Konsumsi tempe sebagai makanan tambahan bayi usia 6 bulan ke atas dinilai ahli gizi sangat bagus. Berikut manfaat tempe untuk kesehatan otak anak.
Perbincangan tempe sebagai santapan anak viral setelah artis Nikita Willy memberikan anaknya, Issa Xander Djokosoetono, protein nabati tersebut. Ia mengatakan anaknya sangat suka tempe.
Melihat hal ini, dokter spesialis gizi, dr. Johanes Chandrawinata, mengungkapkan bahwa tempe dapat digunakan sebagai makanan tambahan bayi berusia enam bulan ke atas karena memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan daging hewan.
"[Tempe] bisa menjadi pengganti daging," ujar dr. Johanes kepada CNBC Indonesia, Selasa (25/7/2023).
"Kandungan omega-3 tempe berupa asam alfa-linolenic juga baik untuk perkembangan otak dan mata anak," sambungnya.
Johanes mengatakan, tempe adalah makanan sehat tinggi protein, mengandung prebiotik, dan vitamin serta mineral yang baik untuk anak. Tempe per 100 gram mengandung 195 Kalori, 11 gram lemak, 3,4 gram lemak jenuh, 2,6 gram asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), 3,8 gram asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), 7,6 gram karbohidrat, dan 20 gram protein.
"Zat besi dalam tempe mencapai hampir 15 persen kebutuhan harian, Kalsium 10 persen, riboflavin 20 persen, niasin 13 persen, , Magnesium 20 persen, fosfor 22 persen, dan mangan 56 persen," papar dr. Johanes.
Meskipun tempe memiliki kandungan yang baik bagi kesehatan anak, dr. Johanes menegaskan bahwa tempe bukanlah satu-satunya sumber protein yang diperlukan anak. Dengan demikian, ia menyarankan orang tua untuk memberikan variasi makanan kepada anak.
"Ikan dan kacang, seperti walnut juga mengandung omega-3. Jadi, makanan bayi yang bervariasi tentu lebih baik. Apalagi zat besi pada daging itu jauh lebih mudah diserap daripada tempe," kata dr. Johanes.
Cara ideal mengolah tempe sebagai menu anak
1. Bayi 6-9 bulan
Potong tempe tipis-tipis dalam ukuran dua jari orang dewasa, lalu masak sampai empuk. Potongan tempe bisa dimakan langsung atau di tumis dengan minyak dan dicampur dengan sayuran tinggi Vitamin C.
"Sayuran tinggi Vitamin C, seperti paprika dan brokoli [baik untuk dicampur dengan] agar memperbaiki penyerapan zat besi dari tempe," kata dr. Johanes.
2. Bayi 9-12 bulan dan anak 12-24 bulan
Memasuki usia sembilan bulan, anak mulai bisa diberikan tempe matang berukuran kecil dan divariasikan dengan kaldu.
"Untuk bayi berusia 9-12 bulan bisa diberi tempe matang ukuran kecil sekali makan. Selain itu, tempe bisa diolah sebagai pengganti daging cincang atau direbus dalam kaldu atau santan," papar dr. Johanes.
Sementara itu, tempe yang diberikan untuk anak berusia 12-24 dapat diolah menjadi kari, cah, salad, atau sop.
"Hati-hati bahaya tersedak. Guna mencegah tersedak, masak tempe hingga empuk lalu potong dengan ukuran sesuai usia bayi. Bila alergi, setop pemberian tempe," tegas dr. Johanes.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), tempe adalah satu-satunya sumber nabati yang memiliki kandungan B12. Kandungan Vitamin B12 di dalam tempe berkisar dari 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering yang dikonsumsi.
"Jumlah ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin B12 seseorang perhari," tulis Kemenkes, dikutip Selasa (25/7/2023).
Menurut Kemenkes, tempe mengandung sumber vitamin B yang potensial, yaitu Vitamin B1 (Tiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (Niasin), Vitamin B6 (Piridoksin), dan Vitamin B12 (Sianokobalamin).
Manfaat tempe bagi kesehatan secara umum bisa dilihat di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Dokter Ungkap Penyebab Anak Alami Obesitas Sentral"
(adr/adr)