Dilansir dari Food Ndtv (19/10) metabolisme tubuh akan bekerja maksimal hanya dalam periode 6 jam saja. Ini berlaku mulai jam 8 pagi hingga 2 siang. Pola makan seperti ini dipercaya bisa menurunkan berat badan dengan cepat.
![]() |
Selama periode makan 6 jam tersebut, orang bisa menyantap apapun sebagai makanan, tidak terbatas porsinya. Namun ketika lewat dari jam 2 siang maka tak boleh ada asupan makanan berat lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diet seperti ini mengubah pola asupan kalori yang dimakan menjadi menjadi jangka waktu makan. Di awal program, mungkin cara seperti ini akan menyulitkan para pelaku diet.
![]() |
Tren pola makan seperti ini mulai populer pada tahun 2016. Tim peneliti dari Pennington Biomedical Research Centre di Lousiana mengklaim jika pola diet ini juga memberikan banyak manfaat. Disamping melunturkan lemak, pola seperti ini juga membuat orang disiplin untuk tidak menyantap banyak makanan.
Sementara di tahun 2017, tim peneliti dari University of Alabama membuktikan pola makan ini termasuk yang paling efektif dalam menurunkan berat badan. Ada 11 peserta pria dan wanita yang diteliti menjalani pola ini selama empat hari. Peserta bahkan dipersilahkan makan menu sarapan dengan porsi yang lebih banyak dari biasanya.
![]() |
Setelah diteliti, para peserta ini mengalami penurunan berat badan. Lemak dalam tubuh berkurang namun otot tetap terjaga.
Tapi para ahli tidak menyarankan untuk mengikuti diet seperti ini dalam jangka waktu panjang. Karena orang pastilah tidak akan kuat menahan nafsu dan keinginan untuk menyantap makanan saat sore atau malam.
Jadi kalau mau menjalani pola makan seperti ini sebaiknya dilakukan secara berselang. Lagipula kondisi dan aktivitas seseorang pasti berbeda, kalau memiliki banyak aktivitas saat malam sebaiknya menghindari pola diet seperti ini. (dvs/odi)