Makan dessert setelah makan berat sering dilakukan banyak orang, bahkan ada yang memakannya setiap hari. Lantas, apa yang terjadi pada tubuh jika makan dessert setiap hari? Ini penjelasannya.
Setelah makan makanan gurih atau asin, sebagian orang merasa mulutnya ingin mengunyah makanan manis. Akhirnya hidangan pencuci mulut seperti kue, es krim, atau puding pun dilahap.
Tak sedikit juga mereka sudah terbiasa dengan kebiasaan ini sehingga setiap hari tak bisa melewatkan dessert. Ada kepuasan tersendiri ketika sudah menikmati makanan pencuci mulut itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun makanan manis umumnya dicap buruk untuk kesehatan sehingga membuat banyak orang merasa bersalah usai memakannya. Sebenarnya makanan manis tak selalu berdampak buruk bagi kesehatan.
Berikut 5 hal yang bakal terjadi pada tubuh ketika makan dessert setiap hari yang dirangkum dari eatingwell.com (18/12).
1. Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Makanan
![]() |
Dessert umumnya dianggap sebagai makanan yang akan membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Karena hal ini akhirnya banyak orang merasa bersalah hingga enggan makan dessert.
Padahal mengonsumsi dessert bisa meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan makanan. Hal ini terjadi dengam cara mengizinkan diri sendiri untuk menikmati makanan penutup tanpa harus merasa bersalah.
Ahli gizi Patricia Panyo, MS, RDN mengungkap jika semua makanan bisa jadi bagian pola makan sehat, termasuk makanan penutup.
"Langkah pertama untuk membantu hal ini adalah dengan mengizinkan diri sendiri untuk menikmati makanan penutup kapanpun diinginkan tanpa merasa bersalah karena melakukannya," ucapnya.
Jika seseorang sudah membiarkan tubuhnya untuk makan dessert, ini membuat mereka bisa puas melanjutkan hari.
Hal ini juga dilakukan untuk mencegah kemauan yang berlebih. Jika tubuh dibatasi untuk tidak makan dessert, khawatirnya di kemudian hari justru akan makan secara berlebihan.
2. Menambah Asupan Nutrisi
Makanan penutup tak melulu makanan manis atai dessert karena buah-buahan hingga beberapa kacang-kacangan bisa dijadikan makanan penutup yang justru memberikan manfaat bagi kesehatan.
Seperti yang diungkap oleh Pauyo jika buah buahan akan menambah asupan antioksidan dan serat untuk mengurangi risiko penyakit usus. Bisa juga memilih makanan penutup berupa kacang-kacangan yang akan menambah lemak dan protein sehat.
Cara lain adalah memilih dessert berupa secangkir cokelat hangat ataupun yogurt parfait yang kaya akan kalsium. Makanan penutup seperti ini justru memberikan nutrisi penting bagi tubuh.
3. Terjadi Peningkatan Risiko Penyakit Hati Berlemak
![]() |
Terlepas dari manfaatnya, tak bisa dipungkiri konsumsi makanan penutup atau dessert juga berdampak buruk bagi kondisi kesehatan.
Apalagi jika memilih makanan penutup yang manis-manis eperti es krim yang mengandung lemak jenuh cukup tinggi dan menjadi penyumbang penyakit hati berlemak.
Hati berlemak sendiri merupakan kondisi ketika ada penumpukan lemak di hati. Pada beberapa orang, penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan. Dessert sendiri mengandung lebih banyak lemak jenuh, sehingga konsumsinya bisa menempatkan seseorang berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Kebanyakan dessert dibuat dengan gula tambahan dalam jumlah cukup banyak. Penambahan gula inilah yang sering dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular.
Menurut Pedoman Diet untuk orang Amerika, dessert adalah salah satu sumber utama gula tambahan. Karenanya banyak asosiasi yang menyarankan untuk membatasi asupan gula.
The American Heart Association sendiri memiliki rekomendasi ketat, dengan maksimal konsumsi gula sebanyak 6 sendok teh untuk wanita dan 9 sendok teh untuk pria per harinya.
5. Apa yang Harus Diperhatikan dari Dessert?
![]() |
Jika ingin makan dessert, lebih baik memperhatikan jenisnya. Misalnya belum makan buah ataupun sayuran pada hari itu, lebih baik jadikan buah dan sayuran sebagai makanan penutup.
Bisa juga dengan memilih dessert berbahan dasar buah dan sayuran seperti yogurt yang lebih ringan. Sebenarnya makanan penutup bisa dikonsumsi asalkan pola makan secara keseluruhan juga seimbang.
Tetapi jika memang punya kondisi kesehatan kronis yang memerlukan pemantauan ketas, jauh lebih baik untuk menghindari konsumsi dessert terlebih yang manis-manis.