Banyak mitos beredar soal konsumsi gula tidak aman dan bisa mengganggu kesehatan. Tetapi apakah semua mitos itu benar? Ini penjelasannya.
Rasa manis pada makanan dan minuman identik dengan pemakaian gula. Gula inilah yang sering dihindari banyak orang karena dapat membahayakan kesehatan.
Beberapa orang yang ingin memulai pola makan sehat, menjauhkan dirinya dari segala makanan atau minuman yang mengandung gula. Bahkan mereka sama sekali tidak mengonsumsi gula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitos yang beredar mungkin mengungkapkan bahwa mengonsumsi gula dapat menyebabkan risiko berbahaya bagi tubuh. Namun, perlukah semua mitos itu kita percaya?
Untuk mengungkap kebenarannya, merangkum healtdigest.com (09/06), berikut 5 mitos tentang gula yang harus berhenti dipercaya:
1. Semua Jenis Gula Menyebabkan Diabetes
Banyak orang menghindari makan gula karena mereka berpikir efeknya memicu penyakit diabetes. Penyakit ini diketahui sebagai salah satu penyakit mematikan yang diderita banyak orang di dunia.
Sebenarnya menurut Mayo Clinic, diabetes tipe 2 memang bisa terjadi karena mengonsumsi terlalu banyak gula. Medical News Today juga menyatakan bahwa risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada mereka yang kelebihan berat badan.
Kesimpulannya, orang yang terlalu banyak makan gula bisa mengalami obesitas. Seseorang dengan obesitas juga berisiko terkena diabetes.
Sementara, definisi gula yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya ini tertuju pada gula pekat yang biasanya ada dalam jus, pemanis buatan, atau yang biasa ditemukan dalam minuman manis. Sedangkan gula alami yang terdapat pada buah dan sayuran utuh tidak akan menyebabkan risiko penyakit diabetes.
2. Tak Makan Buah karena Mengandung Gula
![]() |
Beberapa orang berpikir bahwa kandungan gula yang ada di buah-buahan bisa membahayakan kesehatan. Tetapi para ahli kesehatan membantah hal ini.
Itu karena, kandungan gula dalam buah justru mampu memasok vitamin dan nutrisi penting. Fruktosa yang ada pada buah, mampu memberi tubuh bahan bakar yang dibutuhkan agar dapat berfungsi secara optimal.
Selain gula, buah-buahan juga mengandung serat yang mampu membantu mengontrol gula darah dan mengurangi risiko penyakit tertentu. Konsumsi buah-buahan tidak akan membahayakan kesehatan karena mengandung gula alami.
3. Asupan Gula Tinggi Memicu Kanker
![]() |
Ada lagi mitos yang menyebutkan bahwa konsumsi gula dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan seseorang terkena kanker. Namun beberapa ahli berusaha untuk memberantas mitos tersebut.
Ahli gizi onkologi dari The Dana Farber Cancer Institute mengungkap bahwa sampai saat ini, belum ada uji coba terkontrol secara acak yang menunjukkan bahwa konsumsi gula dapat menyebabkan kanker.
Tetapi beberapa penelitian menemukan bahwa hubungan gula dengan kanker mirip seperti diabetes. Orang yang terlalu banyak mengonsumsi gula bisa terkena obesitas. Obesitas inilah yang menempatkan seseorang untuk terkena risiko lebih tinggi terhadap kanker.
4. Semua Gula Tidak Sehat
Mitos selanjutnya mengatakan bahwa semua jenis gula tidak sehat. Sebenarnya para ahli hanya menyarankan untuk mengurangi gula yang memang tidak diperlukan.
Karenanya kita perlu tahu jenis gula apa yang memang dibutuhkan oleh tubuh, dan mana yang tidak agar dapat membuat keputusan yang bijak.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, gula alami yang ditemukan pada sayuran dan buah memang disarankan untuk dikonsumsi. Sementara gula yang ada pada minuman atau makanan manis, lebih baik untuk dihindari.
5. Pilihan yang Lebih Sehat Jika Ingin Mengonsumsi Gula
![]() |
Ada banyak pilihan makanan yang lebih sehat untuk dikonsumsi. Beberapa makanan dan minuman yang mengandung gula masih tetap boleh dikonsumsi.
Asalkan memang makanan atau minuman itu tidak mengandung gula rafinasi yang dalam jumlah banyak bisa menyebabkan obesitas dan diabetes.
Untuk itu, pastikan untuk menyiapkan makanan yang memang segar dan utuh. Contohnya jika ingin makan oatmeal, sebaiknya menggunakan topping buah-buahan segar. Camilan boleh dimakan tetapi hanya sesekali saja.
Jangan lupa untuk menyeimbangkan nutrisi dalam asupan makanan harian. Dan jika membeli sesuatu dari supermarket atau pasar, lebih baik untuk membaca label nutrisi terlebih dahulu.
Jika memang ingin serius mengubah makanan menjadi lebih sehat, kamu juga bisa meminta ide atau rencana makan yang lebih sehat kepada ahli gizi atau dokter.
Simak Video "Video: Dokter Ungkap Penyebab Anak Alami Obesitas Sentral"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)