Benarkah Diet Detoks Menyehatkan? Ini Kata Ahli

Benarkah Diet Detoks Menyehatkan? Ini Kata Ahli

Atiqa Rana - detikFood
Jumat, 15 Jul 2022 05:00 WIB
kebenaran detoksifikasi
Foto: Getty Images
Jakarta -

Banyak orang mengatakan bahwa tubuh membutuhkan detoksifikasi untuk membuang segala racun berbahaya. Tetapi apakah hal ini benar? begini penjelasan ahli kesehatan.

Setiap hari seseorang mungkin tak selalu makan makanan sehat. Ditambah paparan dari lingkungan terkadang mempengaruhi kesehatan tubuh.

Tak hanya itu, sisa metabolisme ataupun fungsi tubuh saat mencerna zat gizi bisa menghasilkan sejenis 'racun'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi hal itu, banyak orang percaya bahwa detoksifikasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk membuang segala racun-racun berbahaya di tubuh.

Sebenarnya tubuh bisa melakukan detoksifikasi alami. Biasanya racun-racun tersebut akan dikeluarkan melalui keringat ataupun urin.

ADVERTISEMENT

Tetapi tak sedikit dari mereka yang berusaha lebih keras untuk membantu tubuh membersihkan 'racun' ini dengan melakukan diet ataupun mengonsumsi makanan yang bisa memberikan efek detoksifikasi.

Namun apakah benar diet detoks dibutuhkan oleh tubuh dan menyehatkan? Dirangkum dari beberapa sumber, inilah fakta soal diet detoks.

1. Apa itu Diet Detoks

kebenaran detoksifikasiDiet detoksifikasi mengklaim bakal membantu tubuh seseorang untuk menghilangkan racun. Foto: Getty Images

Diet detoksifikasi mengklaim bakal membantu tubuh seseorang untuk menghilangkan racun. Dilansir dari healthline.com (10/01/2019), diet detoks biasanya melibatkan periode puasa yang diikuti dengan pembatasan makanan.

Orang yang melakukan diet detoks biasanya hanya boleh mengonsumsi buah, sayuran, jus buah, dan air. Diet detoks juga biasanya mencakup beberapa produk herbal maupun teh yang mampu membersihkan usus.

Biasanya orang yang melakukan diet detoks akan mengonsumsi makanan kaya antioksidan dan tinggi serat, makanan prebiotik, dan beberapa makanan yang mampu menyehatkan jantung.

Beberapa makanan itu bisa didapat dari berbagai sayuran fitokimia dan buah-buahan yang mengandung fitonutrien. Makanan probiotik seperti yogurt juga mampu menjadi asupan tepat ketika melakukan diet detoks

2. Manfaat Diet Detoks

kebenaran detoksifikasiDetoksifikasi tidak hanya mampu membuang racun dalam tubuh tetapi juga memiliki manfaat lain seperti memudahkan eliminasi racun melalui feses, urin, atau keringat. Foto: Getty Images

Karena diet ini ditujukan untuk membuang racun pada tubuh, manfaatnya pun cukup menjanjikan.

Biasanya orang yang melakukan diet ini akan mendapatkan beberapa manfaat seperti bisa mengistirahatkan organ tubuh, merangsang hati untuk membuang racun, meningkatkan sirkulasi darah, memudahkan eliminasi racun melalui feses, urin, atau keringat, hingga membantu tubuh untuk mendapatkan asupan nutrisi yang sehat.

Tak hanya membersihkan tubuh, diet ini juga diklaim mampu membantu menghilangkan bahan kimia beracun yang terpapar ke tubuh seperti polutan, bahan kimia sintetis, dan senyawa lainnya.

3. Efek Samping Diet Detoks

Meskipun diet detoks memiliki manfaat tersendiri, namun tetap saja ada efek samping yang bisa dihasilkan termasuk, kurangnya asupan kalori, sakit kepala, kelelahan, penurunan berat badan, dan efek lapar berlebih, hingga overdosis.

Ini disebabkan karena beberapa diet detoks merekomendasikan puasa atau pembatasan kalori yang sangat ekstrem. Puasa jangka pendek ini bisa menyebabkan sakit kepala hingga kelelahan.

Ditambah beberapa metode pembersihan usus besar yang direkomendasikan mampu menyebabkan dehidrasi, kembung, mual dan muntah.

Saat melakukan detoksifikasi, beberapa orang akan mengonsumsi suplemen atau obat-obatan yang tentunya bisa berbahaya bagi tubuh. Ketika suplemen tersebut dimakan terlalu banyak, ini tentu bisa menimbulkan risiko overdosis.

Sebelum melakukan diet ini sebaiknya dipikirkan secara matang dan pastikan untuk berkonsultasi kepada para ahli gizi terlebih dahulu.

4. Kebenaran Diet Detoks

kebenaran detoksifikasiAhli kesehatan mengungkapkan bahwa sebenarnya seseorang tidak perlu melakukan 'detoks' lagi karena tubuh sudah bisa melakukan detoksifikasi secara mandiri. Foto: Getty Images

Meskipun diet detoks cukup populer dan banyak diikuti, namun masih banyak dari mereka yang tidak mengetahui kebenarannya.

Melansir iol.co.za (05/07), Lila Bruk selaku ahli gizi dan anggota Association for Dietetics mengungkapkan bahwa program 'detoks' komersial yang meliputi program hanya minum jus, menghilangkan kelompok makanan utuh, hingga mengonsumsi obat, tidak perlu dilakukan karena manfaatnya tidak nyata.

Banyak juga orang yang menyalahgunakan program diet ini. Mereka melakukannya dengan makan berlebihan, lalu akan mengimbanginya dengan mengikuti ritme detoks yang ketat. Cara semacam ini tentu tidak dianjurkan.

Bruk mengungkapkan bahwa sebenarnya seseorang tidak perlu melakukan 'detoks' lagi karena tubuh sudah bisa melakukan detoksifikasi secara mandiri.

Namun memang pada sebagian orang yang memiliki variasi genetik berbeda, bisa menyebabkan proses detoksifikasi menjadi tertunda dan kurang efisien.

Untuk mengatasinya, tidak harus melakukan diet detoks, tetapi Bruk merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi sayuran terutama brokoli dan kembang kol.




(aqr/adr)

Hide Ads