Seafood seringkali menjadi alternatif asupan protein hewani. Ternyata ada 4 alasan yang membuat seafood tak tergolong sebsgai makanan yang sepenuhnya sehat.
Protein menjadi salah satu nutrisi makro yang wajib dipenuhi kebutuhannya setiap hari. Ada banyak jenis protein yang bisa dikonsumsi dan mudah didapatkan, seperti daging ayam, daging sapi, atau bahkan seafood.
Kandungan lemaknya yang rendah membuat seafood dianggap sebagai alternatif asupan protein yang sehat. Tetapi sebagian ahli setuju untuk tidak menyatakan seafood sebagai makanan yang sepenuhnya sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa alasan yang mendasari pernyataan bahwa seafood bukan makanan yang sepenuhnya sehat. Efek samping yang dihasilkan oleh tubuh hingga beberapa alasan lain disampaikan oleh para ahli.
Baca juga: Toko Merah: Menikmati Kopi dan Pisang Goreng di Bangunan 293 Tahun
Berikut ini 4 alasan seafood tak sepenuhnya menyehatkan menurut Food NDTV:
![]() |
1. Memicu alergi ekstrem
Bagi sebagian orang seafood merupakan makanan yang enak dan segar rasanya. Tetapi bagi sebagian lainnya yang sensitif terhadap makanan justru akan merasa terancam dengan konsumsi seafood.
Seafood seperti tiram, kerang, cumi, udang, dan yang lainnya terbukti dapat memicu alergi. Gejala alergi seperti gatal-gatal, bentol, dan ruam merah dapat langsung terlihat setelah mengonsumsi seporsi seafood.
Bahkan yang paling parah adalah kondisi alergi ekstrem yang juga banyak dialami. Kondisi yang juga dikenal dengan sebutan anafilaksis sampai memiliki peluang menyebabkan kesulitan bernapas, muntah, hingga mengancam nyawa.
2. Sebagian mengandung merkuri
Seafood seperti berbagai jenis ikan seringkali disarankan guna menyehatkan otak dan anggota tubuh lainnya. Tetapi para ahli juga setuju bahwa sebagian ikan harus diwaspadai konsumsinya.
Ada beberapa ikan tertentu yang mengandung kadar merkuri tinggi. Ketika merkuri masih ke dalam tubuh melalui makanan maka efeknya akan fatal.
Merkuri yang dikonsumsi berlebihan dapat mengganggu kegagalan pertumbuhan otak bagi ibu hamil dan janinnya. Sehingga ibu hamil disarankan harus berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi ikan-ikanan dan seafood lainnya.
Alasan lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Mengandung polutan organik
Hidup di dalam laut membuat kualitas seafood dipengaruhi dengan kondisi lingkungan di bawah laut. Dewasa ini, laut menjadi salah satu bagian yang terpapar polutan paling banyak.
Maka tidak heran jika berdampak pada kualitas seafood yang menurun kesehatannya. Ada ancaman kontaminasi methylmercury dan polutan organik yang dapat masuk ke dalam seafood.
Memilah dan memilih seafood dari sumber dan kondisi perairan yang bersih adalah cara untuk meminimalisir asupan seafood yang terpapar polutan. Berbagai gangguan kesehatan yang berat dapat terjadi jika tubuh menerima asupan polutan organik melalui seafood.
4. Ancaman bakteri Salmonella
![]() |
Berbeda dengan daging sapi yang bisa dimasak dengan berbagai tingkat kematangan, mengolah seafood harus lebih hati-hati. Beberapa jenis ikan dan seafood memiliki peluang yang tinggi terpapar bakteri Salmonella.
Banyak cara Salmonella masuk ke dalam ikan dan seafood baik dalam kondisi segar maupun setelah dibersihkan. Mikroba ini menjadi salah satu bakteri yang dapat mengganggu kesehatan paling cepat dengan dampak yang menyakitkan.
Kasus seperti keracunan makanan, diare, hingga muntah-muntah seringkali disebabkan oleh masuknya Salmonella ke dalam tubuh melalui asupan seafood. Maka banyak ahli menyarankan untuk membersihkan ikan dan seafood hingga bersih sempurna dan memasaknya sampai matang merata.