4 Diet Terpopuler Tahun 2020, Diet Mediterania Absen!

4 Diet Terpopuler Tahun 2020, Diet Mediterania Absen!

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Sabtu, 19 Des 2020 08:00 WIB
Woman holding a slice of cucumber
Foto: Getty Images/iStockphoto/gpointstudio
Jakarta -

Para pakar mencari tahu jenis diet terpopuler tahun 2020. Ada 4 diet yang banyak dipilih orang, namun diet Mediterania ternyata tidak termasuk di antaranya.

Setiap tahun banyak orang membuat resolusi hidup sehat, salah satunya diet untuk menurunkan berat badan. Mereka bisa memilih ragam jenis diet yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Untuk tahun 2020, International Food Information Council (IFIC) di Amerika Serikat mengungkap daftar diet terpopuler tahun 2020. Sebelumnya mereka melakukan survei pada 1.011 partisipan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti mencari tahu bagaimana pola makan, minum, dan berbelanja mereka selama tahun 2020. Hasilnya, orang Amerika ternyata memiliki pola makan berbeda selama pandemi Covid-19 melanda.

Mereka lebih sering masak di rumah dan mencuci bahan makanan lebih serius. Lalu urusan diet, sebanyak 43% partisipan menjalani pola makan spesifik (diet) dalam 12 bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

IFIC lalu mengungkap 4 pola makan alias diet terpopuler sepanjang tahun 2020. Berikut daftarnya seperti dikutip dari Eating Well (17/12):

1. Intermittent fasting

Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat BadanFoto: Getty Images/iStockphoto/everydayplus

Posisi teratas diet terpopuler tahun 2020 ditempati intermittent fasting, berupa pola diet yang menawarkan fleksibilitas pada pelakunya. Secara harfiah, diet ini berarti "puasa berselang" dimana pelakunya bisa mengatur waktu makan mereka dimana ada jam-jam yang boleh dan tidak untuk makan.

Diet intermittent fasting memiliki beberapa pola dengan yang populer antara lain 16/8, 5:2, dan puasa dalam waktu lebih panjang. Untuk pola 16/8 berarti kamu puasa 16 jam dan boleh makan selama 8 jam.

Sementara 5:2 merujuk pada kebiasaan makan dalam seminggu. Kamu boleh makan seperti biasa selama 5 hari, namun dalam 2 hari sisanya harus membatasi asupan makanan. Kamu tak boleh mengonsumsi lebih dari 500-600 kkal.

Baca Juga: Diet Intermittent Fasting, Ini Panduan dan Menunya untuk Turunkan Berat Badan

2. Clean eating

Clean eating ternyata juga banyak dijalani sepanjang tahun 2020. Pola makan ini berbeda dengan diet pada umumnya. Clean eating lebih seperti pada metode makan yang dijadikan gaya hidup.

Orang yang menjalani clean eating perlu mengonsumsi makanan alami sebanyak mungkin. Artinya makanan tersebut tidak melalui proses masak yang lama dan bukanlah jenis makanan olahan yang melalui banyak proses.

Clean eating menjauhkan pelakunya dari konsumsi makanan tidak sehat. Mereka disarankan mengurangi konsumsi produk daging olahan, makanan manis, biji-bijian olahan, makanan siap saji, dan makanan beku.

Untuk menu santapan sehari-hari, pelaku clean eating bisa mengonsumsi daging segar, susu segar, ragam buah dan sayur, serta semua bahan makanan yang masih terjaga kualitasnya.

Baca Juga: Apa Sebenarnya Pola Makan 'Clean Eating' Itu?

3. Diet keto

Diet keto atau ketogenik sangat populer di kalangan pelaku diet. Jenis diet ini mengharuskan seseorang memangkas asupan karbohidrat sehingga tubuh mengalami ketosis, sebuah kondisi metabolik dimana tubuh membakar lemak cadangan sebagai sumber energi.

Diet keto membatasi asupan karbohidrat seseorang tak lebih dari 20 gram per hari. Lalu untuk asupannya, pelaku diet keto bisa mengonsumsi protein, lemak, dan susu dalam jumlah besar.

Meski terdengar menjanjikan, nyatanya diet keto juga mendapat banyak ulasan negatif dari pakar. Diet keto disebut-sebut tidak bagus dijalani dalam jangka panjang karena justru bisa memicu penyakit kronis.

Baca Juga: Diet Keto Diprediksi Jadi Diet Terburuk yang Tetap Ngehits di 2020

4. Diet rendah karbohidrat

Dieting or good health concept. Young woman rejecting Junk food or unhealthy food such as donut or dessert and choosing healthy food such as fresh fruit or vegetable.Foto: iStock

Diet terpopuler tahun 2020 juga mencakup diet rendah karbohidrat atau diet karbo. Pelakunya perlu membatasi asupan karbohidrat, terutama dari makanan yang mengandung tepung dan gula.

Diet karbo mengutamakan konsumsi makanan tinggi protein, lemak, dan sayuran sehat. Sementara untuk konsumsi karbohidrat harian disarankan hanya 20-50 gram per hari. Pemangkasan asupan karbohidrat inilah yang disebut bisa menurunkan berat badan dengan cepat.

Meski hasil diet ini terdengar menjanjikan, nyatanya menjalani diet karbo juga bisa membawa risiko kesehatan. Sebab takaran kebutuhan nutrisi harian seseorang, termasuk karbohidrat, berbeda-beda antarorang.

"Diet dengan membatasi asupan karbohidrat yang sangat rendah akan membahayakan bagi kesehatan tubuh. Karena tubuh membutuhkan karbohidrat untuk mendapatkan energi, ketika kekurangan asupan karbohidrat tubuh akan mulai memecah lemak dan melepaskan keton," jelas ahli gizi Irtya Qiyamulail.

Ia menjelaskan bahwa keton tersebut yang nantinya bisa berbahaya untuk tubuh. Karena dapat menyebabkan dehidrasi dan mengubah keseimbangan kimiawi darah sehingga berefek buruk bagi kesehatan.

Baca Juga: Diet Rendah Karbohidrat Akan Menjadi Tren, Ini Kata Ahli Gizi

(adr/odi)

Hide Ads