Cermati Konsumsinya, 6 Makanan Ini Sering Memicu Keracunan

Cermati Konsumsinya, 6 Makanan Ini Sering Memicu Keracunan

Riska Fitria - detikFood
Senin, 16 Sep 2019 15:20 WIB
Cermati Konsumsinya, 6 Makanan Ini Sering Memicu Keracunan
Foto: iStock
Jakarta - Keracunan sering terjadi setiap hari di berbagai negara. Sering berakibat fatal hingga kematian. Cermati konsumsi 6 makanan pemicunya ini.

Beberapa bakteri yang membuat makanan beracun meliputi mikroba, norovirus, salmonella, Escherichia coli (E. coli) dan lainnya. Jika makanan atau minuman sudah terkontaminasi bakteri ini, maka bisa menyebabkan mual, muntah, diare, perut nyeri bahkan hingga kematian.

Keracunan bisa dihindari jika Anda mengolah makanan dengan cara-cara yang benar. Seperti menjaga kebersihan tangan dan alat dapur, proses penyimpanan hingga memilih untuk memasak makanan pada suhu yang mematikan bakteri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Medical News Today (10/9) melaporkan 6 makanan ini sering menyebabkan keracunan karena menjadi tempat nyaman bagi bakteri dan parasit untuk berkembangbiak. Sebaiknya cermati konsumsinya.

1. Telur

Foto: iStock
1. Telur

Telur bisa menyebabkan keracunan makanan. Karena di dalam telur terdapat bakteri yang salmonella. Risiko keracunan akan semakin tinggi ketika telur dimakan setengah matang atau bahkan mentah. Adanya bakteri salmonella itu karena unggas-unggas mengalami infeksi saat bertelur.

Dari infeksi itulah akhirnya mencemari bagian dalam telur saat terbentuk di dalam tubuh unggas. Kotoran yang terkontaminasi dari burung yang terinfeksi juga dapat mempengaruhi telur. Ketika telur itu dimakan maka akan menghasilkan bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan racun dalam makanan. Meskipun telur sudah dimasak matang, racun tersebut tetap bisa menyebabkan penyakit.

Untuk mengurangi risiko infeksi, telur lebih baik disimpan di lemari es pada suhu minimal 5 C. Sebaiknya berhati-hati saat memasak telur. Jangan gunakan telur yang cangkangnya pecah atau rusak, kemudian masak telur sampai kuning telurnya beku. Jika membutuhkan telur mentah lebih baik gunakan telur yang sudah dipasteurisasi. Setiap makanan yang mengandung olahan telur seperti mayonniase sebaiknya simpan dalam lemari es sekitar 2 jam.

2. Daging

Foto: iStock
2. Daging

Memakan daging sapi dalam keadaan mentah juga berisiko keracunan. Karena daging mentah mengandung bakteri yang bisa menyebabkan penyakit, seperti salmonella, e.coli, clostridium perfringens dan yersinia. Jika daging sudah terkontaminasi dengan bakteri tersebut, juga bisa menginfeksi makanan lain melalui kontaminasi silang.

Kontaminasi silang adalah terjadinya perpindahan bakteri dari salah satu bahan masakan mentah ke produk masakan lainnya yang sudah dimasak matang. Agar terhindari dari kontaminasi silang ini, cuci tangan setelah memegang daging matang. Kemudian jangan menyimpan daging mentah berdekatan dengan makanan lain.

Anda juga perlu pastikan bahwa semua peralatan yang digunakan untuk mengolah daging dicuci hingga bersih. Saat daging tersebut dimasak, usahakan menggunakan termometer untuk memastikan suhu yang digunakan cukup tinggi agar dapat membunuh sebagian besar patogen atau mikoorganisme parasit pada daging. Penggunaan suhu juga tergantung pada jenis daging yang dimasak.

3. Sayuran segar

Foto: iStock
3. Sayuran segar

Kasus keracunan makanan seringkali terjadi karena makanan yang sudah terinfeksi bakteri. Makanan yang sering terinfeksi dari bakteri-bakteri beracun biasanya adalah sayuran hijau dan buah-buahan. Pada sayuran kecambah saja, terdapat bakteri seperti Listeria, E. coli, Salmonella, dan mikroorganisme parasit lainnya.

Kecambahlah sebagai salah satu penyebab umum dari kasus keracunan makanan. Itu karena kecambah harus tumbuh dalam kondisi yang hangat dan lembab. Kondisi tersebut bisa jadi tempat berkembang biak yang ideal untuk bakteri dan kuman berbahaya lainnya. Karenanya kecambah disarankan untuk tidak dikonsumsi oleh wanita hamil dan orang pernah terkena keracunan.

