Pada tahun 2020 semakin banyak orang peduli dengan kesehatan. Mereka diperkirakan akan semakin cermat dalam memilih makanan. Bahan makanan sehat tentu saja ada di daftar utama, salah satunya makanan probiotik.
Disebut probiotik karena makanan tersebut mengandung mikroorganisme hidup yang memiliki banyak manfaat sehat saat dikonsumsi. Probiotik merujuk pada bakteri baik yang juga bisa menyehatkan pencernaan, jantung, dan bahkan mengurangi depresi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Yogurt
Foto: iStock
|
Menyebut makanan probiotik, banyak orang langsung terbayang yogurt. Makanan ini memang salah satu sumber probiotik terbaik. Dibuat dari susu yang difermentasi dengan bakteri baik, umumnya bakteri asam laktat dan bifidobacteria.
Makan yogurt memiliki banyak manfaat sehat, termasuk untuk sehatkan tulang dan menurunkan tekanan darah tinggi. Pada anak, yogurt bisa bantu atasi diare akibat konsumsi antibiotik.
Selain itu, yogurt cocok dikonsumsi mereka yang alami intoleransi laktosa. Mereka bisa makan yogurt karena beberapa laktosa dalam susu telah berubah menjadi asam laktat saat difermentasi. Pastikan memilih yogurt dengan kultur hidup dan aktif, serta yang tidak ditambahkan banyak gula.
2. Kefir
Foto: Istock
|
Kefir adalah minuman susu probiotik yang difermentasi. Proses pembuatannya dengan menambahkan biji kefir ke dalam susu sapi atau kambing. Kefir merupakan kultur bakteri asam laktat dan ragi yang tampilannya mirip kembang kol.
Kata 'kefir' sendiri berasal dari bahas Turki yaitu 'keyif' yang berarti 'merasa sehat' setelah makan. Memang benar kalau kefir punya sejuta manfaat sehat. Mulai dari menyehatkan tulang, pencernaan, hingga mencegah infeksi.
Dibanding yogurt, kefir sebenarnya makanan probiotik yang lebih baik. Kefir mengandung sejumlah jenis bakteri dan ragi yang baik, menjadikannya sumber probiotik yang beragam dan kuat. Kefir juga bisa dikonsumsi mereka yang alami intoleransi laktosa.
Baca Juga: Kefir, si Asam Segar dari Kaukasus
3. Tempe
Foto: Istock
|
Jika tak suka makanan probiotik yang asam, tempe bisa jadi pilihan terbaik. Apalagi tempe mudah ditemui di Indonesia, harganya murah, dan bisa dijadikan beragam olahan. Tempe merupakan produk fermentasi kedelai.
Di negara Barat, tempe kini populer sebagai alternatif nabati daging yang tinggi protein. Proses fermentasi membuat kandungan asam fitat pada kacang kedelai bisa menurun. Dampaknya tubuh bisa menyerap mineral lebih banyak dari konsumsi tempe.
Fermentasi juga menghasilkan beberapa produk vitamin B12 yang umum ditemui pada bahan makanan hewani seperti daging, ikan, dan telur. Karenanya tempe jadi makanan probiotik incaran banyak orang.
4. Kimchi
Foto: iStock
|
Dari Korea, ada kimchi yang merupakan makanan probiotik populer. Di Indonesia bahkan banyak orang juga menggemari kimchi karena rasanya asam segar. Kimchi umumnya dibuat dari kubis, meski bisa juga dari sayuran lain seperti sawi putih, lobak, atau mentimun.
Kimchi lalu diberi tambahan bumbu seperti garam, bubuk cabai, bawang putih, jahe, dan daun bawang. Selanjutnya kimchi difermentasi dengan cara ditaruh dalam stoples atau wadah kedap udara selama beberapa hari hingga beberapa bulan.
Kimchi mengandung bakteri asam laktat Lactobacillus kimchii, juga beberapa bakteri asam laktat lain yang menyehatkan pencernaan. Selain itu, kimchi mengandung vitamin K, vitamin B2, dan zat besi.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Kimchi untuk Kesehatan
5. Miso
Foto: Istimewa
|
Makanan probiotik ini berasal dari Jepang. Miso adalah bumbu khas negeri Sakura yang dibuat dari fermentasi kacang kedelai. Biasa dipakai untuk bantu hilangkan aroma daging atau ikan mentah.
Miso ada yang terbuat dari ragi beras, ragi barkey, dan ragi kedelai. Di pasaran sendiri terdapat dua jenis miso yaitu miso berwarna cokelat (aka) dan kuning (shiro). Aka miso lebih tinggi kandungan garamnya dan kaya asam amino serta nutrisi lain. Karenanya rasa miso ini lebih kuat dibanding shiro miso.
Soal nutrisi, miso merupakan sumber protein dan serat yang baik. Miso juga tinggi vitamin dan mineral. Sebuah penelitian membuktikan rutin makan sup miso berkaitan dengan risiko lebih rendah terkena kanker payudara pada kalangan wanita Jepang usia menengah.
Halaman 3 dari 6