Banyak mitos yang beredar terkait nutrisi dan pola diet. Mitos-mitos ini masih banyak dipercaya padahal tidak benar.
Makanan menjadi sumber utama bahan bakar tubuh yang dibutuhkan untuk memproduksi energi. Ada banyak kepercayaan yang beredar di masyarakat terkait makanan.
Beberapa kepercayaan bahkan sudah menjadi pedoman yang dipatuhi secara umum terkait apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada makanan. Tetapi banyak juga pendapat-pendapat yang berbeda terkait beberapa mitos makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya harus menghindari semua jenis lemak yang ada pada makanan agar tidak gemuk atau harus menghindari sama sekali asupan karbohidrat jika ingin menurunkan berat badan. Beberapa kepercayaan ini ternyata merupakan mitos keliru yang beredar di masyarakat.
Mengutip dari Boldsky (1/1), berikut ini 7 mitos soal diet dan nutrisi yang masih dipercaya banyak orang:
1. Makanan Berlemak Tidak Sehat
![]() |
Mitos makanan yang banyak dipercaya adalah semua makanan berlemak tidak sehat. Lemak disebut buruk dan bisa memicu penyakit.
Faktanya, beberapa jenis lemak justru dibutuhkan oleh tubuh untuk bisa berfungsi dengan baik. Lemak baik seperti yang terdapat pada alpukat, chia seeds, dark chocolate, telur ikan, dan lainnya justru dapat membantu meningkatkan metabolisme dan menjaga kesehatan jantung.
2. Makanan Rendah Lemak Lebih Sehat
Mitos lain yang begitu populer adalah makanan rendah lemak selalu dianggap lebih sehat. Bahkan banyak produsen makanan yang mengiklankan produknya dengan embel-embel rendah lemak.
Menurut penelitian, makanan rendah lemak justru mengandung gula dan garam yang lebih tinggi dibadningkan makanan dengan kandungan lemak yang normal. Kandungan gula dan garam yang tinggi justru akan lebih berbahaya dibandingkan lemak.
Baca Juga: 5 Mitos Keliru Seputar Nutrisi Makanan
3. Semakin Kurus Semakin Sehat
![]() |
Memiliki tubuh kurus bukan tanda bahwa tubuh sehat sepenuhnya. Sama seperti obesitas, tubuh yang terlalu kurus juga tidak baik untuk kesehatan.
Mengonsumsi cukup nutrisi dan olahraga secara rutin lebih baik daripada mengurangi nutrisi terlalu besar untuk menurunkan berat badan. Menjaga tidur yang teratur dan memerhatikan asupan lemak akan lebih efektif untuk meningkatkan kesehatan.
4. Semua Jus Buah Sehat
Jus buah dan sayur banyak dipercaya sebagai makanan yang sepenuhnya sehat. Jus dengan karakteristik seperti ini memungkinkan tubuh mendapatkan vitamin, mineral dan antioksidan yang lebih efektif.
Tetapi perlu diperhatikan, beberapa jus dan smoothie mengandung gula dan klori berlebih yang justru akan menyebabkan kenaikan berat badan dan penumpukan gula berlebih dalam tubuh. Jus atau smoothie yang seperti itu biasanya terdapat pada jus dan smoothie kemasan. Maka, lebih baik untuk mmebuat jus dan smoothie sendiri di rumah.
5. Karbohidrat Penyebab Naiknya Berat Badan
![]() |
Banyak orang berusaha menjaga berat badan tetap ideal dengan menghindari asupan karbohidrat. Padahal konsumsi karbohidrat secara terkendali dan sesuai anjuran justru dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Mitos karbohidrat adalah nutrisi yang buruk harus dihentikan.
Pasalnya pola makan dengan campuran yang seimbang antara serat dan karbohidrat dapat menurunkan risiko obesitas, diabetes dan penyakit jantung. Termasuk karbohidrat baik yang bisa didapatkan dari makanan seperti sayuran yang mengandung pati atau biji-bijian utuh.
6. Stevia Lebih Sehat
Gula sering dianggap sebagai asupan yang berbahaya dan selalu dihindari dengan alasan kesehatan. Peningkatan permintaan pemanis rendah kalori, karbohidrat dan makanan bebas gula membuat penciptaan gula non-nutritive seperti Stevia.
Pemanis non-nutritive menjadi refleksi kesalahpahaman untuk menjadi kurus dan langsing. Penelitian menunjukan konsumsi rutin pemanis buatan ini justru meningkatkan efek buruk bagi kesehatan.
7. Diet Rendah Kalori Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan
![]() |
Mengurangi kalori memang bisa membantu menurunkan berat badan, tetapi memangkas kalori terlalu banyak malah tidak efektif untuk menurunkan berat badan. Mitos inipun sebaiknya tidak lagi dipercaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengurangi kalori terlalu banyak akan menimbulkan masalah pada metabolisme dan konsekuensi kesehatan jangka panjang. Menurunkan berat badan terlalu cepat akan berdampak pada reduksi metabolisme, peningkatan rasa lapar dan lebih sulit untuk menjaga berat badan.
Baca Juga: Menurut Ahli Gizi, Ini 5 Mitos Soal Makanan yang Tak Perlu Dipercaya Lagi