Benarkah Ngemil Dessert Rendah Gula Lebih Sehat? Ini Kata Ahli

Benarkah Ngemil Dessert Rendah Gula Lebih Sehat? Ini Kata Ahli

Atiqa Rana - detikFood
Sabtu, 09 Sep 2023 07:00 WIB
Kebiasaan makan dessert agar perut tak buncit
Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jakarta -

Belakangan ini banyak tersedia dessert atau makanan penutup rendah gula, sebagai pilihan 'lebih baik' daripada dessert biasa. Namun, apakah benar lebih baik? Ini penjelasan ahli.

Sebagian orang sangat suka menikmati makanan penutup yang manis, seperti kue, cokelat, es krim, milkshake, dan masih banyak lagi. Dessert ini memang seringkali menggugah selera karena tampilan yang menarik dan rasa manisnya bisa membuat suasana hati lebih bahagia.

Sayangnya, dessert tidak boleh dikonsumsi terlalu sering. Hidangan tersebut biasa dibuat dengan gula tambahan dalam jumlah banyak. Jika asupan gula pada tubuh berlebih, hal ini bisa menyebabkan banyak risiko penyakit bahaya. Mulai dari tekanan darah tinggi, peradangan, hingga diabetes. American Heart Association mengatakan, tambahan gula tidak boleh lebih dari 6% kalori harian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak buruk konsumsi gula ini membuat banyak orang akhirnya beralih ke makanan penutup yang lebih rendah gula, bahkan bebas gula. Saat ini pun banyak produk makanan penutup bebas gula yang bisa ditemui dengan mudah, mulai dari es krim hingga cookies.

Meskipun makanan penutup itu terbebas dari gula, apakah tetap menjadi pilihan lebih baik? Para ahli pun memberikan penjelasan terkait hal ini, seperti yang dirangkum dari healthdigest.com (27/08).

ADVERTISEMENT

1. Tidak menjamin penurunan berat badan

dessertMakan dessert rendah gula bukan berarti menjamin penurunan berat badan. Foto: Getty Images/iStockphoto/nortonrsx

Dessert bebas gula dikonsumsi oleh pelaku diet dengan anggapan bisa memberi asupan gula lebih sedikit. Meskipun faktanya memang bebas gula, tetapi dessert ini belum tentu bebas kalori.

Menurut Food Network, beberapa produk memiliki lemak yang sama banyaknya dengan makanan manis lain. Sebab, sejumlah dessert bebas gula masih mengandung pemanis non-nutrisi yang diproses secara kimia.

Pemanis buatan yang terkandung di dalamnya juga diproses secara berbeda dari gula. Tubuh mengira mendapat gula, padahal tidak mendapat asupan energi dari gula. Ini bisa menurunkan gula darah dan menyebabkan seseorang makan lebih banyak. Berarti akan lebih banyak kalori yang masuk dan menyebabkan penambahan berat badan, lapor New York Presbyterian Health.

WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), juga telah memperingati untuk tidak menggunakan pemanis non-nutrisi pada makanan. Sebab, tidak banyak membantu menurunkan berat badan. Faktanya, justru meningkatkan risiko diabetes tipe-2, penyakit kardiovaskular, dan kematian.

WHO menyarankan, lebih baik seseorang mengurangi gula dalam pola makan, daripada tetap makan dessert yang diklaim bebas gula.

Cara mengurangi keinginan makan manis bisa dilihat pada halaman selanjutnya!


Hide Ads