Diet rendah karbohidrat merupakan diet yang mengharuskan seseorang untuk mengasup sebanyak 44.8 persen kalori harian bersumber dari karbohidrat. Diet ini disukai banyak orang karena bisa memicu turunnya berat badan.
![]() |
Diet keto sendiri membatasi asupan karbohidrat hingga kurang dari 10 persen dari total kalori harian. Sedangkan diet tinggi karbohidrat justru menyarankan agar konsumsi karbohidrat harian seseorang mencapai lebih dari 52,4 persen jumlah kalori dari karbohidrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam Sesi Ilmiah Tahunan ke-68 di American College of Cardiology menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat justru meningkatkan risiko gangguan irama jantung yang disebut atrial fibrillation (AFib) lapor Daily Meal (8/3).
![]() |
AFib merupakan detak jantung yang tidak teratur hingga menyebabkan pusing dan kelelahan. Menurut American Heart Association, penderita AFib berkepanjangan bisa terserang penyakit pembekuan darah, stroke, gagal jantung, dan penyakit komplikasi lainnya.
Awalnya, para peneliti menganalisis sekitar 14.000 data yang masuk ke dalam tim peneliti National Institutes of Health. Belasan ribu data itu didapat dari tahun 1985 hingga 2016.
Setelah dilakukan pengamatan selama 22 tahun, peneliti menemukan banyaknya penganut diet rendah karbohidrat yang terdiagnosis AFib.
![]() |
Penganut diet rendah kalori memiliki risiko terserang AFid sebesar 18 persen lebih besar dibanding penganut diet karbohidrat moderat. Sedangkan pelaku diet tinggi karbohidrat memiliki risiko sebesar 16 persen terserang Afid.
Dengan adanya fakta itu, American College of Cardiology menyatakan bahwa diet rendah karbohidrat harus dijalankan dengan hati-hati.
Lewat penelitian ini, para ahli juga mengemukakan beberapa penyebab peningkatan risiko terkena AFid. Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa hal itu disebabkan oleh besarnya jumlah lemak jenuh yang dikonsumsi pada pelaku diet rendah karbohidrat. Namun nyatanya, meningkatnya risiko AFib bukan berasal dari protein atau lemak yang dikonsumsi untuk mengganti kalori dari karbohidrat yang diasup pelaku diet.
![]() |
Sebaliknya para peneliti menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh rendahnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Bahan-bahan itu bisa mengurangi peradangan yang sebabkan masalah jantung. Selain itu, banyak orang yang mengganti makanan kaya karbohidrat dengan protein dan lemak. Hal itu justru sebabkan stres oksidatif yang juga berkaitan erat dengan AFib.
Sayangnya, para peneliti belum bisa membuktikan kaitan dari faktor lain yang juga bisa memengaruhi kesehatan jantung. Penelitian ini juga tidak memperhitungkan perubahan pola makan yang terjadi usai penelitian selesai.
Baca juga: Ini Pengakuan Jujur Tentang Diet Keto dari Kourtney Kadarshian (dwa/odi)