Diet eliminasi adalah salah satu cara untuk mengenali intoleransi makanan yang mungkin kamu alami. Seperti apa diet eliminasi dan bagaimana cara menjalaninya?
Banyak orang menjalankan diet untuk mendapatkan penampilan yang ideal. Berbagai pola diet pun banyak diikuti dan berkembang di masyarakat.
Ternyata, diet bukan hanya berfungsi untuk menurunkan berat badan dan membuat penampilan menjadi ideal. Beberapa pola diet justru dirancang untuk mengetahui makanan yang cocok dan tidak cocok dikonsumsi seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya penurunan berat badan setelah menjalani diet seperti sebuah hadiah bukan tujuan utama. Baru-baru ini, sedang berkembang diet eliminasi yang berguna untuk mengetahui bahan makanan apa saja yang intoleran pada tubuh seseorang. Pola diet ini juga diklaim dapat merampingkan perut.
Mau coba diet eliminasi? Simak dulu penjelasan diet eliminasi menurut Livestrong (31/12) berikut:
![]() |
Apa itu Diet Eliminasi?
Diet eliminasi adalah pola makan yang menghilangkan suatu bahan atau kelompok makanan tertentu untuk menentukan sumber intoleransi makanan pada tubuh seseorang. Diet ini bisa sangat berguna mengingat sekitar 15-20% manusia berurusan dengan intoleransi makanan.
Tujuan dari diet eliminasi adalah untuk mengidentifikasi makanan yang mungkin memicu berbagai gejala yang tidak diinginkan. Sakit kronis dan kelelahan juga dapat menyebabkan seseorang mencoba diet eliminasi ini.
"Diet eliminasi direkomendasikan kadang-kadang untuk mengatasi jerawat, migrain, peradangan, dan banyak lagi," kata ahli gizi Anna Kippen.
Masalah pencernaan adalah salah satu alasan paling umum orang mencoba diet eliminasi. Diet rendah FODMAP, misalnya, yang dirancang untuk membantu orang dengan sindrom iritasi usus dan menentukan karbohidrat tertentu yang tidak dapat mereka toleransi.
Baca Juga: Menu Diet Tya Ariestya yang Berhasil Turun 19 Kg dalam 4 Bulan!
![]() |
Contoh lainnya adalah mengurangi konsumsi susu untuk melihat apakah gejala masalah pencernaan seperti kembung, gas dan diare berkurang saat laktosa susu dikurangi. Biasanya cara ini digunakan untuk mereka yang intoleran terhadap laktosa.
"Bahkan bisa dikatakan bahwa diet Paleo, Whole30 dan bebas gluten termasuk diet eliminasi," kata Shanti Eswaran.
Tetapi, diet Paleo dan Whole30 memiliki perbedaan dengan diet eliminasi. Perbedaannya adalah biasanya diet Paleo atau Whole30 dimaksudkan untuk penurunan berat badan, sedangkan diet eliminasi tidak.
Tidak seperti diet yang dirancang untuk orang dengan alergi makanan yang membutuhkan komitmen jangka panjang, diet eliminasi dimaksudkan hanya untuk sementara. Diet eliminasi juga termasuk mengonsumsi kembali makanan pemicu potensial alergi sebagai sarana pengujian apakah mereka membawa gejala atau tidak.
Bagaimana Cara Kerja Diet Eliminasi?
Fase 1: Eliminasi
"Tujuan dari fase eliminasi adalah untuk menghapus semua makanan yang berpotensi menimbulkan alergi dan melihat resolusi gejala lengkap atau hampir lengkap yang ditimbulkan setelahnya," kata Kippen.
Aturan umumnya adalah untuk mengetahui perkembangan gejala dalam 2-6 minggu. Jika tidak ada peningkatan gejala, maka diet bisa dihentikan.
![]() |
Fase 2: Pengenalan Kembali
Diet eliminasi fase kedua akan melakukan pengenalan kembali makanan secara perlahan dan stabil. Menurut Kippen, fase ini paling penting.
Jika makanan yang dikenalkan kembali tidak mengakibatkan gejala, maka diet bisa berhenti. Tetapi, jika gejala muncul kembali kamu harus kembali menjalani fase 1.
Fase 3: Individualisasi
Ini merupakan tahap akhir dari diet eliminasi. Setelah mengenali makanan dan gejala ketidakcocokan, selanjutnya adalah penyesuaian.
Pada tahap ini kamu akan membuat rencana makan untuk menghindari gejala datang kembali. Tentunya dengan makanan yang sudah diketahui apakah menimbulkan gejala alergi atau tidak.
Makanan Yang Tidak Bisa Dikonsumsi
1. Alergen umum. Alergen umum pada makanan biasanya berupa gandum, kedelai, produk susu, telur, kacang, ikan, kerang-kerangan dan wijen.
2. FODMAP atau fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides dan polyol. Makanan ini berupa bawang-bawangan, laktosa pada produk olahan susu, fruktosa pada buah dan pemanis buatan.
![]() |
3. Gluten. Beberapa orang juga mengalami alergi gluten, maka bahan makanan ini masuk ke dalam bahan makanan yang tidak bisa dikonsumsi pada diet eliminasi.
4. Alkohol. Alkohol pada beberapa kasus terbukti sebagai pemicu inflamasi. Sehingga alkohol harus dihindari.
5. Kafein. Kafein juga menunjukan sebagai alergen pada beberapa kasus dan harus dihindari pada diet eliminasi.
6. Gula Tambahan. Beberapa orang bahkan intoleran terhadap gula. Bisa jadi, tubuhmu juga mengalaminya.
Baca Juga: Ini Cara Diet yang Benar dan Tepat agar Cepat Berhasil
Simak Video "Kupas Tuntas Plant Based Diet yang Kini Jadi Tren"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/adr)