Lulusan S2 Alih Profesi Jadi Petani, Bisa Cuan hingga Rp 2,8 Miliar!

Bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan tak selalu menjanjikan. Jabatan sebagai seorang karyawan kantoran juga tak selamanya nyaman untuk dilakoni dalam jangka waktu panjang.

Hal inilah yang membuat beberapa orang memilih alih profesi dan meninggalkan pekerjaannya di kantor. Tekanan stres yang tinggi dengan gaji yang dirasa tidak setara menjadi alasan terbesar banyak orang nekat mencari keuntungan pada bidang lain.

Dilansir dari The Better India, Minggu (13/7), Smarika Chandrakar salah satu wanita yang nekat meninggalkan pekerjaannya. Setelah lulus dari jenjang pendidikan strata-2, Smarika bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan.

Seorang lulusan S2, nekat alih profesi menjadi petani. Foto: The Better India

Namun pada 2021 Smarika memutuskan alih profesi menjadi seorang petani. Keputusannya ini tak terlepas dari kenangan masa kecil ketika ia diajak mengelola lahan milik keluarga bersama ayah dan kakeknya.

"Siapa yang bilang bertani tidak menguntungkan? Orang-orang kebanyakan beranggap bertani itu pekerjaan kecil dan tidak layak. Tidak ada yang bisa menjelaskan lebih jauh selain fakta," ujar Smarika.

Wanita asal Charmudiya, Chhattisgarh, India ini memiliki latar belakang pendidikan yang tak tanggung-tanggung. Ia lulusan dari Fakultas Teknik, dengan jurusan Ilmu Komputer dengan gelar MBA di belakang namanya.

Berkarir selama 5 tahun dalam dunia bisnis membuatnya berhasil mengulik seluk beluk bercocok tanam padi serta menjualnya dengan maksimal. Smarika tak hanya mengembangkan dirinya, tetapi warga yang tinggal di sekitarnya. Mereka dibina untuk jadi petani naik kelas.

Tak hanya cuan Rp2,8 miliar ia juga berhasil mengkaryakan warga di sekitarnya. Foto: The Better India

Pada lahan berukuran 8 hektar, Smarika berhasil menanam padi juga beberapa jenis sayuran. Salah satu hasil panennya yang menguntungkan ialah tomat.

Setengah hektar lahan yang ditanami tomat dapat berbuah hingga 50 ton beratnya. Begitu pula dengan timun dan sayuran lain yang juga tak kalah menguntungkan dari lahannya.

Smarika yang dahulu hanya seorang pegawai kini berhasil mengembangkan bisnisnya dan mempekerjakan banyak orang. Lebih dari 125 orang dikaryakan oleh Smarika untuk mengelola lahan serta hasil kebunnya.

Dalam satu tahun setidaknya ia dapat meraup untung hingga Rp 2,8 miliar. Setelah menjadi seorang petani selama 4 tahun terakhir, kini ia tak hanya memikirkan keuntungan tetapi juga bagaimana dirinya bisa bermanfaat untuk orang lain.

Keluhan Petani Filipina yang Merugi Akibat Diterpa Panas Ekstrem

Keluhan Petani Filipina yang Merugi Akibat Diterpa Panas Ekstrem