Sebagian pasien Covid-19 kehilangan fungsi indera perasa dan penciuman. Para peneliti mengungkap dua indera ini akan berfungsi normal kembali setelah 5 bulan.
Banyak gejala yang dirasakan pasien yang terkonfirmasi Covid-19, termasuk kehilangan fungsi indera penciuman dan indera perasa. Beberapa pasien mengaku tak bisa mencium aroma apapun dan juga tak bisa mendeteksi rasa makanan maupun minuman.
Dilansir dari Healthline (28/2) sebuah studi yang dipresentasikan oleh American Academy of Neurology menemukan bukti bahwa banyak orang yang telah pulih dari Covid-19 tetapi masih kehilangan fungsi indra perasa dan penciuman hingga 5 bulan kemudian. Studi ini melibatkan 813 petugas kesehatan yang dites positif Covid-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari jumlah tersebut, 580 orang kehilangan indra penciuman mereka saat awal terdeteksi positif Covid-19. Dari kelompok ini, hampir 300 peserta atau 51 persen, masih belum merasakan kembali indra penciumannya hingga 5 bulan kemudian.
Sementara dari total peserta, 527 orang kehilangan indra perasa dan 200 orang atau 38 persen masih belum merasakan kembali fungsi indra perasa 5 bulan kemudian. Dari sini bisa disimpulkan bahwa gangguan kepekaan indera perasa pada pasien Covid-19 ternyata berlangsung cukup lama.
"Indera perasa saling berkaitan dengan indra penciuman," kata Dr. David Goldberg, spesialis penyakit dalam dan infeksi di NewYork-Presbyterian Medical Group Westchester. "Sebagian besar dari kita berpikir rasa terkait dengan lidah dan mulut, tetapi aroma juga berkontribusi besar pada rasa. Jika Anda kehilangan indra penciuman, Anda akan kehilangan indra perasa. Keduanya benar-benar tidak dapat dipisahkan. "
Goldberg juga mengatakan kalau hilangnya penciuman mengindikasikan adanya kerusakan saraf.
"Saraf penciuman terlibat dalam indra penciuman," kata Goldberg. "Dengan kerusakan saraf ini, proses pemulihannya cenderung lambat. Segala jenis kerusakan neurologis memiliki pemulihan yang lambat. Itu diukur dalam bulan atau tahun."
Dr Robert Glatter, seorang dokter gawat darurat di Lenox Hill Hospital, mengatakan bahwa kemungkinan lain dari gejala hilangnya fungsi indera perasa dan penciuman bisa juga disebabkan kerusakan sel-sel di otak.
"Virus Covid-19 dapat menembus area kecil di otak yang dikenal sebagai olfactory bulb, yang merupakan bagian integral dari indera penciuman," katanya. "Kemungkinan virus menyebabkan kematian beberapa sel di olfaktorius, yang mengarah ke efek berkepanjangan."
Meskipun bukan efek samping yang mengancam jiwa, hilangnya fungsi indera perasa dan penciuman pasti sangat mengganggu. Kamu tidak bisa mencium aroma apapun dan tidak bisa merasakan lezatnya rasa makanan.
"Orang bisa sembuh total dalam 1 sampai 2 tahun. Tapi jika kita memperkirakan dari kerusakan saraf lain, kondisi orang dapat membaik setelah 5 bulan," pungkas Glatter
(dvs/odi)