Makan Terlalu Pedas Bahaya untuk Tubuh? Ini Kata Pakar

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 30 Okt 2023 15:30 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/CasarsaGuru
Jakarta -

Banyak orang menggemari makanan pedas. Namun dalam konsumsinya, beberapa orang alami efek samping serius. Lantas benarkah makan terlalu pedas berbahaya? Begini kata pakar.

Makanan pedas menarik selera banyak orang, termasuk orang Indonesia. Sengatan pedas yang semakin kuat dianggap banyak orang membuat pengalaman makan lebih nikmat.

Tak hanya dijadikan makanan sehari-hari, makanan pedas belakangan viral dijadikan bahan tantangan makan. Pelaku tantangan berlomba-lomba menghabiskan makanan pedas sebanyak atau secepat mungkin.

Namun konsumsi makanan pedas berakibat buruk untuk beberapa orang. Makanan pedas membuat mereka sakit perut, bahkan ada yang meninggal usai coba tantangan makan keripik terpedas

Lantas seperti apa kata pakar kesehatan mengenai konsumsi makanan pedas? Benarkah berbahaya untuk kesehatan?

Merangkum HuffPost (23/10/2023), berikut penjelasannya:

1. Hal yang terjadi pada tubuh saat makan pedas

Saat makan pedas ada sensasi terbakar di mulut. Dr. Lisa Ganjhu, gastroenterologist dari NYU Langone Health menjelaskan itu berasal dari senyawa capsaicin, senyawa kimia yang merupakan komponen aktif pada cabai dan pemberi rasa pedas.

Berbagai hal fisiologis terjadi saat makan pedas, mulai dari berkeringat, rasa kebas di bibir dan mulut, hingga sensasi terbakar di lidah. Semua hal ini rupanya respon tubuh untuk mendinginkan 'dirinya' usai capsaicin mengirim sinyal nyeri ke otak.

Dr. Natasha Chhabra yang juga gastroenterologist mengatakan makan pedas erat kaitannya dengan refluks pada beberapa orang. Refluks merupakan kondisi naiknya makanan yang ditampung beserta cairan asam lambung ke esofagus. Namun Dr. Natasha mengatakan belum ditemukan mekanisme pasti mengenai cara makanan pedas memicu refluks pada seseorang.

2. Kenapa beberapa orang lebih kuat makan pedas?

Foto: Getty Images/iStockphoto/YelenaYemchuk

Sering kali pertanyaan muncul mengenai kenapa seseorang ada yang sangat kuat makan pedas, sementara yang lain tidak sama sekali? Menurut Dr. Natasha, toleransi akan rasa pedas dipengaruhi beberapa faktor, seperti genetik, pengalaman hidup, dan paparan terhadap makanan.

Sementara itu Dr. Lisa menambahkan, konsumsi makanan pedas terus menerus dapat meningkatkan toleransi seseorang akan rasa pedas. Ini tercermin pada keluarga-keluarga di Indonesia, misalnya, yang jamak mengonsumsi makanan pedas sehingga orang Indonesia berakhir lebih kuat makan pedas jika dibandingkan keluarga di negara lain yang cenderung mengonsumsi makanan hambar.

"Hal ini lebih menyangkut budaya dibanding masalah fisiologis," katanya. Toleransi rasa pedas yang berbeda ini pula yang membuat reaksi tubuh seseorang terhadap rasa pedas juga beragam.

3. Seberapa pedas takaran terlalu pedas?

Lantas apa patokan yang membuat sebuah makanan tergolong amat pedas? Menurut Dr. Natasha, tidak ada patokan pasti mengenai hal itu. Beda misalnya dengan minum alkohol dimana ada jumlah yang direkomendasikan per hari agar seseorang tidak mabuk.

Namun untuk mengukur rasa pedas, ada skala yang bisa jadi panduan. Sebutannya Scoville. Sebuah makanan pedas bisa diukur memiliki berapa Scoville heat units (SHU) yang bergantung pada konsentrasi capsaicin di dalamnya.

Semakin tinggi SHU-nya, maka semakin pedas bahan makanan tersebut. Sebut saja cabai Carolina reapers yang punya 1,500,000 SHU, berbeda dengan jalapeno yang mengandung antara 2,500 hingga 10,000 SHU.

Simak Video 'Pencinta Makanan Pedas Wajib ke Rumah Makan Ini!':

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




(adr/odi)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork