderung lebih suka masak daging yang lebih praktis ketimbang ikan. Selain itu, masak ikan di apartemen banyak dihindari karena aroma amis ikan bisa menyebar ke semua ruangan dan barang.
Bahkan untuk pasangan menikah di Jepang, saat ini norma umumnya adalah suami dan istri sama-sama fokus memilih makanan yang cepat dan mudah disiapkan.
Jadi, kesimpulan yang mungkin paling akurat dari penurunan tingkat konsumsi ikan di Jepang adalah bukan berarti orang Jepang tidak suka ikan seperti dulu, tapi sejumlah aspek gaya hidup modern membuat praktik makan ikan jadi relatif lebih sulit dibanding 20, 30, atau 40 tahun yang lalu.
(adr/odi)