Terlalu Banyak Konsumsi Tepung Bisa Memicu 5 Penyakit Ini

Terlalu Banyak Konsumsi Tepung Bisa Memicu 5 Penyakit Ini

Diah Afrilian - detikFood
Kamis, 15 Jun 2023 06:00 WIB
Terlalu Banyak Konsumsi Tepung Bisa Memicu 5 Penyakit Ini
Foto: Getty Images/iStockphoto/Timmary
Jakarta -

Ahli kesehatan mengingatkan orang-orang untuk mengurangi dan menghindari konsumsi tepung. Ternyata ini efek samping konsumsi tepung bagi tubuh.

Penggunaan tepung dibutuhkan hampir pada semua makanan, terutama makanan-makanan yang diandalkan sebagai sumber karbohidrat dalam satu penyajian hidangan.

Misalnya pasta, roti, mie, dan masih banyak jenis makanan lainnya. Ternyata banyak ahli yang justru mengkhawatirkan konsumsi tepung dengan beberapa efek negatif yang bisa terjadi pada tubuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tepung terigu tidak disarankan untuk ditambah ke dalam menu diet sehat yang dikonsumsi setiap hari dan secara rutin. Beberapa penyakit kronis menjadi ancaman yang ditimbulkan dari konsumsi tepung dengan intensitas tinggi.

Berikut ini 5 efek samping konsumsi tepung menurut Chriskresser:

Terlalu Banyak Konsumsi Tepung Bisa Memicu 5 Penyakit IniKandungan karbohidrat olahan pada tepung dapat memicu kenaikan berat badan berlebih. Foto: Getty Images/iStockphoto/Timmary

1. Obesitas

Salah satu negara yang tercatat memiliki kasus obesitas tertinggi adalah Amerika Serikat. Obesitas ditetapkan sebagai epidemi yang melanda 2/3 dari orang dewasa di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Melalui catatan ahli kesehatan berdasarkan pola makan, orang Amerika Serikat merupakan konsumen aktif tepung terigu. Tepung terigu ini yang kemudian diklasifikasikan sebagai sumber berat badan berlebih atau bahkan obesitas.

Konsumsi tepung terigu dapat memicu penumpukan lemak dalam tubuh dan merusak oksidasi lemak. Konsumsi tepung terigu juga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan bakteri pencernaan yang berdampak besar terhadap kenaikan berat badan.

2. Diabetes tipe 2

Menurut data International Diabetes Federation (IDF) di Indonesia sudah mengalami peningkatan pesat jumlah penderita diabetes dalam 10 tahun terakhir. Ada perkiraaan yang menyebutkan per 2045 sebanyak 28,57 juta orang Indonesia akan mengalami diabetes jika tidak memerhatikan asupan makanannya.

Karbohidrat pecahan seperti yang terdapat pada tepung terigu menjadi risiko terbesar yang menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan kondisi di mana tubuh tak lagi mampu memproduksi insulin dan membuat gula darah menumpuk.

Berdasarkan catatan aturan diet sehat di Amerika Serikat, tepung terigu kini mulai diatur penggunaannya untuk mengurangi risiko sindrom metabolisme dna diabetes tipe 2. Salah satu strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalisir asupan biji-bijian pecahan dalam menu diet.

Efek samping konsumsi tepung lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Hipertensi

Hipertensi menjadi keluhan yang paling banyak dialami oleh orang dewasa hingga lanjut usia. Hipertensi sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh pola makan yang tak cukup sehat dan bernutrisi.

Konsumsi karbohidrat olahan dapat memicu tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara glukosa dan insulin yang terganggu sehingga akan mempengaruhi peredaran darah di dalam tubuh.

Untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang mulai tak terkendali adalah dengan mengurangi asupan terigu dan karbohidrat olahan. Merujuk pada data yang terpublikasi pada National Library of Medicine, The National Center for Biotechnology Information mengurangi asupan karbohidrat olahan paling ampuh untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

4. Penyakit kardiovaskular

Terlalu Banyak Konsumsi Tepung Bisa Memicu 5 Penyakit IniBukan lemak, konsumsi tepung yang berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan kardiovaskular. Foto: Getty Images/iStockphoto/Timmary

Gangguan kardiovaskular juga tak lepas dari konsumsi karbohidrat olahan seperti tepung terigu yang tak terkendali.

Pada 2017, sebuah artikel yang dipublikasi dalam jurnal kesehatan berjudul The Lancet menunjukkan hubungan antara konsumsi karbohidrat yang tinggi dengan pengaruhnya terhadap kardiovaskular. Jurnal tersebut justru melihat efek yang lebih besar dari konsumsi tepung terigu dibandingkan makanan tinggi lemak terhadap kesehatan kardiovaskular.

Ketidakseimbangan gula darah yang disebabkan oleh tepung terigu menjadi alasan terkuat terjadinya inflamasi sistemik. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan kerusakan sistem vaskular dan kadar lipid dalam darah.

5. Depresi

Depresi tidak hanya dapat disebabkan oleh stres dan tekanan dari lingkungan sekitar. Tubuh secara kompleks memiliki sistem yang saling berkaitan satu sama lain.

Ketika usus menerima makanan yang baik efeknya dapat membantu mengendalikan suasana hati dan mencegah gangguan kesehatan mental. Pola diet yang didominasi oleh karbohidrat olahan seperti tepung terigu disebutkan dapat memicu terjadinya depresi.

Pada jurnal yang berjudul High glycemic index diet as a risk factor for depression: analyses from the Women's Health Initiative disebutkan konsumsi tepung terigu dapat menyebabkan sistemik inflamasi. Dampaknya suasana hati akan terasa lebih tidak stabil karena ketidakseimbangan gula darah.

Halaman 2 dari 2
(dfl/adr)

Hide Ads