Jahe dikenal sebagai rempah yang ampuh untuk mengatasi bermacam penyakit. Tetapi ada kondisi kesehatan tertentu yang dianjurkan untuk tidak konsumsi jahe berlebihan.
Jahe seringkali digunakan sebagai rempah yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Sejak masa lampau, nenek moyang sudah secara turun menurun mengenalkan manfaat jahe yang digunakan untuk pengobatan alami.
Jahe memang memiliki kandungan dan khasiat untuk mengatasi beberapa penyakit. Misalnya perut kembung, flu hingga tenggorokan yang terasa sakit dan gatal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi ternyata efek jahe bisa menjadi berbahaya jika dikonsumsi pada beberapa kondisi kesehatan tertentu. Bukan mengatasi, justru jahe bisa membuat beberapa penyakit lebih parah.
Berikut ini 9 kondisi kesehatan yang sebaiknya tak konsumsi jahe berlebihan menurut Boldsky (27/3) :
![]() |
1. Hamil
Jahe sangat bermanfaat untuk membantu mengatasi gejala hidung tersumbat dan mual saat masa kehamilan. Tetapi, jumlah konsumsi jahe yang terlalu banyak akan memberikan efek buruk yang berbahaya bagi ibu hamil.
Jahe memiliki sifat sebagai stimulan alami yang mungkin akan merujuk pada dampak kontraksi prematur. Selain itu, konsumsi jahe dalam jumlah banyak harus diwaspadai juga terutama pada kehamilan yang mendekati kelahiran karena bisa berdampak pada pendarahan.
2. Berat badan kurang
Jahe menjadi salah satu bahan makanan yang sangat dianjurkan untuk mengurangi berat badan. Jahe memiliki manfaat untuk meningkatkan metabolisme dan menekan nafsu makan.
Konsumsi jahe juga dapat menyebabkan pembakaran kalori yang cukup tinggi dan membuat seseorang makan dalam jumlah sedikit. Ini akan berbahaya bagi orang yang memiliki berat badan di bawah normal karena akan membuat berat badan semakin turun.
3. Kelainan darah
![]() |
Selain itu, kandungan pada jahe juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan alirannya pada organ-organ tubuh. Tetapi kondisi ini akan berdampak buruk pada penyintas hemofilia yang bisa menyebabkan perdarahan.
Jahe mengandung kandungan garam yang bernama salisilat. Kandungan ini memiliki manfaat untuk meredakan rasa sakit terutama pada penyintas osteoartritis.
Baca juga: 8 Manfaat Jahe Merah untuk Menjaga Kesehatan Selama Pandemi
4. Ginjal
Jahe juga memiliki kandungan renoprotektif yang signifikan. Efek dari kandungan ini membuat jahe memiliki sifat antioksidan yang cukup kuat.
Tetapi, jahe juga memiliki kandungan yang bernama kreatinin dan kadarnya cukup tinggi. Kandungan akan sangat berbahaya jika terdapat di dalam darah dalam jumlah yang banyak terutama pada penyintas kesehatan ginjal yang bermasalah karena dapat memperburuk kondisi ginjal.
5. GERD
![]() |
Gejalanya akan muncul seperti iritasi perut, sakit di bagian dada serta rasa seperti dada terbakar. Tetapi jika dikonsumsi dalam batas aman, jahe sangat baik untuk mencegah komplikasi GERD.
Teruntuk penyintas GERD atau yang sensitif terhadap refluks asam, konsumsi jahe seharusnya diwaspadai. Konsumsi jahe yang berlebihan dalam sehari dapat memicu refluks asam.
6. Artritis
Pada beberapa orang, obat oles dalam bentuk krim atau gel dapat memperburuk inflamasi. Terutama pada penyintas artritis, dampak buruk penggunaan jahe ini akan sangat terasa.
Jahe memang diketahui sebagai penghilang rasa sakit yang sangat baik untuk mengatasi inflamasi. Tetapi pada beberapa konsumennya yang mengonsumsi jahe terlalu banyak dapat memperburuk rasa sakit dan inflamasi.
7. Tiroid
![]() |
Efek antioksidatif dan kemampuan jahe yang dapat menghambat tingkat metabolisme juga bisa menyebabkan kerusakan membran yang mengelilingi hormon tiroid dalam folikel dan melepaskan hormon dalam darah. Efek ini akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pembengkakan atau peradangan kelenjar tiroid dan produksi yang berlebihan.
Meskipun jahe dianggap sebagai ramuan yang paling aman. Tetapi beberapa penelitian melaporkan jahe dapat menyebabkan efek samping seperti tiroiditis.
8. Ibu Menyusui
Jahe secara umum dianggap sebagai bahan alami yang aman dan efektif untuk wanita yang sedang menyusui. Selain itu, dari waktu ke waktu jahe juga dikenal mampu meningkatkan produksi ASI.
Tetapi bagaimanapun juga konsumsi jahe yang berlebihan terkadang dapat memicu kolik pada bayi. Kolik ini merupakan kondisi dimana bayi akan terus menerus menangis tanpa alasan selain lapar atau popok yang sudah penuh.
9. Depresi
![]() |
Hormon serotonin menjadi hormon pencipta rasa bahagia. Hormon ini dapat menyeimbangkan kondisi psikologis seperti perubahan mood dan gejala penyebab depresif.
Gingerol yang ada pada jahe diketahui dapat memicu kecemasan atau depresi. Tetapi pada beberapa kasus, jahe juga dapat melepaskan hormon serotonin.
Baca juga: 7 Manfaat Jahe Merah untuk Kesehatan
(dfl/odi)