Untuk meminimalisir terjadinya keracunan pada sayuran, cuci semua buah dan sayuran sebelum digunakan. Kemudian untuk produk sayuran yang dikupas atau dipotong simpan dalam lemari es. Jika suhu di luar mencapai 32 derajat celcius atau bahkan lebih tinggi, simpanlah dalam lemari es selama 1 jam.

Baca Juga : Hindari Keracunan Makanan dengan Memperhatikan 5 Hal Ini

4. Makanan fermentasi

Foto: iStock
4. Makanan fermentasi

Makanan fermentasi dikenal sebagai makanan menyehatkan, karena di dalamnya terdapat bakteri baik yang bagus untuk pencernaan. Namun, makanan fermentasi juga bisa jadi berbahaya dan menyebabkan keracunan jika dalam proses fermentasi tersebut terdapat kesalahan. Jika terjadi kesalahan bukan tidak mungkin bakteri berbahaya akan mudah masuk ke dalam makanan yang telah difermentasi.

Apalagi makanan fermentasi yang dikemas dalam wadah kaleng. Bakteri bisa berkembangbiak dalam wadah kaleng tersebut. Salah satu risiko terbesar dari makanan fermentasi adalah infeksi botulisme. Infeksi tersebut dapat merusak sistem saraf bahkan parahnya lagi bisa menyebabkan kelumpuhan. Ini bisa berakibat fatal jika seseorang tidak menerima perawatan segera.

Beberapa makanan rendah asam yang bisa menyebabkan infeksi ini ada seperti kacang hijau, asparagus, jagung, bit dan kentang. Bahkan di Alaska ikan fermentasi dari makanan laut lainnya adalah penyebab utama dari infeksi botulisme. Infeksi botulisme bisa dihindari dengan satu cara. Jika akan mengonsumsi makanan fermentasi kalengan simpanlah dalam lemari es setelah tutupnya dibuka.

5. Seafood

Foto: iStock
5. Seafood

Seafood bisa menyebabkan keracunan. Apalagi jika dikonsumsi mentah, bisa menyebabkan keracunan yang disebabkan oleh bakteri Listeria dan Salmonella. Salah satu seafood yang banyak terdapat bakteri berbahaya tersebut adalah kerang. Safood juga mengandung vibrio atau vibriosis.

Vibriosis adalah bakteri yang memiliki habitat di alam laut dan bisa menyebabkan infeksi luka yang berbahaya hingga dapat mengancam jiwa. Orang-orang menyebut bakteri tersebut sebagai bakteri pemakan daging, karena menyebabkan daging di sekitar luka menjadi mati. Infeksi mematikan ini masih bisa diminamalisir dengan mencuci tangan setiap kali menyiapkan seafood.

Infeksi vibriosis umumnya terjadi pada mereka yang memiliki alergi terhadap seafood. Untuk itu mereka harus menghindari seafood baik dalam keadaan mentah ataupun setengah matang. Meskipun begitu, infeksi ini juga bisa saja menyerang orang biasa. Untuk itu hindari seafood yang berasal dari daerah yang baru saja mengalami wabah Vibrio Vulnificus. Biasanya terjadi di negara berkembang yang krisis air bersih.

6. Susu dan keju yang tidak dipasteurisasi

Foto: iStock
6. Susu dan keju yang tidak dipasteurisasi

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri. Bakteri berbahaya kerapkali berkembang biak pada susu dan keju yang tidak melalui proses pasteurisasi atau pemanasan tersebut. Bakteria yang biasanya hidup di sana adalah jenis listeria.

Untuk mencegahnya, sebaiknya berhati-hati dalam memilih kedua produk tersebut. Khususnya pada wanita hamil dan orang-orang yang telah mengidap penyakit bawaan makanan sebelumnya. Pilihlah produk susu dan keju yang telah melalui proses pasteurisasi. Pastikan bahwa produk susu yang Anda gunakan adalah berkualitas baik dengan menanyakan langsung kepada penjual.

Karena jika produk susu tersebut disimpan dalam suhu kamar bisa memungkinkan bakteri staph aureus tumbuh dan menyebabkan penyakit bawaan makanan. Produk susu yang baik adalah produk yang disimpan dalam kulkas pada suhu 1,6 sampai 4,4 C.

Baca Juga : Lakukan 5 Langkah Ini Jika Mengalami Keracunan Makanan

Halaman 2 dari 7
(raf/odi)

Hide Ads