Banyak orang suka mengonsumsi telur setengah matang atau telur mentah untuk dijadikan campuran minuman. Dari sisi kesehatan, amankah praktik mengonsumsi telur yang tidak matang ini?
Telur jadi menu andalan di banyak negara karena nutrisinya tinggi dan harganya relatif terjangkau. Dalam sebutir telur mentah mengandung sekitar 70-75 kalori, 6-6,5 gram protein, dan 4-5 gram lemak.
Biasanya telur diolah jadi telur rebus, telur mata sapi, atau telur dadar. Tapi tak sedikit juga dari para penggemar telur yang doyan hidangan telur mentah atau telur setengah matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka meyakini nutrisi telur mentah atau telur setengah matang lebih tinggi dari pada telur matang. Rasanya juga dianggap lebih enak karena gurih dan memiliki tekstur yang lumer dan creamy.
Untuk mengonsumsi telur mentah, biasanya orang Indonesia memasukkannya ke dalam racikan jamu atau susu kemudian ditambah madu. Minuman ini dipercaya bisa membangkitkan stamina.
Lalu untuk telur setengah matang, biasanya ditambahkan taburan sedikit garam dan lada agar lebih gurih enak. Menu ini banyak dikonsumsi saat sarapan untuk memasok energi.
Lalu dari sisi kesehatan, amankah konsumsi telur mentah atau telur setengah matang?
![]() |
Ternyata ada risiko kesehatan di balik konsumsi telur mentah atau telur setengah matang. Kedua hidangan ini mungkin terkontaminasi bakteri Salmonella.
Penyebabnya bisa jadi karena induk ayam terserang bakteri ini atau telur ayam ditetaskan di tempat yang jorok. Jika mengonsumsi telur yang terkontaminasi Salmonella, kamu bisa alami gangguan pencernaan atau biasa disebut keracunan makanan.
Beberapa gejala yang umum dirasakan adalah diare, mual, muntah, kram perut, dan demam. Seluruh risiko kontaminasi Salmonella ini sebenarnya bisa dihindari dengan memasak telur karena bakteri ini tidak tahan panas.
"Telur akan mengandung bakteri jika tidak dimasak dengan benar. Telur yang tidak dipanaskan dengan benar dapat menyebabkan infeksi Salmonella. Tidak diperbolehkan makan telur yang dimasak kurang dari lima menit. Waktu minimum untuk memasak telur untuk mencegah salmonella adalah lima menit dan waktu maksimum adalah sepuluh menit," kata pakar kesehatan Prof Tosin Adu seperti dikutip dari Daily Trust.
Karenanya banyak orang enggan makan telur mentah atau telur setengah matang. Tapi kalau yang suka telur ini, ada cara meminimalisir risiko kemungkinan terserang bakteri Salmonella.
Caranya ada di halaman selanjutnya.
Pilih telur khusus
Praktik makan telur mentah jamak dilakukan orang Jepang. Mereka bahkan terbiasa sarapan dengan tamago kake gohan atau tamago gohan. Berupa nasi topping telur mentah yang dibumbui shoyu.
Orang Jepang meyakini konsumsi tamago kake gohan bisa tingkatkan imunitas tubuh. Mereka merasa badan lebih sehat dan berenergi. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam telur mentah juga dipercaya bisa menyehatkan jantung.
Untuk diketahui, mereka memilih telur khusus untuk dimakan mentah. Kualitas telur ini dijamin bagus karena melalui pemrosesan yang panjang. Induk ayam petelur diberi pakan yang tepat, telur dibersihkan hingga sangat higienis, hingga dikemas dengan teknologi canggih.
Pemberian pakan tinggi beta karoten membuat kuning telur ayam Jepang berbeda dengan yang biasa kita temui. Biasanya warna kuningnya lebih oranye.
Di Indonesia, kamu bisa membeli telur Jepang ini di supermarket-supermarket besar. Dalam kemasannya biasanya dicantumkan informasi soal telur ini bisa dikonsumsi mentah atau setengah matang.
Hindari telur yang sudah retak atau kotor
![]() |
Kalau kamu mau beli telur ayam biasa dan mengonsumsinya dalam kondisi mentah atau setengah matang, beli telur yang segar. Pastikan juga cangkangnya tidak retak atau kotor.
Pasalnya cangkang telur yang retak dan kotor memungkinkan bakteri Salmonella bisa masuk ke dalamnya. Terakhir, selalu simpan telur di kulkas untuk meminimalisir risiko terpapar bakteri Salmonella.
Perlu diperhatikan juga, konsumsi telur mentah atau telur setengah matang ini tidak boleh untuk lansia, bayi, dan ibu hamil. Mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga rentan terinfeksi virus dan bakteri.
Simak Video "3 Provinsi dengan Konsumsi Harian Telur-Susu Tertinggi dan Terendah"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)