Setiap makanan memiliki fungsi dan khasiatnya masing-masing. Sayangnya masih banyak mitos tentang makanan yang keliru tetapi masih dipercaya masyarakat.
Makanan memiliki kandungan nutrisinya masing-masing. Hal ini membuat sebagian orang sengaja mengonsumsi makanan tertentu untuk mendapatkan khasiat yang mereka inginkan.
Selain pembuktian secara medis banyak juga orang-orang yang percaya khasiat dan efek samping sebuah makanan melalui orang-orang di sekitarnya. Hal ini yang kemudian mengembangkan mitos-mitos tertentu pada beberapa jenis makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa mitos yang sudah terlanjur dipercaya tetapi dinilai oleh ahli sebagai pernyataan yang keliru. Agar tak salah lagi perhatikan mitos makanan ini yang menurut ahli tak perlu dipercaya lagi.
Berikut ini 7 mitos makanan yang dinilai keliru seperti dirangkum dari The Healthy:
![]() |
1. Seledri untuk membakar kalori
Seledri yang biasanya digunakan untuk memasak, konon dipercaya juga untuk menurunkan berat badan. Seledri disebut-sebut sebagai salah satu makanan kalori negatif yang baik untuk membantu membakar kalori di dalam tubuh.
Tetapi pada Mayo Clinic disebutkan bahwa seledri sebenarnya kaya akan serat yang tinggi. Kandungan seat ini yang membuatnya baik untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
2. Wortel mentah lebih sehat
Sayuran memiliki kandungan nutrisi yang padat misalnya seperti wortel dan yang lainnya. Wortel yang kaya akan kandungan vitamin A selalu dipercaya dapat membantu meningkatkan kesehatan mata terlebih jika dikonsumsi saat masih mentah.
Faktanya kandungan antioksidan pada wortel justru akan semakin efektif setelah dimasak hingga matang. Menurut penelitian pada Journal of Agricultural and Food Chemistry, peneliti menemukan wortel yang matang justru mengalami peningkatan nutrisi yang baik.
3. Telur penyebab kolesterol
Bagi para pelaku kebugaran, telur dikenal sebagai sumber protein yang paling baik. Tetapi banyak orang yang juga menyebutkan bahwa konsumsi telur dapat memicu lonjakan kolesterol di dalam tubuh.
Faktanya, pada penelitian yang dilakukan tahun 2018 silam telur tidak ditemukan menjadi penyebab melonjaknya kadar kolesterol/ Telur justru disarankan untuk dikonsumsi karena mengandung nutrisi seperti zinc, zat besi, antioksidan lutein, vitamin D dan kolin untuk kesehatan otak.
Mitos tentang makanan yang dinilai keliru lainnya ada di halaman berikutnya.
4. Asupan karbohidrat tidak sehat
Ketika ingin menjalankan pola makan yang lebih sehat, banyak orang yang akan memilih untuk memangkas asupan karbohidrat mereka. Para pelaku diet sehat ini menilai bahwa konsumsi karbohidrat akan memberikan efek negatif pada tubuh.
British Medical Journal justru mengatakan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi karbohidrat melalui gandum utuh memiliki peluang 30% terhindar dari penyakit jantung. Konsumsi karbohidrat melalui gandum dan biji-bijian utuh ini juga disebut sebagai pencegah penyakit kronis dan mampu memperpanjang harapan hidup.
5. Margarin lebih baik dari mentega
Terlihat serupa, margarin dan mentega terbuat dari jenis lemak yang berbeda. Margarin terbuat dari lemak nabati sedangkan mentega dibuat menggunakan lemak hewani. Hal ini membuat margarin dinilai lebih sehat dibandingkan dengan mentega.
Tetapi para ahli justru menyebutkan bahwa kebanyakan margarin diproduksi dengan campuran lemak trans yang berdampak pada kolesterol dan kesehatan jantung. Kabar baiknya baru-baru ini Food and Drug Administration menyatakan bahwa banyak penggunaan lemak trans yang ditarik dari produksi makanan.
![]() |
6. Pedas penyebab maag
Makanan dengan cita rasa pedas dianggap yang paling lezat dan membangkitkan selera makan. Tetapi makanan pedas seringkali disalahkan sebagai pemicu maag dan produksi asam lambung yang berdampak negatif.
Padahal asam lambung atau gejala maag timbul karena pertumbuhan bakteri yang bernama Helicobacter pylori. Rasa pedas tidak memiliki hubungan dengan pemicu maag maupun produksi asam lambung yang berlebihan.
7. Makanan rendah lemak lebih sehat
Saat berbicara tentang makanan sehat pasti akan langsung terpikir makanan yang rendah lemak adalah yang lebih sehat. Padahal ketika produsen makanan mengurangi lemak, mereka akan menambahkan komponen perisa pengganti yang tak kalah buruk untuk kesehatan.
Menurut penelitian pada Appetite tahun 2016 silam, banyak produsen yang menyediakan makanan rendah lemak justru menambahkan kadar gula di dalam makanannya. Jika ingin makan makanan yang rendah lemak, para ahli lebih menyarankan untuk mengonsumsi bahan makanan alami seperti kacang-kacangan.